Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Apa Pentingnya Memahami Laporan Keuangan bagi Investor?

Apa Pentingnya Memahami Laporan Keuangan bagi Investor?

17 Mar 2023, 8:11 AM·Waktu baca: 5 menit
Kategori
Apa Pentingnya Memahami Laporan Keuangan bagi Investor?

Laporan keuangan adalah dokumen esensial bagi investor. Lantas, apa saja sih manfaatnya? Yuk, simak di sini!

Apa Itu Laporan Keuangan?

Laporan keuangan adalah dokumen tertulis yang berisikan prestasi dan kinerja keuangan sebuah perusahaan dalam satu periode waktu tertentu. Sehingga, dengan kata lain, laporan keuangan adalah ringkasan mengenai hasil dari jerih payah perusahaan jika ditinjau dari sisi finansial.

Biasanya, perusahaan menyusun laporan keuangan dalam satu rentang periode tertentu, misalnya triwulanan atau tahunan. Selain itu, tidak semua perusahaan berkewajiban membeberkan isi laporan keuangannya ke publik. Namun, emiten yang melantai di bursa saham wajib memberikan keterbukaan informasi mengenai laporan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pemegang sahamnya.

Komponen Laporan Keuangan

Lebih lanjut, laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari tiga komponen yang terdiri dari:

1. Laporan Neraca (Balance Sheet)

Laporan neraca adalah dokumen tertulis yang berisikan posisi aset, kewajiban, dan modal perusahaan. Melalui laporan ini, perusahaan menunjukkan seberapa sehat posisi keuangan mereka berdasarkan besar komposisi modal atau utang-utang yang mereka miliki terhadap aset yang mereka himpun. Hal ini pun sesuai dengan prinsip akuntansi bahwa nilai aset harus setara dengan jumlah kewajiban ditambah modal.

2. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi adalah sebuah laporan tertulis yang menunjukkan posisi laba atau rugi yang dibukukan perusahaan dalam satu periode tertentu.

Di dalam laporan ini, perusahaan biasanya memasukkan komponen pemasukan seperti penjualan dan pendapatan operasi untuk kemudian dikurangi dengan beban-beban yang perlu dibayar perusahaan, seperti beban operasional, beban gaji, atau beban bunga.

Nah, jika nilai bersih atas hasil pengurangan tersebut bernilai positif, maka perusahaan berarti mendulang laba. Namun, perusahaan bisa disebut mengalami rugi jika hasil pengurangan antara pemasukan dan pengeluarannya bernilai negatif.

Lebih lanjut, jika perusahaan mencetak laba bersih, maka mereka bisa memasukkan hal tersebut sebagai tambahan modal yang biasanya dicatat sebagai akun laba ditahan. Namun, perusahaan juga bisa menyisihkan sebagian porsi laba tersebut sebagai dividen kepada pemegang sahamnya.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah dokumentasi tertulis yang mengukur kemampuan sang perusahaan dalam menghasilkan kas dalam satu periode tertentu. Di samping itu, laporan ini juga merinci kelompok-kelompok transaksi yang menambah atau mengurangi posisi kas perusahaan. Dengan kata lain, laporan ini mencerminkan arus keluar-masuk kas perusahaan.

Bagi perusahaan, laporan ini digunakan untuk menakar berapa jumlah yang dimiliki untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya di jangka pendek, belanja modal, dan membayar dividen kepada perusahaan. Adapun arus kas keluar perusaahaan biasanya terdiri dari tiga unsur, yakni arus kas dari kegiatan bisnis, arus kas dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan.

Apa Pentingnya Memahami Laporan Keuangan bagi Investor?

Bagi investor, laporan keuangan adalah hal penting dalam menentukan keputusan investasi. Dengan kata lain, investor pasti akan mempertimbangkan bakal melepas atau menambah kepemilikan sahamnya di satu perusahaan tertentu setelah menyimak laporan keuangannya.

Saking pentingnya laporan keuangan, investor pun bahkan selalu mengantisipasi musim pelaporan keuangan (earnings season) di pasar saham AS. Biasanya, pada masa-masa tersebut, nilai saham satu perusahaan bisa naik atau turun tergantung dengan hasil pelaporan keuangannya. Hal itu membuktikan bahwa investor sangat bereaksi kuat terhadap prestasi keuangan yang dicetak oleh emiten pada satu periode tertentu.

Lantas, apa sih alasannya investor sangat merespons laporan keuangan perusahaan? Yuk, simak alasannya berikut!

1. Memberikan Cerminan Mengenai Kinerja Bisnis Perusahaan

Yang utamanya, laporan keuangan adalah cerminan seberapa kuat kinerja perusahaan sepanjang satu periode tertentu. Dengan kata lain, investor bisa menakar seberapa kencang pertumbuhan utang, profitabilitas, dan kemampuan arus kas perusahaan.

Berlandaskan hal-hal tersebut, investor biasanya akan mengambil keputusan apakah ingin menggenggam saham tersebut atau justru melepasnya. Investor cenderung melepas saham perusahaan yang memiliki kinerja keuangan melempem karena hal itu bisa mempengaruhi pertumbuhan dividen dan harga sahamnya ke depan. Sebaliknya, investor bisa menjadi optimistis terhadap satu saham tertentu jika kinerja keuangan emitennya terlihat cemerlang.

2. Menjadi Pembanding Kinerja Satu Perusahaan dengan Perusahaan Lain

Di samping itu, investor juga memberedeli laporan keuangan sebagai tingkat keberhasilan keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain yang bergerak di sektor yang sama. Perbandingan ini akan sangat bermanfaat bagi investor terutama ketika situasi makroekonomi sedang tidak cerah. Sebab, dari situ, investor bisa melihat perusahaan apakah yang paling mampu "tahan banting" di antara lainnya di tengah situasi sulit.

Dalam membandingkan kinerja keuangan antara satu perusahaan dengan lainnya, investor biasanya menggunakan analisis rasio keuangan. Yakni, analisis atas metrik-metrik keuangan berdasarkan data-data yang disajikan perusahaan di dalam laporan keuangan. Rasio keuangan sendiri terbagi ke dalam beberapa kategori di antaranya adalah rasio profitabilitas, rasio utang, rasio likuiditas, dan rasio efisiensi.

Cara membandingkan satu rasio keuangan milik satu perusahaan dengan perusahaan lain pun cukup mudah.

Sebagai contoh, jika Sobat Cuan ingin mengetahui rasio profitabilitas satu perusahaan, maka kamu bisa menggunakan rasio Return on Equity (ROE). Kemudian, kamu tinggal membandingkan hasilnya dengan perusahaan-perusahaan lain di sektor yang sama. Namun, karena proses membandingkan bisa memakan waktu yang lama, maka kamu bisa menyandingkan hasil ROE satu perusahaan dengan rata-rata nilai ROE sektoralnya.

Jika nilai ROE perusahaan tersebut lebih baik dibanding rata-rata sektoralnya, maka tingkat profitabilitas perusahaan itu juga dianggap lebih mantap ketimbang pesaingnya. Nah, berdasarkan hal itu, kamu bisa menentukan apakah ingin menggenggam saham perusahaan tersebut atau tidak.

3. Menakar Valuasi Saham

Dalam investasi saham, valuasi adalah proses untuk menentukan apakah harga saham milik satu perusahaan mencerminkan nilai intrinsik perusahaan yang sesungguhnya. Nilai intrinsik tersebut bisa diukur melalui prospek bisnisnya di masa depan, kelancaran arus kasnya, dan pertumbuhan profitabilitasnya.

Jika proses terkait analisis itu rampung, maka investor dapat menentukan apakah saham tersebut undervalued atau overvalued. Dalam hal ini, overvalued adalah kondisi ketika harga satu saham dianggap "lebih tinggi" dari nilai sebenarnya. Sebaliknya, undervalued adalah situasi di mana harga satu saham dianggap "lebih rendah" dari nilai intrinsiknya.

Lebih lanjut, investor biasanya membandingkan valuasi satu perusahaan dengan perusahaan lain di sektor sejenis untuk memilih saham yang cenderung lebih murah namun memiliki prospek bisnis yang kira-kira "sebelas-dua belas" dengan perusahaan pesaingnya. Nah, untuk membandingkan valuasi satu perusahaan dengan yang lainnya, Sobat Cuan bisa memanfaatkan rasio berikut!

  1. Menggunakan rasio harga saham terhadap laba per saham (price-to-earnings atau P/E). Rasio P/E yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat dengan relatif cepat menggunakan labanya untuk "menyamai" nilai sesungguhnya dari harga saham tersebut. Kemudian, bandingkan hasilnya dengan perusahaan lain di sektor yang sama.
  2. Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan (price-to-book value atau PBV). Nilai PBV yang rendah berarti perusahaan tersebut memiliki nilai buku aset yang relatif lebih tinggi dibanding neraca keuangannya. Artinya, jika perusahaan tersebut harus melikuidasi asetnya, maka lebih besar kemungkinannya hasil penjualan aset-aset tersebut bisa menyamai nilai perusahaan tersebut.

Kesimpulan

Laporan keuangan bukanlah sekadar dokumen berisikan angka-angka saja. Namun, dari situ, Sobat Cuan bisa menemukan informasi-informasi menarik lainnya yang bisa membantumu dalam keputusan investasi.

Download Pluang di Sini!

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futuresSaham AS, serta ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Referensi: Investopedia, CIMB Niaga

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar