Google AI adalah kecerdasan artifisial besutan Alphabet yang memotori sejumlah produk digital milik Google maupun hasil kerjasama developer.
Google AI, yang sebelumnya dikenal sebagai Google Research adalah machine learning kecerdasan artifisial (AI) yang dikembangkan oleh Google. Selain melakukan rebranding pada produknya, Google AI juga memiliki utilitas yang lebih luas ketimbang Google Assistant.
Induk perusahaannya, yakni Alphabet, telah memulai riset mengenai artificial intelligence (AI) sejak tahun 2016. Misinya ialah membuat aksesibilitas kecerdasan buatan lebih universal dan bermanfaat. Riset tersebut mendalami berbagai ruang lingkup studi AI seperti machine learning, deep learning, neural networks, robotic, computer vision hingga natural language processing (NLP).
CEO Google, Sundar Pichai berpendapat dunia saat ini sudah beralih dari berpaham "mobile first" menjadi"AI first". Google AI merupakan produk hasil kembangan riset tersebut yang bertujuan untuk memfasilitasi peralihan tersebut bagi masyarakat luas, termasuk pengguna, peneliti, kalangan profesional maupun korporasi.
Projek riset berfokus untuk mempromosikan perkembangan fitur-fitur AI dan teknologinya. Nantinya, fitur-fitur tersebut dapat diaplikasikan untuk meningkatkan nilai guna dan utilitas produk-produk google yang sudah ada.
Baca juga: Kini Jadi Saham Ngetop, Yuk Kenalan Dulu dengan Saham Google!
Google membentuk divisi internal tersendiri dalam pengembangan riset dan teknologi AI. Divisi tersebut bernama Google AI. Berikut cara kerjanya:
Google AI melakukan riset internal terkait AI. Tak hanya itu, leading company di bidang teknologi ini juga menginvestasikan dana pada berbagai program penelitian dan pengembangan teknologi AI yang terus berkembang, baik penelitian industri maupun akademis.
Sejalan dengan tujuan pengembangannya, perusahan teknologi ini membagikan hasil riset tersebut pada berbagai platform open source dan mengaplikasikannya pada aplikasi AI maupun produk digital lainnya.
Pada proses pengembangan produknya, mesin kecerdasan ini menggunakan data dan algoritma machine learning untuk mengembangkan sistem AI yang dapat mengenali pola, membuat prediksi hingga menciptakan konten yang orisinil. Berbekal database raksasanya, yang dimotori oleh mesin pencariannya yang fenomenal, Google mengumpulkan rumpun data yang dibutuhkan mesin kecerdasan buatan untuk belajar. Mulai dari data interaksi pengguna, foto dan peta, juga tipe-tipe data lainnya memperkaya basis data AI yang jadi rujukan machine learning canggih ini.
Data-data yang terkumpul akan diproses, dibersihkan dan disiapkan untuk analisis oleh algoritma machine learning. Proses ini juga merupakan sarana belajar bagi algoritma untuk meningkatkan akurasinya.
Alphabet memiliki standar baku yang berlaku pada tiap-tiap algoritma yang digunakannya. Standar tersebut digunakan untuk mengetes algoritma yang sudah melewati proses belajar dari dataset dengan mengetes kerjanya pada data yang baru.
Jika algoritma baru tersebut terbukti lulus ujian, Google akan mengintegrasikannya pada produk-produk Google berbasis AI seperti Google Assistant. Asisten pintar ini diranvcang untuk melakukan pekerjaan sesuai perintah, seperti mengangkat telephone, bercakap dengan bahasa natural terprogram, hingga menyusun jadwal.
Basis data global yang berhasil terhimpun lewat internet membuat perusahaan penyedia layanan mesin pencarian terunggul era ini tersebut berfikir untuk mengelolanya dengan baik. Ibarat pisau bermata dua, Google menyadari bahwa data-data tersebut bisa diorganisir untuk tujuan yang mulia bagi perkembangang teknologi, yakni sebagai basis data AI.
Sebagai timbal baliknya, Google membuka akses yang luas terhadap hasil penelitian dan produk pengembangan basis data tersebut, termasuk untuk meningkatkan utilitas dan kuatilas layanan produk milik perusahaan sendiri.
Tak hanya berkutat pada basis data, Alphabet juga mengembangkan translator yang lebih inklusif. Mesin AI dibalik translator tersebut menjembatani komunikasi antar manusia lintas background, maupun antara manusia dengan mesin.
Baca juga: Tertarik Membeli Saham Google? Ketahui Dulu Risikonya di Sini!
Meski terkesan ambisius dalam mengembangkan kecerdasan artifisial, Google berpegang teguh pada rumusan prinsip yang sudah diadopsi perusahaan teknologi ini sejak tahun 2018. Prinsip tersebut antara lain mempromosikan keselamatan dan penggunaan yang menguntungkan bagi masyarakat dan peradaban. Perusahaan ini juga berjanji untuk menghindari perkembangan yang membahayakan.
Berangkat dari prinsip tersebut, Google berjanji untuk menghindari empat area pengembangan berikut ini:
1. Area yang memiliki risiko material untuk membahayakan manusia.
2. Area dimana implementasi senjata bisa menyebabkan cedera.
3. Area dimana teknologi mengawasi masyarakat melewati batas norma.
4. Area yang berseberangan dengan hak asasi manusia dan hukum internasional.
Perlexity AI merupakan salah satu chatbot yang sudah memanfaatkan hasil riset ini sebagai mesin kecerdasannya. Berikut ini beberapa produk digital lain yang juga menggunakan mesin kecerdasan Google AI.
1. Google Ads dan DoubleClick
2. Google Assistant
3. Google Chrome
4. Google Maps driving mode
5. Google Photos
6. Google Search
7. Google Smart Reply
8. Googkle Translate
9. Waymo
10. Perplexity AI
11. Bard
Baca juga: Memahami LLM, Otak di Balik Canggihnya Teknologi AI
Sejatinya, Google AI adalah divisi riset internal di perusahaan teknologi tersebut yang menawarkan jasa dan produk secara gratis. Sebagian besar produk-produk Google yang beredar saat ini sudah menggunakan hasil riset dari divisi ini.
Pengguna smartphone dapat mengunduh aplikasi google secara gratis dari store aplikasi lewat gawainya masing-masing. Aplikasi tersebut sudah dibekali basis AI berikut fitur-fiturnya, tak terkecuali google photos dan google maps. Kamu dapat menggunakannya dengan mudah hanya berbekal akun gmail personal.
Tak hanya diperuntukkan bagi masyarakat luas, divisi riset ini juga menyediakan layanan bagi profesional dan peneliti yang tertarik untuk bekerjasama lewat website resminya. Para profesional dan pengembang AI bisa menggunakan dataset Google AI untuk membuat produk dan jasanya sendiri.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Techtarget
Bagikan artikel ini