Meta Platforms menyajikan laporan keuangan kuartal I 2023 yang cukup bikin kejutan di kalangan pelaku pasar. Seperti apa isinya? Yuk, simak di sini!
Kuartal I 2023 tampaknya menjadi periode yang manis bagi raksasa media sosial, Meta Platforms. Betapa tidak, perusahaan akhirnya melaporkan pertumbuhan pendapatan di triwulan tersebut setelah hampir setahun lamanya berjibaku dengan pertumbuhan pendapatan tahunan (year-on-year) yang negatif.
Secara lebih detail, Meta membukukan pendapatan US$28,64 miliar di triwulan lalu atau tumbuh 3% dari US$27,91 miliar di periode yang sama 2022. Angka tersebut pun jauh di atas estimasi analis, yakni US$27,65 miliar.
Apabila ditengok secara historisnya, ini merupakan kali pertama Meta merasakan nikmatnya pertumbuhan pendapatan tahunan setelah kuartal I 2022. Asal tahu saja, pada periode tersebut, Meta membukukan pertumbuhan pendapatan 6,64% dibanding kuartal yang sama di 2021.
Pertumbuhan pendapatan Meta rupanya didorong oleh penerimaan iklan yang mencapai US$28,1 miliar di kuartal I 2023, atau tumbuh 4,11% dari US$26,99 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terjadi berkat kenaikan biaya pemasangan iklan sebesar 17% secara tahunan.
Namun, selain alasan-alasan tersebut, Meta menyebut segudang katalis positif lainnya yang ikut mendongkrak pendapatan iklannya.
Pertama, Meta mengatakan bahwa bergeraknya kembali ekonomi China pasca pelonggaran kebijakan pandemi di Januari lalu mendorong dunia usaha untuk belanja iklan di platform media sosial yang dinaungi perusahaan. Kedua, perusahaan sektor hiburan dan media rupanya kembali tergerak untuk mengucurkan belanja iklannya di kuartal lalu.
Ketiga, dan yang paling terpenting, teknologi periklanan baru yang dipasang Meta rupanya mampu menjadi magnet bagi dunia usaha untuk kembali memasang iklan di platform-platform media sosial perusahaan.
Sekadar informasi, Meta baru-baru ini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) agar iklan yang ditampilkan di akun pengguna, khususnya fitur Reels di Instagram, sesuai dengan konten-konten yang kerap mereka tonton. Nah, karena iklan yang mereka pasang menjadi lebih efektif, para pengiklan pun mampu mengefisiensikan biaya pemasangan iklannya sebesar 30% hingga 40% secara kuartalan di triwulan lalu.
Di samping itu, Meta pada tahun lalu juga telah memperkenalkan Advantage+ yakni sebuah fitur yang memungkinkan pemasang iklan untuk menargetkan iklan sesuai dengan target pasarnya.
Efektivitas pemasangan iklan di Meta juga dipengaruhi oleh jumlah pengguna aktif harian (DAU) Facebook yang mencapai 2,03 miliar pengguna di triwulan lalu alias naik 77 juta pengguna dari kuartal I 2022. Hasilnya, distribusi iklan (impression) di seluruh platform milik Meta di kuartal I 2023 pun meningkat 26% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian tersebut diharapkan dapat menggaet lebih banyak pemasang iklan untuk beriklan di media sosial binaan Meta.
Sayangnya, pendapatan perusahaan dari anak usahanya di bidang realitas virtual (VR) dan realtias tertambah (AR), Reality Labs, justru "ibarat langit dan bumi" dengan pendapatan iklannya. Di triwulan lalu, Reality Labs hanya membukukan pendapatan US$339 juta atau jeblok 51,22% dari periode yang sama 2022.
Meski membukukan pendapatan kinclong, Meta rupanya masih gagal dalam mengerek laba bersihnya. Malahan, laba perusahaan terlihat nyungsep di kuartal lalu.
Sepanjang kuartal I 2023, perusahaan mencetak laba bersih US$5,71 miliar atau ambles 24% dari US$7,46 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Untungnya, angka ini masih berada di atas estimasi analis yakni US$5,14 miliar.
Adapun biang keladi pelemahan laba Meta adalah belanja perusahaan sebesar US$21,42 miliar atau membengkak 10% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal itu pun didorong oleh pertumbuhan biaya riset dan pengembangan sebesar 22% secara tahunan. Selain itu, kenaikan beban ini juga disebabkan oleh aksi restrukturisasi perusahaan yang memakan biaya hingga US$1,14 miliar di kuartal lalu.
Tak ketinggalan, rugi yang dicetak Reality Labs masih menjadi momok perusahaan. Pada triwulan lalu, anak usaha perusahaan tersebut membukukan rugi bersih US$3,99 miliar atau naik dari US$2,96 miliar di waktu yang sama setahun sebelumnya.
Baca Juga: Pluang Insight: Menaksir Prestasi Keuangan Meta di Tengah Ancaman TikTok
Meski labanya masih terkapar di kuartal I, Meta rupanya tak lelah untuk terus membenahi profitabilitasnya. Perusahaan berencana untuk mengefisiensikan sejumlah komponen biayanya namun tetap berhasrat untuk menjadi perusahaan teknologi unggul. Seluruh upaya itu pun dijuluki CEO Meta Mark Zuckerberg sebagai "tahun efisiensi" (year of efficiency).
Salah satu dari paket kebijakan tersebut adalah fokus pada pengembangan metaverse namun dengan biaya yang lebih efisien. Di samping itu, perusahaan juga akan merampingkan organisasi dan memutuskan hubungan kerja terhadap 10.000 pegawainya di tahun ini. Aksi pemecatan tersebut diharapkan dapat mengurangi beban Meta meski perusahaan harus merogoh US$1 miliar untuk pesangon di tahun ini saja.
Di samping itu, Zuckerberg juga mengatakan, Meta akan menjadikan lini bisnis pesan singkatnya, utamanya melalui Whatsapp, sebagai pilar yang mampu mendorong pertumbuhan laba Meta di tahun ini.
Selain melalui efisiensi, perbaikan profitabilitas Meta juga akan bersumber dari pertumbuhan basis pengguna media sosial perusahaan. Bahkan, hal ini pun sejatinya sudah terlihat di kuartal I 2023, di mana jumlah pengguna bulanan (MAU) Meta sukses tumbuh 5% secara tahunan meski situasi makroekonomi masih tidak pasti.
Di samping itu, sejumlah analis juga menganggap bahwa platform video pendek Instagram, Reels, bakal menyalip dominasi TikTok di tahun ini. Implikasinya, pemasang iklan pun kemungkinan akan semakin tertarik beriklan di platform tersebut.
Berdasarkan upaya perusahaan dan rangkaian peluang tersebut, analis menganggap bahwa Meta mampu mengerek labanya di kuartal II 2023. Manajemen perusahaan juga optimistis mampu mencetak pertumbuhan di kisaran US$29,5 miliar - US$32 miliar di kuartal II 2023, tumbuh 2%-11% secara tahunan.
Nah, menimbang proyeksi tersebut, analis pun memberikan rating Buy pada saham Meta dengan target harga di US$250,6 di akhir 2023, atau naik 19,7% dari harga penutupan Rabu (26/4). Apalagi, saham Meta saat ini pun cenderung murah, yang tercermin dari valuasinya sebesar 15,8 P/E dalam dua tahun terakhir atau 41% lebih rendah dibanding kompetitornya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta ratusan aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini