Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pasrah keok menutup sesi perdagangan hari ini. Setali tiga uang, pasar kripto pun bernasib sama, meski beberapa koin terlihat melaju ke zona hijau di waktu yang sama. Apa yang sebenarnya terjadi? Simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri dari sesi perdagangan Rabu (23/3) di posisi 6.996,11 poin alias melemah 0,07% dibanding sehari sebelumnya. Sebuah akhir yang cukup ironis mengingat sang indeks domestik sempat menyentuh level 7.022 di tengah sesi perdagangan.
Tekanan aksi jual memang tak dapat dibendung seiring pelaku pasar melakukan aksi ambil untung (profit taking). Maklum, siapa investor yang tak tergiur mendulang cuan pasca IHSG bertengger di puncak.
Lebih malangnya lagi, IHSG terpuruk saat kawan-kawannya di bursa Asia tengah mandi cuan. Tengok saja nilai indeks Nikkei 225 Jepang yang tumbuh 3% hari ini, sementara nilai indeks saham Hang Seng dan Shanghai masing-masing loncat 1,21% dan 0,34% di waktu yang sama.
Sejatinya, pelaku pasar di kawasan Asia sedang tergiur untuk nyemplung di pasar modal meski bank sentral AS The Fed lagi-lagi membunyikan nada hawkish-nya.
Ya, kemarin, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, The Fed bersiap mengerek suku bunga acuan lebih dari 25 basis poin di pertemuan pejabat The Fed, alias rapat FOMC ke depan, untuk "memastikan kestabilan harga-harga".
Presiden The Fed St. Louis James Bullard juga menambahkan bahwa The Fed harus bergerak lebih gesit dan agresif dalam mendongkrak suku bunga acuannya demi melawan inflasi.
Biasanya, rezim suku bunga acuan yang tinggi akan menjadi tulah bagi kinerja pasar modal. Pasalnya, pelaku pasar tentu akan minggat dari pasar berisiko dan beralih ke pasar aset yang lebih aman.
Kendati kinerja pasar modal terlihat lembek, pelaku pasar asing setidaknya masih getol melakukan aksi beli. Hari ini, investor asing tercatat mencatat nilai beli bersih (net foreign buy) di angka Rp789,42 miliar di pasar reguler.
Mereka terpantau paling banyak memborong duo saham bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), masing-masing sebanyak Rp267,3 miliar dan Rp256 miliar pada hari ini. Tak ketinggalan, mereka juga membeli saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebanyak Rp168,6 miliar.
Di sisi lain, mereka paling banyak melepas saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar Rp129,4 miliar. Kemudian, mereka juga melego saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masing-masing Rp61,3 miliar dan Rp60,4 miliar.
Kemudian, saham PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) menjadi jongos pada hari ini setelah nilainya melemah 6,8% dan duduk di puncak top losers pada hari ini. Peristiwa ini terbilang nyelekit mengingat saham CMPP sempat meroket 17,69% pada perdagangan sesi I.
Baca juga: Pluang Pagi: Investor Kian Optimistis, Saham AS & Kripto Tampil Manis!
Setelah melaju di pagi hari, aset kripto nampaknya mulai lelah dan kehabisan energi. Melansir Coinmarketcap pukul 15.56 WIB, tujuh dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat malah tersungkur ke zona merah.
Nilai Bitcoin (BTC) terpuruk 0,58% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$42.279,21 per keping. Kemudian, nilai Ether (ETH) ikutan luluh 1,85% ke US$2.957,35 di waktu yang sama.
Altcoin lainnya pun mengekor BTC dan ETH. Lihat saja nilai XRP yang amblas 2,83% dalam sehari terakhir. Kemudian, nilai Terra (LUNA) dan Avalanche (AVAX) masing-masing luluh 1,31% dan 3,95% di waktu yang sama.
Dari 10 aset kripto utama, hanya Cardano (ADA) dan Solana (SOL) yang berhasil menguat, yakni masing-masing 3,22% dan 0,19% dalam sehari terakhir.
Secara umum, pelemahan beberapa aset kripto hari ini terjadi setelah trader jangka pendek keburu mendulang cuan dari pasar kripto dan mengalahkan aksi kaum bull.
Ya, kubu bull memang kembali terlihat gamang untuk memasuki pasar kripto setelah mereka kembali komentar hawkish Powell. Apalagi, kemarin adalah kali kedua Powell menyuarakan nada agresif sepanjang pekan ini.
Pelaku pasar khawatir bahwa kenaikan suku bunga acuan The Fed yang terlalu agresif bakal memangkas pertumbuhan ekonomi AS. Jika itu terjadi, maka pelaku pasar tentu akan terus menghindari pasar aset berisiko -- termasuk pasar kripto.
"Masalahnya, kini aset kripto sepertinya sudah dianggap sebagai bagian dari aset berisiko ketimbang lindung nilai dari inflasi," jelas Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler seperti dikutip Coindesk.
Apalagi, data terbaru menunjukkan bahwa korelasi indeks S&P 500 dan kinerja aset kripto sudah menyentuh level tertingginya dalam 17 bulan terakhir. Data Arcane Research menunjukkan, korelasi antara BTC dan S&P 500 menyentuh level 0,49% atau level tertinggi sejak Oktober 2020.
Selain itu, sentimen negatif yang menyerang pasar kripto hari ini datang dari Thailand.
Komisi Sekuritas negara tersebut mengatakan akan melarang penggunaan aset kripto sebagai alat pembayaran mulai 1 April mendatang. Langkah itu diambil setelah lembaga tersebut mengkhawatirkan kemungkinan tindak pidana pencucian uang dengan memanfaatkan aset kripto.
Kendati begitu, pasar kripto masih dihujani kabar baik. Salah satunya datang dari Cardano (ADA) yang menunjukkan bahwa nilai ADA yang dikunci (Total Value Locked/TVL) di jaringan tersebut kini menembus US$400 juta.
Selain itu, kabar bahagia juga datang dari Mina (MINA) yang nilainya meningkat 12,54% dalam sehari terakhir. Usut punya usut, moncernya nilai Mina terjadi setelah jaringan tersebut berhasil menggalang dana US$92 juta untuk proyek blockchain Web 3.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Cetak Rekor Baru, Laju Kripto Kian Merdu
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini