Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) boleh tersenyum manis pada akhir pekan ini. Sebaliknya, aset kripto tampaknya harus berduka menjelang akhir pekan yang seharusnya penuh tawa. Apa yang terjadi di kedua pasar tersebut? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri di level 6.726,34 poin pada penutupan perdagangan Jumat (21/1), melejit 1,50% dibanding sehari sebelumnya. Serunya, indeks saham domestik ternyata mampu mencetak rekor penutupan tertingginya sepanjang sejarah!
Banjirnya dana asing ke pasar modal tanah air mendorong lihainya pergerakan IHSG. Sekadar informasi, investor asing mencatat nilai beli bersih (net foreign buy) hampir Rp1 triliun pada hari ini.
Padahal, bursa saham lokal tengah dikepung oleh rentetan sentimen negatif. Salah satunya adalah meningkatnya kekhawatiran investor global terhadap rencana pengetatan kebijakan moneter The Fed, yang seharusnya bikin investor asing ogah membenamkan dana di pasar modal dalam negeri. Namun, kenapa investor asing justru berlaku sebaliknya?
Usut punya usut, pengetatan kebijakan moneter The Fed dan negara maju lain bikin investor asing mengincar negara berkembang, seperti Indonesia, sebagai ladang panen cuan. Apalagi, investor nampaknya juga hepi dengan langkah Bank Indonesia yang bakal mengerek tingkat Giro Wajib Minimum (GWM) 5% di tahun ini demi menangkal dampak buruk pengetatan kebijakan moneter The Fed.
Uniknya lagi, kinerja IHSG hari ini jauh berbeda dibandingkan rekan-rekannya di Asia. Tengok saja indeks Kospi yang luntur 0,99% dan Nikkei 225 yang terkoreksi 0,9% di hari ini. Di kawasan Asia, hanya indeks Hang Seng saja yang bergerak stabil setelah menguat 0,053% ke level 24.965,55.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Kripto & IHSG Naik Panggung Setelah 3 Hari Mendung!
Sampai dengan akhir perdagangan, pelaku pasar asing terpantau mencatat net foreign buy di pasar reguler sebanyak Rp978,23 miliar.
Mereka terlihat memburu saham perbankan berkapitalisasi pasar besar seperti saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masing-masing sebesar Rp147 miliar dan Rp275 miliar. Peristiwa tersebut bikin nilai saham BMRI dan BBCA masing-masing melesat 1,74% dan 2,25% pada perdagangan hari ini.
Saham bank digital milik si "anak singkong" Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga ikutan manggung hari ini. Investor asing terlihat memborong saham BBHI sebanyak Rp18,77 miliar dan bikin harganya terbang 10,41% ke level Rp6.100 per saham.
Gerak lincah BBHI juga diikuti oleh saham emiten perusahaan teknologi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang lompat 6,17% ke level Rp1.980 per saham. Harga saham EMTK terbang setelah mencuat kabar tentang masuknya A5-DB Holdings Limited dan Singtel Alpha Investments Pte Ltd ke Bank Fama. Adapun rencananya, Bank Fama akan masuk dalam ekosistem digital EMTK beriringan dengan Grab.
Di sisi lain, investor asing terlihat paling banyak melego saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) sebanyak Rp34,9 miliar, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) sebanyak Rp31,1 miliar, dan saham PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) sebesar Rp30,5 miliar.
Sayangnya, kondisi pasar aset kripto ibarat bumi dan langit dengan IHSG. Melansir Coinmarketcap pukul 17.36 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat mendekam di zona merah dalam 24 jam terakhir. Bahkan, pelemahannya terbilang cukup parah.
Bitcoin (BTC), misalnya, anjlok 7,27% dalam 24 jam terakhir dan kini bertengger di US$39.066,46 per keping. Kemudian, nilai Ether (ETH) juga ambyar 8,29% ke US$2.881,2 per keping.
Nasib serupa juga dialami geng altcoin "pembunuh Ethereum". Nilai Cardano (ADA), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Avalanche (AVAX) masing-masing longsor 8,62%, 9,71%, 8,39%, dan 9,53%. Altcoin lain seperti Dogecoin (DOGE) dan Binance Coin (BNB) terlihat ngenes setelah nilainya ambruk masing-masing 6,51% dan 8,41%.
Awalnya, pelaku pasar hanya mencermati harga BTC yang terjun bebas setelah dana sebesar US$700 juta terlikuidasi dari pasar BTC. Namun sayangnya, pergerakan altcoin lain ternyata terkait dengan pandangan pelaku pasar terhadap BTC, sehingga nasib apes BTC pun menular ke altcoin lain.
Sejujurnya, anjloknya nilai aset kripto hari ini masih menjadi misteri bagi analis dan pelaku pasar. Memang, penyebabnya adalah aksi jual besar-besaran, namun mereka masih belum tahu persis sentimen yang melandasi hal tersebut.
Melansir Cointelegraph, beberapa analis menunjuk peristiwa makroekonomi, misalnya rencana pengetatan kebijakan moneter The Fed, sebagai motivasi pelaku pasar untuk melancarkan aksi jual tersebut.
Baca juga: Pluang Pagi: Yield AS Bikin Wall Street Nangis, Aset Kripto Masih Miris
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini