Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup semringah pada awal pekan ini. Sayangnya, nasib 180 derajat ditunjukkan oleh pasar aset kripto yang masih betah di zona merah.
Apa yang sebenarnya terjadi di kedua pasar Senin ini? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
Nilai IHSG bertengger di level 6.723,39 poin pada sesi perdagangan Senin (22/11), alias menguat tipis 0,05% dibanding sesi perdagangan kemarin.
Penguatan IHSG hari ini terbilang mengejutkan lantaran sang indeks domestik sempat terjebak di zona merah sebelum putar balik ke teritori positif di akhir sesi perdagangan. Keperkasaan IHSG juga terbilang mencengangkan mengingat banyaknya sergapan sentimen negatif di pasar modal hari ini.
Salah satu kabar negatif datang dari Eropa, di mana kasus COVID-19 melonjak pulihan kali lipat dan memaksa pemerintah setempat mengambil tindakan ekstra. Austria misalnya, pada hari ini mengumumkan lockdown untuk menahan laju penyebaran virus corona. Peristiwa ini menjadikan Austria sebagai negara pertama di Eropa yang melakukan penguncian wilayah.
Pemerintah juga berencana untuk melakukan hal serupa. Pemerintah rencananya akan menaikkan status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh wilayah saat jelang tahun baru dan Natal. Dua peristiwa tersebut bikin pelaku pasar kalang kabut dan membuat laju IHSG sepanjang perdagangan berada di zona merah.
Terakhir, sentimen lain datang dari ancang-ancang investor atas rencana bank sentral Amerika Serikat The Fed yang dikhawatirkan akan mengerek suku bunga acuan Fed Rate akibat inflasi AS yang meradang.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Kembali ‘Sehat’ Tinggalkan Kripto yang Sekarat
Sepanjang perdagangan hari ini, pelaku pasar asing mencatatkan net foreign sell sebesar Rp28 miliar. Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang baru saja listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi korbannya. Saham perusahaan terlihat amblas 4,38% ke level Rp765 per saham dari harga pembukaan di kisaran Rp800 per saham.
Saham MTEL dilego asing sebanyak Rp297 miliar. Selain itu, saham perusahaan telekomunikasi lainnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga mengalami hal yang sama. Pelaku pasar asing dietahui melepas sebanyak Rp95 miliar dan membuat harga sahamnya merosot 2,56% ke level Rp3.800 per saham.
Meskipun begitu, investor asing masih percaya diri untuk masuk ke saham-saham blue chip.
Mulai dari saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kebagian untung dengan pembelian bersih asing sebesar Rp137 miliar hingga emiten kakap lainnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga ikut diborong asing dengan nilai pembelian sebesar Rp49 miliar.
Namun, sayangnya hanya saham BMRI yang bergerak menanjak dengan pertumbuhan sebesar 1,38% ke level Rp7.350 per saham. Saham BBRI sampai akhir perdagangan ditutup stagnan di level Rp4.280 per saham.
Kerasnya aksi pemerintah China dalam memberantas Bitcoin di negaranya rupanya masih menjadi momok bagi pelaku pasar. Koin digital yang masuk daam 10 besar soal kapitalisasi pasar di Coinmarketcap masih berdarah.
Bitcoin (BTC) misalnya, harganya terus melemah ke level US$57.221,40 atau terkoreksi 3,02%. Sementara Ethereum (ETH) juga masih melanjutkan pelemahannya ke lebel US$4.184,45 atau luntyr 3,97%.
Penurunan terdalam dialami oleh Polkadot (DOT) yang ambruk 4,10% ke level US$40,06 dan Dogecoin yang juga luruh 3,22% ke level US$0.222. Cardano (ADA) yang digadang bisa menandingi BTC juga lunglai 4,21% ke level US$1,80
Baca juga: Rangkuman Pasar: BTC Loyo, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini