Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: Ancaman Resesi Bikin Kripto Semakin Pucat Pasi!

Rangkuman Pasar: Ancaman Resesi Bikin Kripto Semakin Pucat Pasi!

19 May 2022, 8:44 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: Ancaman Resesi Bikin Kripto Semakin Pucat Pasi!

Selamat sore, Sobat Cuan! Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengapung meski sempat menyelam ke zona merah di awal sesi perdagangan. Sayang, nasibnya tak diikuti oleh aset kripto. Yuk, simak ulasan lengkapnya di sini!

IHSG

Sentimen Global Meradang, IHSG Masih Sukses Berjuang!

IHSG undur diri dari sesi perdagangan Kamis (19/5) di level 6.823,33 poin alias menguat 0,44% dibanding kemarin. Sang indeks domestik akhirnya sukses melaju meski sempat terkoreksi di sesi pertama perdagangan.

Ya, IHSG sempat tenggelam bahkan menyentuh level 6.620,68 poin akibat terpengaruh sentimen negatif global. Asal tahu saja, trio indeks saham AS amblas berjemaah kemarin setelah pelaku pasar kembali mengkhawatirkan dampak resesi ekonomi AS. Di samping itu, indeks Asia seperti Nikkei225 dan Hang Seng masing-masing jeblos 1,89% dan 2,54% pada hari ini.

Untungnya, IHSG sukses bertahan hingga sesi kedua berkat kinerja apik nilai saham teknologi.

Tengok saja, nilai saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masing-masing tumbuh 19,79% dan 12,9% pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar nampaknya semakin getol mengoleksi saham sektor tersebut setelah menyadari bahwa saham-saham teknologi terlalu lama berada di teritori jenuh jual (oversold) jika dilihat dari aspek teknikalnya.

Di samping itu, pelaku pasar masih rajin menadah saham-saham teknologi setelah PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menduga keanehan (Unusual Market Activity/UMA) dari longsornya saham GOTO beberapa waktu terakhir.

Meski IHSG Gagal Terkoreksi, Aksi Jual Asing Mendominasi

Kendati IHSG masih tahan menginjak pedal gas, namun investor asing memilih untuk angkat kaki dari pasar modal domestik. Sikap itu tercermin dari nilai jual bersih asing (net foreign sell) sebesar Rp293,22 miliar di pasar reguler.

Mereka terpantau paling banyak melego saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp163,1 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga melepas saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masing-masing Rp155,6 miliar dan Rp86,9 miliar.

Di sisi lain, mereka malah getol mengoleksi saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp92,3 miliar. Selain itu, mereka juga mengakumulasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) masing-masing Rp75,8 miliar dan Rp65,3 miliar.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Kripto 'Putar Balik' Kala IHSG Kembali Beranjak Naik

Aset Kripto

Selera Risiko Kian Pudar, Aset Kripto Masih Ambyar!

Sayangnya, kondisi berbeda justru ditunjukkan pasar kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 15.26 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar masih susah bangkit dari zona merah dalam 24 jam terakhir.

Secara umum, sentimen utama di pasar kripto masih sama seperti pagi hari. Yakni, pudarnya selera risiko investor untuk berkubang di pasar aset berisiko. Apalagi kondisi ini tak hanya terjadi di pasar kripto saja namun juga di pasar berisiko lainnya, yakni pasar modal.

Hal ini terjadi setelah pelaku pasar mengkhawatirkan pelemahan ekonomi global ke depan, yang bahkan bisa berujung pada resesi. Kekhawatiran mereka berakar dari hasil laporan keuangan emiten sektor ritel AS dan teknologi China yang di bawah ekspektasi, menimbulkan kecemasan bahwa daya beli masyarakat akan semakin suram di masa depan.

Keroposnya daya beli masyarakat tak terlepas dari inflasi yang terus ngamuk sejak akhir tahun lalu. Pelaku pasar khawatir, bank sentral seantero dunia bakal mengerek suku bunga acuannya dengan agresif demi mengekang inflasi.

Namun, jika itu terjadi, maka pertumbuhan konsumsi dan investasi bisa terhambat. Padahal, keduanya adalah mesin utama pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, pengetatan kebijakan moneter bisa menyeret ekonomi global ke jurang resesi.

Di saat-saat seperti itu, pelaku pasar tentu akan mengalihkan uangnya dari pasar modal ke aset yang lebih aman. Nah, pasar kripto pun ikut menjadi korban dari sikap tersebut akibat kehadiran investor institusi.

"Investor institusi menganggap aset kripto sebagai aset berisiko yang eksotis," jelas CEO Autonomy James Key kepada Coindesk. "Namun, hal ini memberikan dampak buruk bagi pasar kripto. Sebab, mereka akan melepas aset kripto terlebih dulu jika terjadi resesi ekonomi."

Baca juga: Kabar Sepekan: Ekonomi RI Makin Gagah, LUNA Bikin Seantero Kripto Goyah!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar