Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat jalan di tempat pada awal pekan ini. Kondisi serupa juga dialami pasar aset kripto yang terlihat melempem di waktu yang sama. Apa yang terjadi di pasar kali ini? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG pamit dari sesi perdagangan Senin (21/3) di level 6.955,18 alias naik tipis 0,216 poin dibanding penutupan Jumat (18/3). Posisi penutupan tersebut bisa dibilang mendingan setelah sang indeks domestik terjerumus ke zona merah di sesi I perdagangan hari ini.
IHSG memilih untuk kalem di awal pekan setelah pelaku pasar tampaknya masih belum mau terlalu all out di pasar modal domestik.
Dari sisi eksternal, pelaku pasar nampaknya masih mencerna komentar pejabat bank sentral AS The Fed yang silih berganti meminta otoritas moneter AS tersebut untuk ngebut dalam mengerek suku bunga acuannya. Ya, pada akhir pekan lalu, dua pejabat tinggi The Fed, James Bullard dan Christopher Waller, berharap bahwa The Fed bisa bertindak lebih agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya demi memerangi inflasi.
Nah, jika itu terjadi, maka ada kemungkinan investor asing akan keluar dari pasar modal negara berkembang, seperti Indonesia, dan memutuskan pulang kampung. Mereka kemudian bisa saja mengalihkan dana tersebut ke instrumen yang bakal cuan saat rezim suku bunga tinggi, seperti obligasi pemerintah dan instrumen tabungan.
Namun, di saat yang sama, investor juga tidak mau terlampau pesimistis dengan pasar modal domestik. Pasalnya, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terlihat cemerlang. Apalagi, Bank Indonesia masih menerapkan kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi dengan menahan bunga acuan 3,5% pekan lalu.
Kondisi IHSG yang ogah-ogahan pun membuat pelaku pasar tidak betah berkubang di pasar domestik. Hal ini tercermin dari nilai jual bersih asing (net foreign sell) mencapai Rp383,24 miliar di pasar reguler.
Asing terlihat getol mengoleksi saham big cap pada hari ini, misalnya adalah saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp71,1 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp60,4 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga giat mengoleksi saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sebesar Rp52,3 miliar.
Di saat yang sama, asing juga melepas paling banyak saham PT Bank Central Asia sebesar Rp191,4 miliar. Kemudian, mereka juga melego dua saham big cap lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), masing-masing Rp133,6 miliar dan Rp68,6 miliar.
Baca juga: Pluang Pagi: Kripto Masih Rebahan Senin Pagi, Tapi DASH Malah Unjuk Gigi!
Kondisi pasar kripto sore ini justru bisa dibilang agak suam-suam kuku. Melansir Coinmarketcap pukul 16.49 WIB, tujuh dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar parkir di zona hijau sementara sisanya bertengger di zona merah.
Beberapa koin yang sukses melaju ke zona hijau antara lain XRP yang tumbuh 0,2% dalam sehari terakhir. Langkahnya kemudian diikuti oleh Terra (LUNA) yang tumbuh 3,1% dan Cardano (ADA) dan Solana (SOL) masing-masing menanjak 0,15% dan 0,19% di waktu yang sama.
Sementara itu, aset kripto yang masih bernasib apes sore ini adalah Bitcoin (BTC) yang nilainya amblas 1,11% dalam sehari terakhir. Tak ketinggalan, terdapat pula Ether (ETH) yang nilainya melorot 0,5% di waktu yang sama.
Kuat dugaan, suksesnya beberapa aset kripto yang melaju ke zona hijau hari ini didorong oleh pulihnya volume perdagangan dan kembalinya trader jangka panjang yang melancarkan aksi beli. Namun, hal berbeda ternyata tampak di pasar BTC.
Data Santiment menunjukkan, pelaku pasar nampaknya sudah terlalu jenuh dalam mengakumulasi BTC di pasar spot selama akhir pekan lalu. Hal ini terlihat dari melonjaknya nilai funding rates BTC.
Sekadar informasi, funding rates adalah biaya yang diterima atau dibayarkan trader berdasarkan selisih antara harga produk berjangka dengan harga aset sebenarnya. Sehingga, jika nilai funding rates meningkat, maka ada kecenderungan pelaku pasar lebih doyan memanfaatkan kontrak berjangka untuk bermain-main di pasar BTC ketimbang membelinya di pasar spot. Implikasinya, harga BTC pun harus terkoreksi.
Sementara itu, harga ETH terkoreksi setelah pelaku pasar nampaknya tidak begitu getol lagi menggenggam aset kripto tersebut. Hal itu tercermin dari laporan Glassnodes yang menyebut bahwa saldo ETH di platform exchange kini tersisa 21,72 juta keping, alias level terendahnya sejak September 2018 silam.
Kendati pasar kripto terlihat gitu-gitu aja, setidaknya masih ada Dash (DASH) yang nilainya menanjak 10,85% dalam sehari terakhir. Kuat dugaan, hal ini disebabkan oleh antusiasme komunitas kripto terhadap rencana Dash yang bakal meluncur di jaringan ThorChain.
Baca juga: Pasar Sepekan: Market Masih Bertahan Meski di Bawah Bayang The Fed
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini