Aset mata uang kripto, termasuk Bitcoin, digadang-gadang segera mengantikan emas sebagai aset pelindung kekayaan (safe haven) di masa depan. Namun, keberadaan Bitcoin dan kawan-kawannya tidak mungkin akan menggantikan mata uang fiat sebagai nilai tukar.
Prediksi itu dimuat oleh riset terbaru yang dirilis oleh Bank of Singapore. Menurut laporan tersebut, aset mata uang kripto perlahan bisa menggantikan peran emas jika masalah yang kerap menyangkut Bitcoin seperti kepercayaan investor, volatilitas harga, regulasi, dan reputasi.
Jika masalah tersebut mampu diatasi, maka Bitcoin dan mata uang kripto lainnya bisa menjadi pilihan investor yang ingin diversifikasi portofolionya.
“Pertama, investor butuh lembaga yang dipercaya, dan bisa mengawasi perdagangan aset kripto secara aman. Kedua, likuiditas mata uang kripto harus ditingkatkan secara signifikan untuk meredam volatilitas harganya,” jelas kepala ekonom Bank of Singapore Mansoor Mohiudin.
Ia juga menyoroti harga Bitcoin yang bergejolak cukup parah. Dalam setahun terakhir, harga Bitcoin beranjak dari US$4.000 per keping, kemudian menanjak ke posisi US$40.000 di awal tahun ini.
Menurut Mohiudin, hal itulah yang paling akan menyulitkan Bitcoin menjadi aset pelindung kekayaan utama.
“Pergerakan harga Bitcoin sangat tergantung dengan pergerakan harga saham dan risiko aset lainnya, bukan aset safe haven yang benar-benar diburu investor ketika ekonomi sedang melandai,” jelasnya.
“Hal itu terlihat pada Maret 2020 lalu, di mana aset-aset kripto juga ditinggalkan investor karena terjadi kekacauan di pasar saham,” imbuh dia.
Kendati demikian, makin banyaknya investor institusi dan manajer aset yang menggunakan aset kripto sebagai aset safe haven akan meningkatkan likuiditas dan melandaikan volatilitas harganya. Sehingga nantinya, pergerakan harga Bitcoin dan kawan-kawannya akan ditentukan dari sisi fundamental, bukan sekadar spekulasi belaka.
Baca juga: Harga Bitcoin Diramal Naik ke Rp700 Juta Minimal Tiga Tahun Lagi
Bitcoin dan aset kripto lain boleh jadi tengah naik daun di kalangan investor muda. Sebab, aset-aset tersebut sangat mudah disimpan di dompet digital. Tidak seperti logam mulia yang perlu disimpan di tempat yang aman dan tidak likuid.
Namun, Bitcoin dan sesamanya sangat mudah untuk dicuri. Terdapat pula risiko terkait reputasi, di mana aset kripto kerap digunakan oleh kriminal dan pencuci uang untuk melancarkan aksi-aksi jahat mereka.
Kelemahan lainnya, imbuh Mohiudin, adalah mekanisme suplai dan permintaan aset kripto. Sebab, munculnya produk-produk aset kripto lain di masa depan bisa menurunkan nilai aset kripto yang beredar saat ini.
Sementara itu, nilai logam mulia masih bisa lebih stabil lantaran suplainya yang terbatas. “Karena harganya mudah bergejolak, maka aset kripto tak cocok dgunakan sebagai nilai tukar dan mengakomodasi kegiatan ekonomi sehari-hari,” jelas dia.
Baca juga: Perdagangan Bitcoin Jadi Aksi Jual-Beli Aset Paling Ramai di AS Bulan Ini
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: The National News
Bagikan artikel ini