FOMC adalah momen yang selalu ditunggu investor. Ketahui lebih dalam mengenai FOMC di sini!
FOMC adalah akronim dari Federal Open Market Committee. Yakni, rapat yang digelar oleh petinggi bank sentral Amerika Serikat, The Fed. Rapat ini diikuti oleh 12 pejabat elit The Fed, di antaranya tujuh dewan gubernur The Fed, presiden Federal Reserve Bank of New York, dan empat dari 11 presiden Federal Reseve Bank negara bagian secara bergilir.
Para pejabat The Fed melakukan rapat FOMC rutin sebanyak delapan kali setahun. Tujuan mereka melakukan rapat FOMC adalah demi menentukan arah kebijakan moneter Amerika Serikat. Tapi, bisa saja para pejabat teras ini mengadakan FOMC tambahan di luar pertemuan rutin yang telah diagendakan.
Sekadar informasi, The Fed merupakan otoritas moneter yang mengendalikan tiga alat kebijakan moneter, yakni operasi pasar terbuka, tingkat diskonto, dan rasio cadangan wajib.
Kebijakan tingkat diskonto dan rasio cadangan wajib adalah tanggung jawab Dewan Gubernur The Fed. Sementara itu, FOMC bertanggung jawab atas kebijakan terkait operasi pasar terbuka.
Baca Juga: Tapering
Rapat FOMC adalah rapat yang tertutup bagi publik. Sehingga, pembahasan pertemuan itu kerap menjadi bahan spekulasi oleh analis Wall Street. Utamanya, kemungkinan apakah The Fed akan mengetatkan atau melonggarkan suplai Dolar AS melalui mekanisme suku bunga acuan.
Sepanjang pertemuan tersebut, masing-masing pejabat The Fed akan berdiskusi tentang kondisi pasar finansial global dan domestik. Kemudian, masing-masing pejabat The Fed akan memberikan pandangan ekonominya dan berbincang mengenai kebijakan moneter yang tepat bagi AS saat ini.
Setelahnya, beberapa peserta rapat FOMC akan memungut suara terkait kebijakan moneter yang dianggap cocok dengan kondisi ekonomi AS saat itu.
Meski rapat FOMC adalah rapat tertutup, namun publik tetap dapat memeriksa isi rapat tersebut. Biasanya, The Fed akan merilis risalah rapat FOMC (minutes of meeting) beberapa pekan setelah rapat tersebut berlangsung.
Baca Juga: Quantitative Easing
Secara fungsi, tugas utama FOMC adalah menentukan operasi pasar terbuka (Open Market Operation/OMO), yakni pembelian dan penjualan sekuritas di pasar terbuka yang dilakukan oleh The Fed. Instrumen ini merupakan perangkat moneter utama yang digunakan The Fed dalam menerapkan kebijakan moneter.
Namun, hasil kebijakan penting yang ditunggu-tunggu dari rapat FOMC adalah perubahan tingkat suku bunga acuan The Fed, alias Fed Fund Rate.
Fed Fund Rate sendiri adalah tingkat suku bunga antar bank yang menjadi tolok ukur biaya dana. Mekanismenya, suku bunga ini berlaku bagi dana cadangan yang ditempatkan di The Fed yang ingin dipinjamkan kepada lembaga keuangan lain dalam pasar overnight.
Perubahan Fed Fund Rate bisa berdampak signifikan ke seluruh aspek pada perekonomian. Pasalnya, ia bisa memicu pergantian suku bunga jangka pendek, nilai tukar mata uang, suku bunga jangka panjang, hingga jumlah uang beredar. Nantinya, seluruh perubahan tersebut akan tercermin ke variabel-variabel ekonomi umum seperti data ketenagakerjaan dan harga-harga barang dan jasa.
Oleh karenanya, Fed Fund Rate menjadi indikator bunga acuan yang amat berpengaruh pada perekonomian AS, berikut negara-negara yang menggunakan Dolar AS sebagai cadangan devisanya dan mata uang transaksi internasionalnya.
Perubahan Fed Fund Rate akan berdampak pada ekonomi global dan menjadi penentu tingkat kemudahan dan biaya saat meminjam dana dari bank.
Saat FOMC melonggarkan kebijakan moneter dan menurunkan tingkat Fed Fund Rate, pelaku ekonomi merasakan kemudahan untuk memperoleh dana secara murah. Sehingga mereka dapat mempergunakan dana tersebut untuk konsumsi, berinvestasi, maupun berbisnis. Hal itu pun akan menstimulasi ekonomi AS untuk terus bertumbuh.
Tak hanya AS semata, negara berkembang pun turut merasakan dampak kebanjiran arus investasi yang membuat perekonomiannya tumbuh subur. Sebagai konsekuensinya, pertumbuhan ekonomi yang masif akan membuat tingkat inflasi ikut terungkit. Nantinya, The Fed harus menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan tingkat inflasi agar keduanya berada di ekuilibrium yang tepat.
Sebagai contoh, The Fed sempat melakukan pelonggaran moneter besar-besaran di awal pandemi COVID-19 sebagai langkah penyelamatan ekonomi AS. Namun konsekuensinya. kebijakan itu menopang kenaikan inflasi. Bahkan, ditambah dengan faktor eksternal lainnya, inflasi AS pada 2022 bertengger di 8%, jauh dari target semula 2%.
Akibatnya, The Fed pun terpaksa mengetatkan kebijakan moneternya dengan mengerek suku bunga acuannya dengan agresif sepanjang 2022. Sayang, langkah tersebut membuat nilai Dolar AS kian menguat, sehingga nilai tukar mata uang negara lain tumbang. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan kencang juga melemahkan pertumbuhan konsumsi dan investasi, sehingga bisa membuka gerbang resesi bagi ekonomi AS.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini