Discounted Cash Flow adalah salah satu metode valuasi kelayakan investasi yang kerap jadi andalan. Namun, bagaimana cara menghitungnya?
Discounted Cash Flow (DCF) adalah metode valuasi untuk mengestimasi nilai sebuah investasi berdasarkan estimasi arus kas di masa depan. Melalui metode ini, investor dapat mengetahui nilai saat ini (present value) dari perkembangan investasinya di masa depan.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai uang tunai saat ini lebih berharga daripada nilai uang tunai di masa mendatang. Sehingga, jika nilai present value arus kas di masa depan tidak terlihat menjanjikan, maka ia sebaiknya memilih opsi investasi yang lain.
Di samping itu, metode ini juga dapat membantu investor untuk memproyeksikan keuntungannya di masa depan jika ia ingin mengakuisisi sebuah perusahaan. Tak ketinggalan, metode DCF juga dapat membantu pemilik bisnis dan manajemen dalam membuat budgeting dan mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi pengeluaran perusahaan.
Baca Juga: Compound Interest
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, metode DCF menggunakan konsep nilai waktu uang antara nilai investasi saat ini dan estimasi arus kas di masa depan.
Secara lebih rinci, konsep itu pun kemudian dijabarkan lebih jauh oleh ekonom SC Myers dalam bukunya "The Capital Structure Puzzle" (1984), yang menyebut bahwa kalkulasi DCF harus memenuhi beberapa parameter seperti berikut:
Kemudian, konsep tersebut pun diturunkan ke dalam langkah-langkah menghitung DCF seperti berikut:
Setelah mendapatkan angka-angka di atas, maka Discounted Cash Flow bisa dihitung menggunakan rumus berikut:
DCF = CF1 / (1 + r)^1 + CF2 / (1 + r)^2 + ... + CFn / (1 + r)^n
Keterangan:
DCF: Nilai Discounted Cash Flow
CF1, CF2, ..., CFn: Aliran kas pada periode waktu 1, 2, ..., n
r: Tingkat diskonto atau tingkat pengembalian yang diharapkan
Sebagai contoh, anggap saja Sobat Cuan sedang mengevaluasi investasi ke perusahaan PT Suka Kaya dengan aliran kas yang diharapkan sebagai berikut:
Adapun tingkat diskontonya adalah sebesar 10%.
Nah, berdasarkan data-data tersebut, maka nilai DCF tersebut adalah:
DCF = Rp 50.000.000 / (1 + 0,10)^1 + Rp75.000.000 / (1 + 0,10)^2 + Rp100.000.000 / (1 + 0,10)^3
DCF = Rp 45.454.545 + Rp 61.983.471 + Rp 74.380.165
DCF = Rp 181.818.182
Dalam contoh ini, nilai DCF dari aliran kas tersebut adalah Rp181.818.182. Hal ini menunjukkan nilai present value di masa depan dengan asumsi yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Layaknya metode analisis keuangan yang lain, DCF memiliki kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan kalkulasi metode ini adalah:
DCF memperhitungkan nilai waktu uang dan risiko investasi, sehingga memberikan penilaian yang lebih akurat tentang nilai intrinsik suatu investasi.
DCF membantu investor dalam membandingkan nilai intrinsik investasi dengan harga pasar saat ini. Jika nilai DCF lebih tinggi dari harga pasar, maka investasi tersebut dapat dianggap menguntungkan.
DCF membantu investor dalam mengevaluasi kelayakan suatu proyek atau investasi dengan memperhitungkan arus kas masa depan yang diharapkan.
DCF memungkinkan investor untuk melakukan analisis sensitivitas dengan mengubah variabel-variabel seperti aliran kas, tingkat diskonto, atau periode waktu. Hal ini membantu memahami dampak perubahan variabel terhadap nilai investasi.
Baca Juga: Free Cash Flow
DCF bergantung pada proyeksi aliran kas masa depan. Namun, mengestimasi aliran kas yang akurat dan dapat diandalkan pasti akan sangat sulit. Apalagi jika proyeksi melibatkan faktor-faktor yang tidak pasti, seperti persaingan pasar, perubahan regulasi, atau perubahan tren industri.
Ketidakpastian dalam proyeksi tersebut berisiko menghasilkan penilaian yang tidak akurat.
Tingkat diskonto yang digunakan dalam DCF memiliki dampak signifikan terhadap nilainya sendiri.
Perubahan tingkat diskonto dapat mengubah nilai DCF secara signifikan. Namun, menentukan tingkat diskonto yang tepat bisa subjektif dan sulit karena melibatkan asumsi tentang tingkat pengembalian yang diharapkan.
Metode Discounted Cash Flow mengabaikan faktor nilai pasar saat menilai suatu investasi. Harga pasar saham atau aset dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti sentimen pasar, persepsi investor, dan faktor non-keuangan.
DCF tidak mempertimbangkan faktor-faktor ini, sehingga nilai DCF dapat berbeda dari harga pasar yang sebenarnya.
DCF berasumsi bahwa aliran kas yang diestimasi akan tetap konsisten dan tidak berubah seiring waktu. Namun, dalam kenyataannya, situasi bisnis dan pasar dapat berubah secara dinamis.
DCF tidak secara langsung memperhitungkan perubahan kondisi pasar atau bisnis yang dapat mempengaruhi aliran kas masa depan.
DCF cenderung fokus pada aspek keuangan investasi dan tidak mempertimbangkan nilai brand, reputasi perusahaan, atau faktor non-keuangan lainnya yang dapat mempengaruhi nilai investasi.
Hal ini dapat menyebabkan penilaian yang tidak lengkap atau tidak akurat.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia
Bagikan artikel ini