Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Discounted Cash Flow
shareIcon

Discounted Cash Flow

0  dilihat·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Discounted Cash Flow

Discounted Cash Flow adalah salah satu metode valuasi kelayakan investasi yang kerap jadi andalan. Namun, bagaimana cara menghitungnya?

Apa Itu Discounted Cash Flow?

Discounted Cash Flow (DCF) adalah metode valuasi untuk mengestimasi nilai sebuah investasi berdasarkan estimasi arus kas di masa depan. Melalui metode ini, investor dapat mengetahui nilai saat ini (present value) dari perkembangan investasinya di masa depan.

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai uang tunai saat ini lebih berharga daripada nilai uang tunai di masa mendatang. Sehingga, jika nilai present value arus kas di masa depan tidak terlihat menjanjikan, maka ia sebaiknya memilih opsi investasi yang lain.

Di samping itu, metode ini juga dapat membantu investor untuk memproyeksikan keuntungannya di masa depan jika ia ingin mengakuisisi sebuah perusahaan. Tak ketinggalan, metode DCF juga dapat membantu pemilik bisnis dan manajemen dalam membuat budgeting dan mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi pengeluaran perusahaan.

Baca Juga: Compound Interest

Cara Menghitung Discounted Cash Flow

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, metode DCF menggunakan konsep nilai waktu uang antara nilai investasi saat ini dan estimasi arus kas di masa depan.

Secara lebih rinci, konsep itu pun kemudian dijabarkan lebih jauh oleh ekonom SC Myers dalam bukunya "The Capital Structure Puzzle" (1984), yang menyebut bahwa kalkulasi DCF harus memenuhi beberapa parameter seperti berikut:

  1. Aliran kas masa depan sebuah proyek;
  2. Tingkat diskonto risiko yang telah disesuaikan;
  3. Dampak proyek terhadap arus kas yang dihasilkan dari aset lain; dan
  4. Dampak proyek terhadap kesempatan investasi di masa depan.

Kemudian, konsep tersebut pun diturunkan ke dalam langkah-langkah menghitung DCF seperti berikut:

  1. Idenfitikasi aliran kas masa depan: Investor perlu memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari investasi dalam beberapa periode waktu ke depan.
  2. Tentukan tingkat diskonto: Investor harus memilih tingkat diskonto yang sesuai dengan risiko dan waktu investasi.
  3. Hitunglah nilai present value aliran kas sekarang: Estimasi aliran kas dikurangi dengan tingkat diskonto untuk setiap periode waktu, dan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai sekarang (present value) dari aliran kas tersebut.

Setelah mendapatkan angka-angka di atas, maka Discounted Cash Flow bisa dihitung menggunakan rumus berikut:

Rumus Discounted Cash Flow

DCF = CF1 / (1 + r)^1 + CF2 / (1 + r)^2 + ... + CFn / (1 + r)^n

Keterangan:

DCF: Nilai Discounted Cash Flow

CF1, CF2, ..., CFn: Aliran kas pada periode waktu 1, 2, ..., n

r: Tingkat diskonto atau tingkat pengembalian yang diharapkan

Contoh Penghitungan Discounted Cash Flow

Sebagai contoh, anggap saja Sobat Cuan sedang mengevaluasi investasi ke perusahaan PT Suka Kaya dengan aliran kas yang diharapkan sebagai berikut:

  1. Tahun 1: Rp50.000.000
  2. Tahun 2: Rp75.000.000
  3. Tahun 3: Rp100.000.000

Adapun tingkat diskontonya adalah sebesar 10%.

Nah, berdasarkan data-data tersebut, maka nilai DCF tersebut adalah:

DCF = Rp 50.000.000 / (1 + 0,10)^1 + Rp75.000.000 / (1 + 0,10)^2 + Rp100.000.000 / (1 + 0,10)^3

DCF = Rp 45.454.545 + Rp 61.983.471 + Rp 74.380.165

DCF = Rp 181.818.182

Dalam contoh ini, nilai DCF dari aliran kas tersebut adalah Rp181.818.182. Hal ini menunjukkan nilai present value di masa depan dengan asumsi yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Kelebihan Discounted Cash Flow

Layaknya metode analisis keuangan yang lain, DCF memiliki kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan kalkulasi metode ini adalah:

1. Penilaian yang Lebih Akurat

DCF memperhitungkan nilai waktu uang dan risiko investasi, sehingga memberikan penilaian yang lebih akurat tentang nilai intrinsik suatu investasi.

2. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

DCF membantu investor dalam membandingkan nilai intrinsik investasi dengan harga pasar saat ini. Jika nilai DCF lebih tinggi dari harga pasar, maka investasi tersebut dapat dianggap menguntungkan.

3. Evaluasi Kelayakan Investasi

DCF membantu investor dalam mengevaluasi kelayakan suatu proyek atau investasi dengan memperhitungkan arus kas masa depan yang diharapkan.

4. Analisis Sensitivitas

DCF memungkinkan investor untuk melakukan analisis sensitivitas dengan mengubah variabel-variabel seperti aliran kas, tingkat diskonto, atau periode waktu. Hal ini membantu memahami dampak perubahan variabel terhadap nilai investasi.

Baca Juga: Free Cash Flow

Kekurangan Discounted Cash Flow

1. Hanya Berdasarkan Asumsi dan Proyeksi

DCF bergantung pada proyeksi aliran kas masa depan. Namun, mengestimasi aliran kas yang akurat dan dapat diandalkan pasti akan sangat sulit. Apalagi jika proyeksi melibatkan faktor-faktor yang tidak pasti, seperti persaingan pasar, perubahan regulasi, atau perubahan tren industri.

Ketidakpastian dalam proyeksi tersebut berisiko menghasilkan penilaian yang tidak akurat.

2. Sensitif terhadap Tingkat Diskonto

Tingkat diskonto yang digunakan dalam DCF memiliki dampak signifikan terhadap nilainya sendiri.

Perubahan tingkat diskonto dapat mengubah nilai DCF secara signifikan. Namun, menentukan tingkat diskonto yang tepat bisa subjektif dan sulit karena melibatkan asumsi tentang tingkat pengembalian yang diharapkan.

3. Tidak Memperhitungkan Nilai Pasar

Metode Discounted Cash Flow mengabaikan faktor nilai pasar saat menilai suatu investasi. Harga pasar saham atau aset dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti sentimen pasar, persepsi investor, dan faktor non-keuangan.

DCF tidak mempertimbangkan faktor-faktor ini, sehingga nilai DCF dapat berbeda dari harga pasar yang sebenarnya.

4. Tidak Mengakomodasi Perubahan

DCF berasumsi bahwa aliran kas yang diestimasi akan tetap konsisten dan tidak berubah seiring waktu. Namun, dalam kenyataannya, situasi bisnis dan pasar dapat berubah secara dinamis.

DCF tidak secara langsung memperhitungkan perubahan kondisi pasar atau bisnis yang dapat mempengaruhi aliran kas masa depan.

5. Tidak Memperhitungkan Nilai Brand atau Faktor Non-Keuangan

DCF cenderung fokus pada aspek keuangan investasi dan tidak mempertimbangkan nilai brand, reputasi perusahaan, atau faktor non-keuangan lainnya yang dapat mempengaruhi nilai investasi.

Hal ini dapat menyebabkan penilaian yang tidak lengkap atau tidak akurat.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Tokenomics

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1