Selama ini, reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal. Nah, mereka yang keinginan untuk berinvestasi tapi punya waktu dan pengetahuan terbatas umumnya memilih jenis investasi ini.
Hal ini sesuai dengan pasal 1 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal bahwa reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal demi diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Hanya saja, jenis reksadana cukup beragam di luar sana.
Investor bermodal besar kadang bisa menempatkan dananya di instrumen reksadana yang mereka mau. Namun, bagi investor kecil dan mereka yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka, memilih jenis reksadana yang cocok bisa bikin kepala mumet!
Makanya, yuk kenali jenis-jenis reksadana. Kira-kira jenis reksadana apa sih yang cocok buat kamu?
Baca juga: Apa Itu Reksadana Indeks (Index Fund)?
Tapi sebelum melangkah ke sana, ada baiknya kamu juga mengetahui tentang keuntungan dan risiko berinvestasi di reksadana.
Terdapat tiga jenis risiko yang umum terkait reksadana. Yang pertama, nilai penyertaan unit aset reksadana punya risiko untuk menurun. Hal ini dipengaruhi oleh pergerakan harga aset underlying reksadana, seperti harga saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Risiko kedua adalah risiko likuiditas, di mana kamu harus siap secara mental menghadapi kesulitan yang mungkin timbul dalam melakukan pencairan (redemption) aset penyertaan reksadana.
Risiko ketiga adalah risiko yang paling buruk, yakni wanprestasi. Ini bisa terjadi jika perusahaan asuransi tidak segera membayar ganti rugi atau membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan.
Pada umumnya, portofolio dan risiko reksadana investor akan dikelola oleh manajer investasi profesional. Sehingga, investor tidak perlu repot memantau kinerja investasinya antar waktu.
Baca juga: Atur Risiko Investasi Melalui Reksadana, Ini 5 Hal Dasar yang Wajib Kamu Pahami!
Setelah mengenal jenis risiko reksadana, kalian bisa memilih jenis-jenis investasi di bawah ini. Pastikan, kalian memilih reksadana sesuai selera dan profil risiko masing-masing ya!
Jenis reksadana ini menempatkan 100% pada instrumen pasar uang dan/atau efek bersifat utang dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana ini menempatkan minimal 80% pada efek bersifat utang seperti obligasi atau surat utang. Jenis ini cocok untuk investasi jangka pendek dengan waktu antara 1-3 tahun.
3. Reksadana Saham (Equity Funds)
Jenis reksadana ini menempatkan minimal 80% pada efek saham. Reksadana ini cocok untuk investasi jangka panjang dengan waktu lima tahun atau lebih.
4. Reksadana Campuran (Discretionary Funds)
Pada jenis ini, manajer investasi menempatkan maksimal 79% pada efek saham, obligasi, dan instrumen pasar uang seperti deposito. Investasi jenis ini cocok untuk jangka menengah antara 3-5 tahun.
Baca juga: Investasi Akhir Tahun Baiknya Pilih Emas, Saham, atau Reksadana?
Selain reksadana yang langsung menempatkan investasi pada surat berharga, ada pula jenis reksadana yang diracik dengan struktur tertentu, di antaranya:
1. Reksadana Terproteksi (Capital Protected Fund)
Jenis reksadana ini adalah yang berusaha memproteksi nilai investasi awal investasi investor. Mekanisme proteksi umumnya dilakukan dengan membeli instrumen surat utang (obligasi) dan memegangnya hingga jatuh tempo (buy and hold). Karenanya, kecuali obligasi yang bersangkutan mengalami gagal bayar, maka nilai investasi awal akan terjaga seutuhnya.
2. Reksadana dengan Penjaminan (Capital Guaranteed Fund)
Ini adalah reksadana yang menggaransi nilai investasi awal investor. Mekanisme garansi dilakukan dengan melakukan perjanjian dengan guarantor. Pada umumnya, yang bertindak sebagai guarantor adalah perusahaan asuransi.
3. Reksadana Indeks (Index Fund)
Jenis reksadana ini memiliki portofolio investasi yang pada indeks tertentu. Indeks yang dijadikan acuan bisa berupa indeks saham ataupun indeks obligasi.
Perbedaan antara reksadana indeks dengan reksadana konvensional adalah reksadana indeks mengambil strategi investasi pasif dengan menghasilkan tingkat pengembalian yang setara dengan pengembalian indeks yang ditirunya. Sementara itu, reksadana konvensional mencoba mengalahkan indeks yang menjadi acuan dengan menerapkan strategi investasi aktif.
Dari ketiga macam structured fund tersebut, hanya Reksadana Indeks yang bisa ditawarkan terus-menerus seperti layaknya jenis reksadana konvensional. Sementara itu, dua jenis lainnya memiliki penawaran yang terbatas.
Baca juga: Tujuh Tips Keuangan untuk Milenial
Selain menempatkan dana investasi pada paper asset, reksadana juga ditempatkan pada sektor riil dan infrastruktur ini. Namun, investasi ini kadang dilakukan bagi mereka-mereka yang tergolong investor kelas kakap!
Jenis reksadana ini menghimpun dana dari investor profesional dan selanjutnya diinvestasikan pada portofolio efek.
Dalam hal ini, portofolio efek yang dimaksud tidak terbatas pada instrumen pasar modal. Ini bisa juga berupa pembiayaan terhadap sektor riil dan infrastruktur. Sedangkan yang dimaksud investor profesional adalah investor dengan kemampuan menganalisis risiko reksadana dan mampu investasi minimum sebesar Rp1 miliar
Biasanya, jumlah investor di reksadana ini dibatasi paling banyak 50 pihak. Penilaian terhadap harga pasar dari aset yang bersangkutan pun tidak menggunakan nilai pasar wajar seperti reksadana konvensional. Sementara itu, penilaian Nilai Aktiva Bersih (NAB) umumnya dilakukan tiga bulan sekali.
2. Dana Investasi Real Estat (DIRE)
Di luar negeri, produk ini dikenal sebagai Real Estate Investment Trust (REIT). DIRE merupakan himpunan dana investor yang diinvestasikan pada aset real estat. Jadi, manajer investasi pengelola reksadana ini dapat membeli properti seperti bangunan, gedung, tanah, atau saham dan obligasi perusahaan terbuka yang berkaitan dengan properti.
Adapun, perhitungan NAB bersih jenis reksadana ini dilakukan oleh pihak penilai.
3. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)
Jenis reksadana ini dikenal pula sebagai Asset-Backed Securities. Reksadana ini berbasis aset keuangan, seperti tagihan kredit kepemilikan rumah, tagihan kartu kredit, surat berharga komersial, tagihan kredit kepemilikan kendaraan bermotor, dan lainnya.
KIK-EBA dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perbankan, sehingga perbankan tidak hanya mengandalkan dana simpanan nasabahnya saja.
Baca juga: Hadapi IHSG yang Melemah, Ini 4 Pilihan Reksadana Terbaik
Selain dibagi berdasarkan kebijakan investasi, jenis reksadana juga dibagi ke dua kelompok besar, yaitu reksadana konvensional dan reksadana syariah.
Reksadana syariah adalah reksadana yang dikelola dengan prinsip syariah. Contoh penerapannya dalam pengelolaan reksadana antara lain: investasi masuk dalam Daftar Efek Syariah, ada prinsip cleansing yakni kegiatan menyumbangkan porsi pendapatan untuk kegiatan amal, dan adanya Dewan Pengawas Syariah.
Ada pula jenis reksadana yang dapat diperjualbelikan seperti saham, yakni Exchange Traded Fund (ETF).
Jenis ini merupakan pengembangan dari jenis Reksadana Indeks. ETF berbentuk kontrak kolektif dan unit penyertaannya dicatat sekaligus diperdagangkan di bursa. Portofolio ETF adalah saham-saham yang menjadi anggota pada sebuah indeks. Jika seorang investor membeli EDF misalnya LQ45, ia memiliki 45 saham yang termasuk dalam daftar indeks tersebut.
Lantaran likuiditas menjadi salah satu kendala produk ETF, maka dalam ETF dikenal satu pihak yang disebut dealer partisipan. Ia adalah Anggota Bursa Efek yang menandatangani perjanjian dengan Manajer Investasi penerbit ETF untuk menjadi market maker, yakni pihak yang membeli atau menjual ETF pada harga yang telah ditentukan sehingga menjadikan instrumen tersebut mudah diperdagangkan (likuid).
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bahana Link, Reksadana Community
Bagikan artikel ini