Memahami arti inflasi dan bagaimana cara mengatasi inflasi tentu adalah poin penting mengelola finansial. Jika imbal hasil investasi kita sebesar 7% dan tingkat inflasi tahunan 4%, keuntungan “bersih” kita hanyalah sebesar 3%. Tapi, itu masih jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.
Sebagai investor pemula, tentu penting bagimu untuk memahami inflasi. Bagaimana laju inflasi akan mempengaruhi nilai portofolio? Apa yang dapat kita lakukan untuk melindungi dana kita dari tingkat inflasi yang tinggi?
Inflasi merupakan proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus terkait dengan mekanisme pasar. Penyebabnya bisa berbagai faktor.
Di antaranya adalah faktor konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi, hingga ketidaklancaran distribusi barang.
Ketahui trik-trik berikut ini untuk berinvestasi sembari masih memikirkan laju inflasi tahunan.
Baca juga: Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Hidup Bahagia? Ini Kata Pakar
Tentu kita telah paham makna inflasi berdasarkan konsep ekonomi murni. Akan tetapi, sebagai investor, kita perlu menempatkannya dalam kacamata pelaku praktis/terapan.
Lihatlah inflasi dari perspektif pemilik portofolio. Portofolio aset apa saja yang sudah kamu miliki? Emas, saham, reksadana, obligasi?
Dengan lensa seorang praktisi, arti inflasi tentu akan berbeda. Dengan lensa seorang investor, kamu akan melihat bagaimana inflasi mengacu pada unit mata uang yang teredpresiasi nilainya.
Karena itu, strategi pintar untuk mengelola diversifikasi portofolio adalah memastikan kamu menaruh aset yang aman pada unit mata uang atau yang nantinya ditukar dengan unit mata uang yang akan menguntungkan bagimu.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi. Dua cara yang paling sering digunakan adalah consumer price index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK) dan GDP Deflator alias Deflator PDB.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yakni inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi.
Masing-masing kategori dijelaskan sbb: arti inflasi masing-masing yakni ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun. Sementara, inflasi sedang antara 10-30% setahun; berat antara 30-100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga di atas 100% setahun.
Penyebabnya ada dua hal, yakni tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/alat tukar) dan desakan produksi atau distribusi (kurangnya produksi atau distribusi.
Jangan malas mencari informasi keuangan. Perhatikan pergerakan pasar setiap harinya. Jika kamu menaruh portofolio di pasar modal, kamu mesti simak prospektus perusahaan yang menjanjikan bagi portofoliomu.
Begitu pula jika kamu menaruh investasi di pasar uang, ikuti rapat-rapat bank sentral di negara-negara dan acuan suku bunga yang mereka terapkan. Tentunya, ini karena inflasi bisa terjadi karena faktor internal dalam negeri dan faktor eksternal luar negeri.
Kuncinya: terus perhatikan gerak pasar dan putuskan langkah strategis bagi portofoliomu.
Baca juga: Memahami Analisa Saham 52 Weeks High Low dalam Investasi
Arti inflasi dapat berdampak positif maupun negatif, ini bergantung pada parah atau tidaknya tingkat inflasi. Apabila inflasi dalam kategori ringan, maka pengaruh positifnya adalah ekonomi cenderung mengarah lebih baik.
Jika arti inflasi positif, maka terjadi peningkatan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi parah, seperti hiperinflasi, keadaan perekonomian menjadi kacau dan dengan begitu tingkat konsumsi pun lesu. Masyarakat tidak semangat bekerja, menabung, atau mengadakan investasi. Karenanya, harga pun meningkat drastis.
Bagi investor dengan pendapatan tetap, tentu inflasi ini dapat sangat merugikan.
Kamu tentu tahu bahwa arti inflasi bisa berpengaruh buruk pada portofolio. Ini jika kamu tidak pintar-pintar mengelola diversifikasi portofolio.
Untuk mengantisipasi ini, ikutilah jejak para ekonom dalam mengukur inflasi. Mereka menggunakan indeks inflasi. Selain IHK dan deflator PDB, inflasi juga bisa diukur berdasarkan indeks biaya hidup atau cost of living index (COLI), indeks harga produsen, maupun indeks harga komoditas, serta indeks harga barang-barang modal.
Ringkasnya, kamu perlu juga meng-update pembaharuan kabar ekonomi secara langsung. Selain indeks, kamu juga perlu mengamati pemberitaan seputar peran bank sentral.
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Beberapa kebijakan moneter utama yang diterapkan di antaranya Operasi Pasar Terbuka, Syarat Cadangan Kas Minimum, dan Tingkat Diskonto.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: The Balance
Saat Bunga Tak Sanggup Atasi Inflasi, Coba 3 Cara Ini agar Nilai Uang Tak Tergerus
Bagikan artikel ini