Investasi reksadana pendapatan tetap bisa dikatakan sedang naik daun. Betapa tidak, imbal hasilnya saat ini terbilang cukup moncer.
Produk reksadana ini kini memiliki rata-rata imbal hasil yang cukup tinggi ketika instrumen lain seperti saham aset kripto, dan emas lagi gamang. Bahkan, produk reksadana pendapatan tetap Pluang, UOB Dana Membangun Negeri, kini mencatatkan return sebesar 9,98% per tahun.
Reksadana pendapatan tetap pun juga disebut sebagai jenis reksadana berkinerja unggul kedua di pasar. Berdasarkan data Infovesta 90 Fixed Income Fund Index, pertumbuhan nilai indeks reksadana pendapatan tetap di semester I tercatat 0,63%. Kinerjanya hanya dikalahkan oleh reksadana pasar uang, di mana nilai indeks Infovesta 90 Money Market Fund Index ternyata tumbuh 1,68%.
Tokcernya kinerja reksadana pendapatan tetap didukung oleh tren suku bunga rendah yang masih dipertahankan oleh Bank Indonesia. Terakhir pada Juli, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate di angka 3,5%
Hal itu membuat imbal hasil obligasi negara, yang merupakan salah satu underlying asset reksadana pendapatan tetap, menjadi lebih baik. Seperti diketahui, yield surat utang negara selalu memiliki korelasi negatif dengan tingkat suku bunga acuan.
Maka dari itu, tak heran jika Sobat Cuan juga ikut tertarik menggenggam instrumen ini, bukan? Tapi, jangan gegabah, ya. Sebab, meski tengah gemilang, cuan kamu bisa buntung kalau tidak berinvestasi di produk reksadana pendapatan tetap yang tepat.
Nah supaya makin cuan, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan saat memilih reksadana pendapatan tetap. Apa saja hal tersebut?
Baca juga: Kaum Milenial, Berapa Banyak Investasi yang Mesti Kamu Punya?
Namanya juga reksadana “pendapatan tetap”, maka tentu saja imbal hasil yang ditawarkan pun terbilang stabil dibanding reksadana lainnya. Kondisi ini pun tercipta berkat underlying asset berupa surat utang yang volatilitasnya cenderung lebih lemah ketimbang saham.
Hanya saja, setiap reksadana pendapatan tetap memiliki underlying asset yang berbeda-beda. Sehingga, hal tersebut tentu akan mempengaruhi tingkatan imbal hasil yang akan diterima sang investor.
Makanya, jika kamu ingin cuan mantap dari reksadana, pastikan kamu meneliti dulu tren imbal hasil masing-masing produk reksadana pendapatan tetap, ya!
Tak hanya itu, kamu juga perlu memperhatikan underlying asset yang digunakan untuk reksadana tersebut.
Periksalah peringkat surat utangnya serta lembaga yang menerbitkan surat utang tersebut. Jika memang basis portofolio investasinya adalah obligasi korporasi, kamu bisa memilih reksadanan berbasis obligasi yang memiliki rating minimal BBB atau Single A.
Kenapa melihat rating itu penting? Nah, pemeringkatan surat utang bisa memberi kamu petunjuk mengenai potensi gagal bayar (default) obligor dalam melunasi surat utangnya. Semakin rendah peringkat obligasi, maka semakin tinggi pula potensi gagal bayarnya.
Setelah itu, kamu pun harus lihat juga sektor usaha sang obligor, apakah memang mereka tengah cuan di tengah kondisi saat ini?
Nah, informasi soal underlying asset tersebut bisa kamu temukan di prospektus, lho.
Memilih manajer investasi cukup penting, Sobat Cuan, sebab untung atau buntungnya investasi reksadana kamu ada di tangan mereka!
Hanya saja, memilih manajer investasi yang tepat ibarat gampang-gampang susah. Sehingga, yang kamu perlu lakukan adalah melihat rekam jejaknya.
Caranya pun mudah, Sobat Cuan. Kamu hanya perlu mengecek apakah sang manajer investasi sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak. Kemudian, kamu juga bisa bertandang ke laman resmi atau media sosial mereka untuk menggali informasi yang mendalam.
Selain itu, jangan lupa untuk mengecek dana kelolaannya, ya. Manajer investasi yang mumpuni dan bereputasi baik biasanya memiliki dana kelolaan yang cukup besar dibanding manajemen lainnya.
Tak hanya itu, kamu pun bisa mengecek jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebagai pertimbangan. Biasanya, produk reksadana yang punya nilai NAB besar dibanding produk sejenis lainnya mengindikasikan bahwa produk tersebut memang dipercaya masyarakat.
Baca juga: Apa Itu Reksadana?
Biaya (fee) yang kamu perlu keluarkan untuk investasi reksadana ibarat kecoa. Dia ada, tidak begitu disadari, namun cukup menghalangi jalan kamu menikmati cuan.
Nah, biaya ini biasanya timbul atas ongkos yang dikeluarkan manajemen investasi untuk mengelola dana kelolaanmu. Kalau fee-nya cukup besar, maka cuan kamu juga bisa lenyap, bukan?
Untuk itu, kamu perlu memastikan berapa fee yang akan dikenakan dan kapan akan ditagihkan padamu ketika kamu membeli reksadana pendapatan tetap.
Memang, beberapa MI mengenakan fee di depan. Namun, ada pula yang mengenakannya saat kamu melepaskan unit reksadanamu. Mekanisme fee ini bisa bermacam-macam tergantung produk dan kebijakan MI.
Semakin besar rasionya, semakin kecil pula cuan investasimu karena terpotong biaya tersebut. Hanya saja, MI dengan rasio pengeluaran besar tidak selalu identik dengan produk reksadana yang paling bersaing. Jadi, teliti sebelum membeli ya, Sobat Cuan!
Jadi, bagaimana Sobat Cuan? Sudah siap berinvestasi reksadana pendapatan tetap?
Nah, daripada ragu lagi, yuk mending investasi saja di produk UOB Dana Membangun Negeri yang bisa kamu dapatkan di aplikasi Pluang! Produk reksadana Pluang dikelola oleh PT UOB Asset Management yang pastinya terpercaya. Apalagi, kamu bisa mendapatkannya hanya mulai dari Rp15.000 saja, lho!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini