Rangkuman Kabar Rabu (27/10) mengurai soal gelontoran dana Bank Indonesia sepanjang tahun ini guna menyokong pemulihan ekonomi. Sementara itu, Shiba Inu ternyata lagi on fire nih! Yuk, simak selengkapnya!
Bank Indonesia mengungkap telah memborong Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp142,74 triliun sejak awal tahun. Pada periode yang sama, BI juga menginjeksi likuiditas ke perbankan sebanyak Rp129,9 triliun sebagai bentuk quantitative easing.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengonfirmasi bahwa hal itu dilakukan dalam rangka memulihkan ekonomi pasca pandemi COVID-19. BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif guna menunjang pemulihan ekonomi.
BI juga memastikan akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah, likuiditas longgar, dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini dirasa penting mengingat bank sentral AS, The Fed, akan menormalisasi kebijakan moneter medio November mendatang.
Dengan setia menetapkan kebijakan moneter longgar, maka BI sepertinya masih fokus dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ketimbang latah mengetatkan kebijakan moneter seperti negara lainnya.
Kebijakan moneter longgar diharapkan bisa mendorong penyaluran kredit. Sementara itu, kredit sendiri bisa menjadi motor pertumbuhan konsumsi dan investasi sektor riil, dua kontributor utama pertumbuhan ekonomi.
Memang, tapering berisiko menimbulkan arus modal keluar (capital outflow) dalam jangka pendek. Namun, dengan fundamental perekonomian Indonesia yang dianggap masih mumpuni hingga akhir tahun, Indonesia tetap punya daya tarik bagi investor asing.
Adapun risiko lain yang perlu diwaspadai BI adalah lonjakan kasus COVID-19 berikutnya karena berpotensi menghambat upaya pemulihan ekonomi yang sedang berjalan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4% tahun ini. Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Funds/IMF) dan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yakni masing-maisng 3,2% dan 3,7%.
Sri Mulyani menyebut, optimisme tersebut didasarkan pada keberhasilan Indonesia mengatasi gelombang kedua COVID-19. Lonjakan harga komoditas, yang ikut membuat pemasukan negara bertambah tebal, turut membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat terseok di awal triwulan III lalu.
Optimisme Sri Mulyani mengonfirmasi data statistik ekonomi yang silih berganti menunjukkan hasil mumpuni bulan ini. Tumbuhnya penerimaan pajak, kenaikan jumlah uang beredar, hingga data penyaluran kredit terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia mulai pulih.
Pertumbuhan ekonomi yang melebihi ekspektasi akan menjadi daya tarik investasi Indonesia ke depan. Sebab, investor tentu akan semakin mudah mendulang cuan dari negara-negara yang aktivitas ekonominya sedang bergeliat.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Subsidi Upah Diperluas, COVID-19 di China Mengganas
Kapitalisasi token Shiba Inu berhasil menembus US$24 triliun, tumbuh 13% dalam sehari. Imbasnya, kini SHIB menduduki posisi ke-11 sebagai aset kripto berkapitalisasi terbesar sejagat.
Nilai koin meme itu terdongkrak berkat petisi di laman change.org menuntut Robinhood Markets Inc. untuk memasukkan SHIB dalam daftar token di platformnya. Hingga berita ini dirilis, sebanyak 334.149 orang telah menandatangani petisi tersebut dari total target 500.000 orang.
Merespons petisi viral itu, Chief Executive Robinhood Vlad Tenev mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan dengan matang sebelum menambahkan SHIB dalam list koin di platformnya.
Banyaknya pegiat aset kripto yang menandatangani petisi itu mencerminkan tingginya minat terhadap meme token yang sempat jadi buah bibir lantaran cuitan Elon Musk itu. Jika platform sebesar Robinhood turut memperdagangkan SHIB, tentu permintaan terhadap Shiba Inu akan meningkat yang akan membuat kapitalisasinya semakin besar. Selain itu, hal ini membuktikan bahwa investor benar-benar serius melirik token meme sebagai saran investasi.
Harga minyak jenis Brent bertengger di kisaran US$85,27 per barrel, susut 1,3% dari kemarin atau senilai US$1,13. Depresiasi terjadi setelah Brent menembus rekor tertinggi dalam 7 tahun pada perdagangan kemarin.
Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) juga terkoreksi US$1,44 atau 1,7% menjadi US$83,21 per barrel.
Data industri yang menunjukkan stok minyak mentah yang melambung melebihi ekspektasi serta meningkatnya kapasitas invetori minyak mentah di AS mendasari koreksi harga tersebut. Para analis menyebut koreksi ini juga didorong oleh tren jenuh beli setelah harga minyak terus reli dalam 8 minggu terakhir.
Koreksi yang terjadi setelah reli panjang minyak mentah dunia itu memiliki implikasi yang baik bagi negara net importir minyak seperti Indonesia. Jika harga minyak mulai memasuki fase jenuh beli, dan koreksi akan terus berlanjut, maka nilai impor minyak Indonesia akan melandai.
Hasilnya, Indonesia bisa mengamankan surplus neraca dagang. Surplus neraca dagang sendiri adalah salah satu komponen cadangan devisa, yang biasa dimanfaatkan BI untuk mengintervensi pasar valas demi menstabilkan kurs Rupiah.
Selain itu, harga minyak mentah yang berangsur turun akan mengurangi tekanan inflasi, baik di Indonesia maupun negara lainnya. Inflasi yang lebih terkendali akan mengurangi tekanan kepada bank sentral untuk mempercepat normalisasi kebijakan dan menaikkan suku bunganya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Tempo, CNBC Indonesia, Investing, Fortune
Bagikan artikel ini