Selamat pagi, Sobat Cuan! Tak terasa sudah memasuki awal pekan lagi, ya. Namun, kondisi market pada awal pekan ini masih terbilang b aja nih, Sobat Cuan. Kenapa ya? Simak selengkapnya di Pluang Pagi berikut!
Indeks Saham AS
- Trio indeks saham Amerika Serikat (AS) bergerak bervariasi menutup sesi perdagangan Jumat (1/4). Nilai indeks Nasdaq dan S&P 500 masing-masing lompat 0,29% dan 0,34%, sementara nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) nyemplung 0,4%.
- Pelaku pasar sejatinya merasa ngeri untuk membenamkan dana di pasar modal lantaran khawatir akan potensi resesi ekonomi AS. Kecemasan tersebut muncul setelah mereka melihat bahwa tingkat imbal hasil obligasi bertenor dua tahun berada di level 2,42%, lebih tinggi ketimbang yield obligasi AS bertenor 10 tahun yakni 2,36%.
- Investor khawatir bahwa kondisi tersebut akan menjadi gerbang terhadap kondisi yang disebut inverted yield curve. Adapun inverted yield curve biasa dikenal sebagai sinyal-sinyal awal terjadinya resesi ekonomi di AS.
- Pelaku pasar curiga bahwa resesi ekonomi akan melanda AS setelah bank sentral AS The Fed menegaskan sikap hawkish-nya demi mengekang inflasi yang meradang.
- Sekadar informasi, kenaikan suku bunga acuan yang terlalu agresif akan mendongkrak suku bunga pinjaman. Namun, kenaikan suku bunga pinjaman akan menyumbat pertumbuhan konsumsi dan investasi, dua motor utama pertumbuhan ekonomi.
- Pelaku pasar juga yakin bahwa The Fed masih tetap bersikap agresif meski capaian ketenagakerjaan AS tak sesuai ekspektasi.
- Data Non-Farm Payroll (NFP) milik Departemen Ketenagakerjaan menyebut, AS menyerap 431.000 tambahan tenaga kerja baru pada Maret atau di bawah proyeksi 490.000 tenaga kerja baru.
Baca juga: Pasar Sepekan: Kondisi Masih Tak Tentu, Aset Kripto Malah Sukses 'Bulan Madu'
Aset Kripto
- Pergerakan harga aset kripto hari ini tak satu suara. Melansir Coinmarketcap pukul 08.05 WIB, hanya enam dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat yang sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir.
- Ether (ETH) bertengger di US$3.479,98 per keping alias tumbuh 0,47% dalam sehari terakhir. Langkah diikuti oleh nilai Binance Coin (BNB) yang kini bercokol di US$444,27 per keping alias tumbuh 1,09% di waktu yang sama.
- Setali tiga uang, beberapa altcoin juga terlihat maju ke teritori positif. Nilai Solana (SOL), misalnya, bertumbuh 1,14% dalam 24 jam terakhir, diikuti oleh XRP, Cardano (ADA), dan Avalanche (AVAX) masing-masing 0,76%, 0,72%, dan 0,31% di waktu yang sama.
- Di sisi lain, Bitcoin (BTC) melemah 0,17% ke US$45.919,94 per keping dalam sehari belakangan. Nasibnya serupa dengan Terra (LUNA) yang runtuh 1,64% di waktu yang sama.
- Secara umum, nilai aset kripto bergerak tak beraturan mengingat kecilnya volume trading, peristiwa yang memang selalu terjadi di akhir pekan.
- Namun, kali ini, langkah pelaku pasar di pasar kripto belum terbilang ajeg. Pasalnya, mereka juga mengamati gerak-gerik pelaku pasar lain, yang kemungkinan bakal malas berkubang di pasar kripto seiring situasi makroekonomi yang kurang kondusif.
- Kendati demikian, analis meyakini bahwa crypto bull yang terjadi sejak akhir bulan lalu masih belum usai.
- "Bitcoin terkonsolidasi di atas US$46.000 akan menjadi kunci bagi aset digital tersebut untuk terus bullish ke level psikologis US$50.000," jelas CEO BitBull Capital Joe DiPasquale.
- Kendati demikian, terdapat satu aset kripto yang kinerjanya mengungguli kawan-kawannya. Aset digital tersebut adalah Near Protocol (NEAR) yang nilainya tumbuh 17,32% dalam sehari terakhir.
- Hal ini terjadi setelah komunitas kripto bereaksi positif terhadap segala perkembangan yang terjadi di jaringan tersebut sepanjang Maret.
- Salah satunya adalah kerja sama Near Protocol dengan perhelatan olahraga SaliGP untuk membentuk DAO bagi tim-tim olahraga.
- Selain itu, Near Protocol juga mengumumkan kerja sama dengan Orange DAO demi mengembangkan lebih jauh fasilitas Web3-nya.
Emas
- Harga emas di pasar spot bertengger di US$1.924,18 per ons pada pukul 08.26 WIB, merosot dibanding waktu yang sama Jumat lalu yakni US$1.936 per ons.
- Kilau sang logam mulia perlahan pudar setelah data Non-Farm Payroll menunjukkan bahwa tingkat pengangguran AS mencapai 3,6% di Maret, alias titik terendahnya dalam dua tahun terakhir.
- Pelaku pasar menangkap data tersebut sebagai sinyal bahwa bank sentral AS The Fed benar-benar bisa saja mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin di rapat FOMC berikutnya.
- Data tersebut akhirnya bikin dua musuh bebuyutan AS, yakni tingkat imbal hasil obligasi AS dan nilai Dolar AS, semakin perkasa dan kompak mengeroyok emas.
- Sekadar informasi, kenaikan tingkat imbal hasil pemerintah akan meningkatkan opportunity cost menggenggam emas. Sehingga, investor akan merasa kurang cuan dalam mengoleksi sang logam mulia mengingat emas tidak menghasilkan imbal hasil secara periodik.
- Di sisi lain, kenaikan nilai Dolar AS akan membuat harga emas menjadi relatif mahal bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut.
Baca juga: Kabar Sepekan: Harga Pertamax Akhirnya Naik, Peretasan Kripto Bikin Panik!
Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!