Kabar sepekan kembali hadir menemani akhir minggu kamu. Berikut ini ada rangkuman kabar berbagai pasar yang sayang untuk kamu lewatkan selama sepekan terakhir!
1. Pemimpin Federal Reserve Jerome Powell mengatakan keputusan tapering secara resmi bisa dilakukan November 2021 dan program tapering bisa selesai pertengahan 2022. Pemungutan suara menunjukkan petinggi Federal Reserve terbagi dua, di mana sembilan orang melihat kenaikan bunga acuan Fed Funds Target Rate bisa terjadi di 2022 usai tapering sedangkan sembilan orang lagi baru melihat kenaikan pada tahun 2023.
Selesainya program tapering dan kenaikan suku bunga AS akan menyebabkan rebalancing portofolio di semua kelas aset. Pengetatan jumlah Dolar AS yang beredar dan kenaikan suku bunga AS akan menyebabkan tingkat imbal hasil aset lain yang berisiko akan menjadi kurang menarik sehingga investor cenderung mengurangi alokasi di aset yang berisiko. Sebagai negara berkembang, aset domestik Indonesia juga akan terpengaruh dari langkah ini terutama karena sikap investor asing.
2. Raksasa properti China, Evergrande, sepertinya gagal melunasi bunga utang obligasinya sebesar US$83 juta yang seharusnya dibayarkan Kamis kemarin. Bunga tersebut merupakan imbal dari obligasi perusahaan yang akan jatuh tempo pada Maret 2022. Evergrande memiliki 30 hari untuk menyelesaikan kewajiban bunga tersebut sebelum dinyatakan gagal bayar. Bank Sentral China telah meningkatkan sekitar 460 miliar Yuan (US$ 71 miliar) dalam likuiditas perbankan di minggu terakhir untuk menenangkan keresahan pasar karena kekhawatiran bahwa kasus ini akan merembet secara sistemik ke sektor properti dan sektor jasa keuangan negara tirai bambu itu.
3. Dewan Legislatif AS (House of Representatives) telah meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang memungkinkan pemerintah Amerika Serikat menaikkan pagu pinjaman di anggaran pemerintahannya. RUU ini disahkan demi mencegah pemerintahan AS dari shutdown akibat kekurangan anggaran. Hanya saja, RUU ini berpotensi dijegal di tingkat Senat AS oleh kubu oposisi, Partai Republik.
Ini bukan pertama kalinya isu debt ceiling dipermasalahkan antara kedua partai utama di AS. Tanpa restu Senat, maka Departemen Keuangan tidak bisa menerbitkan utang baru untuk pembayaran termasuk untuk kewajiban pembayaran hutang sebelumnya. Menteri Keuangan AS Janet Yellen optimisTIS bahwa akan terjadi kesepakatan namun jika ini tidak terjadi (dan AS gagal bayar akan kewajiban keuangannya), maka akan terjadi krisis yang mempengaruhi “miliaran dolar dan jutaan pekerjaan yang hilang”.
4. NIKE memotong proyeksi pertumbuhan penjualan tahun ini karena masalah di rantai produksi dari Asia ke Amerika.
5. Elon Musk mengatakan bahwa masalah persediaan chip semikonduktor akan teratasi tahun depan karena pabrik-pabrik baru sedang dibangun tahun ini. Masalah kekurangan chip juga telah mempengaruhi rantai produksi global tahun ini.
Baca juga: Pasar Sepekan: Indeks Saham AS Lesu, Kripto Mulai Pulih
1. Ketua Regulator Pasar Modal AS (Securities and Exchange Commission) Gary Gensler mengatakan bahwa AS membutuhkan regulasi yang ketat terhadap platform bursa transaksi aset kripto. Ucapannya sempat bikin harga aset kripto terjun di pertengahan pekan ini.
2. Twitter akan memperbolehkan penggunanya untuk membayar jasa tipping service di platform media sosial itu menggunakan Bitcoin. Twitter menempuh langkah ini demi menyediakan beragam alternatif pembayaran bagi content creator untuk memperoleh pendapatan atas konten-kontennya.
3. Bank sentral China, People’s Bank of China, mengatakan akan melarang institusi jasa keuangan, perusahaan pembayaran, dan platform daring untuk memfasilitasi transaksi mata uang kripto. Otoritas moneter itu juga akan meningkatkan pengawasan dan regulasi atas segala hal yang berkaitan dengan cryptocurrency. Sebelumnya di bulan Mei tahun ini, lembaga keuangan sudah dilarang untuk memberikan jasa untuk kegiatan yang berhubungan dengan kripto.
Pasar keuangan di Cina minggu ini sudah menghadapi kasus Evergrande yang dikhawatirkan bisa mengakibatkan goncangan sistemik terhadap sektor properti dan keuangan dan pembuat kebijakan nampaknya akan lebih memperketat pengawasan terhadap isu di sektor keuangan yang memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan masyarakat luas.
1. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) di 3,5%. Kebijakan tersebut ditempuh mengingat tingkat inflasi dalam negeri yang masih rendah dan mendukung pemulihan ekonomi domestik.
2. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaksir pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 di kisaran 4% hingga 5%. Angka ini lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya yakni 4% hingga 5,7%. Taksiran itu didasarkan atas kegiatan ekonomi yang sempat melambat akibat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Juli.
3. Salah satu bank pelat merah di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), telah menuntaskan aksi Hak Memesan Efek Terlebih Dulu (HMETD) alias rights issue sebesar Rp95,92 triliun yang digadang sebagai salah satu rights issue terbesar di pasar modal domestik. Aksi korporasi ini dilakukan seiring niatan pemerintah yang ingin membentuk holding ultra mikro dengan mengkonsolidasikan BBRI, Pegadaian dan PNM.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini