Selamat sore, Sobat Cuan! Senin sore yang menyedihkan karena baik IHSG dan aset kripto sama-sama tak berdaya di zona merah. Apa sih yang sebenarnya terjadi? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan dengan miris. Betapa tidaknya, ia undur diri dari perdagangan Senin (22/8) dengan bertengger di 7.107,98 poin, melemah tajam 0,9% dibanding sehari sebelumnya.
Memang, Dewi Fortuna tampaknya sedang tidak berpihak kepada sang indeks domestik. Pasalnya, ia tak bisa keluar dari jebakan zona merah sejak awal hingga akhir sesi perdagangan.
Kali ini, pelaku pasar memilih jaga jarak dengan pasar modal setelah Presiden Joko Widodo digadang akan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Pertalite.
Pada Jumat (20/8), Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Jokowi kemungkinan akan mengumumkan kenaikan Pertalite pekan ini lantaran beban subsidi BBM di APBN 2022 telah membengkak menjadi Rp502 triliun.
Kabar tersebut sontak bikin pelaku pasar ketar-ketir. Pasalnya, kenaikan harga BBM tentu kian meroketkan tingkat inflasi domestik. Terlebih, inflasi tahunan Indonesia pada Juli sudah menyentuh 4,95% alias level tertingginya sejak tujuh tahun terakhir.
Sementara itu, kondisi inflasi yang semakin ngamuk tentu bisa mengiris daya beli masyarakat dan ujungnya melemahkan pertumbuhan ekonomi. Nah, mengantisipasi hal tersebut, maka wajar saja pelaku pasar kian mager membenamkan uangnya di bursa domestik.
Di samping itu, pelaku pasar juga menanti hasil pertemuan The Fed di Jackson Hole pada akhir pekan ini. Kuat dugaan, The Fed bakal membeberkan arah kebijakan moneternya ke depan di dalam perhelatan tersebut.
Baca Juga: Pasar Sepekan: Sentimen Makro Kian Bikin Pusing, Market Pun Terombang-ambing
Berbeda dibanding pagi tadi, aset kripto ternyata tak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau. Melansir Coinmarketcap pukul 15.15 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar longsor ke teritori negatif dalam 24 jam terakhir.
Runtuhnya aset kripto sore ini sebenarnya sudah diprediksi. Pasalnya, penguatan harga aset-aset kripto pagi tadi hanyalah technical rebound semata. Dengan kata lain, pelaku pasar terlihat sudah lelah melakukan aksi jual dan kini mulai melakukan price actions secara perlahan.
Namun, di saat yang sama, penguatan harga aset-aset kripto tersebut bakal terbatas. Pasalnya, sentimen makroekonomi saat ini terbilang kurang kondusif bagi pelaku pasar untuk menginjakkan kaki ke pasar kripto.
Pelaku pasar masih dibayangi sikap hawkish The Fed setelah risalah rapatnya (minutes of meeting) pekan lalu memuat pernyataan tentang menaikkan suku bunga acuannya demi mengekang inflasi. Kini, mereka pun menanti rapat The Fed di Jackson Hole akhir pekan ini untuk mengetahui kepastian pengetatan atau pelonggaran kebijakan moneter AS ke depan.
Selain itu, dari sisi teknikal, Cointelegraph pada Sabtu (20/8) memuat analisis yang menyatakan bahwa BTC menunjukkan pola reversal bearish. Sehingga, ada kemungkinan reli kencang kripto dua pekan lalu merupakan penguatan semu semata.
Tak ketinggalan, penguatan nilai Dolar AS pun jadi momok bagi laju harga aset kripto. Maklum, pelaku pasar tentu akan meninggalkan aset berisiko, termasuk kripto, ketika aset lain yang terbilang lebih aman terlihat menggiurkan.
Sekadar informasi, nilai indeks Dolar AS pada pukul 15.00 WIB berada di level 108,41, menguat 1,71% dibanding sehari sebelumnya.
Baca Juga: Pluang Insight: Faktor Makroekonomi Apa Saja yang Pengaruhi Pasar Kripto?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini