Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertengger di level 6.133,24 poin pada penutupan perdagangan Jumat (17/9), menguat 0,38% dibanding posisi pembukaan perdagangan. Hal ini menandai bangkitnya IHSG di akhir pekan setelah berhari-hari terjebak di zona merah.
Apa yang terjadi di pasar saham hari ini? Sobat Cuan bisa menyimaknya di rangkuman pasar berikut!
Meski menguat di akhir sesi, nilai IHSG sejatinya sempat minus 0,2% dalam perdagangan hari ini. Namun, keadaan mendadak berbalik arah jelang penutupan perdagangan.
Penguatan indeks saham terjadi di tengah santernya gonjang ganjing pengurangan pembelian obligasi oleh The Fed, alias tapering. Antisipasi investor berhulu pada rilis data Departemen Perdagangan Amerika Serikat yang mengejutkan.
Ketika beberapa ekonom memproyeksikan penjualan ritel AS terkontraksi 0,8%, penjualan ritel AS pada bulan lalu malah berhasil tumbuh 0,7% dibanding Juli yang terkontraksi 1,8%.
Jika dilihat secara tahunan, angkanya lebih tinggi lagi, yakni tumbuh 15,1%. Melihat hal itu, artinya The Fed bisa jadi semakin percaya diri untuk melakukan tapering di akhir tahun.
Namun nyatanya, pergerakan pasar saham di tanah air justru berhasil menguat. Investor asing bahkan melakukan aksi jual bersih (net buy) sebesar Rp585 miliar pada hari ini.
Investor asing banyak memborong saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), dengan masing-masing nilai beli bersih mencapai Rp140,2 miliar dan Rp130,6 miliar.
Investor asing juga banyak memborong saham perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh Patrick Walujo melalui Northstar Pacific, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN). Tercatat, nilai beli bersih asing di BFIN mencapai Rp81,9 miliar.
Sementara saham PT United Tractor Tbk (UNTR) masih terus mengalami tekanan jual degan porsi asing yang melakukan net sell mencapai Rp63,4 miliar diikuti oleh saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang dilego asing sebesar Rp52,9 miliar.
Untuk pergerakan pasar ke depannya, pelaku pasar tampaknya masih harus berhati-hati lantaran The Fed akan menggelar FOMC pekan depan. FOMC ini digadang-gadang akan menjadi penentu kapan pastinya The Fed melakukan tapering dan juga kenaikan suku bunga acuan.
Baca juga: Rangkuman Pasar : IHSG Raup Berkah dari Pelonggaran PPKM
Sementara itu, jalan panjang dari kesepakatan antara PT Indosat Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia akhirnya berbuah manis. Kedua perusahaan sepakat untuk merger dan membentuk perusahaan gabungan yang bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.
Nilai transaksi penggabungan dua raksasa telekomunikasi itu mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp85,62 triliun. Pasca merger, perseroan bakal menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar ke-dua di Indonesia dengan proyeksi pendapatan tahunan hingga US$3 miliar.
Namun dalam perdagangan hari ini, harga saham ISAT malah luntur 3,16% ke angka Rp6.900 per saham.
Menyoal nilai tukar rupiah, di tengah kabar bahwa The Fed akan mulai melakukan kebijakan tapering sebelum tahun depan, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS malah menjadi semakin perkasa.
Sejak beberapa hari lalu, nilai tukar Rupiah terus menguat hingga akhirnya pada penutupan perdagangan sore ini ditutup di level Rp14.233 per dolar AS, atau menguat 27 poin selama sepekan.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), di awal pekan kemarin nilai tukar rupiah masih bertengger di kisaran Rp14.260 per dolar AS.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Bergerak Stagnan Akibat Profit Taking
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini