Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup paa level 6.108,27 poin atau menguat 0,78% sepanjang sesi perdagangan hari ini. Dengan demikian, maka IHSG berhasil lepas dari zona merah selama dua pekan berturut-turut. Apa yang sebenarnya terjadi di pasar saham domestik hari ini?
Beberapa analis mengatakan, menguatnya nilai IHSG hari ini disebabkan oleh reaksi investo atas aksi bank sentral China yang mulai melakukan intervensi terhadap kasus potensi gagal bayar yang dialami raksasa properti China Evergrande.
Bank sentral Cina menyuntikkan dana sebesar 120 miliar yuan atau sekitar Rp270,5 triliun untuk menopang likuiditas perbankan. Dan Evergrande juga telah mengumumkan kesanggupannya membayar kupon yang jatuh tempo hari Kamis ini.
Meskipun nilainya tidak seberapa dibanding dengan total utang Evergrande terhadap 171 bank lokal dan 121 perusahaan global yang mencapai Rp4.271 triliun, namun pasar menganggap bahwa pemerintah setempat tidak akan tinggal diam melihat permasalahan yang tengah dialami oleh Evergrande.
Aksi tersebut membuat pelaku pasar yakin bahwa drama utang Evergrande tidak akan merembet secara sistemik dan membuka babak baru krisis utang di China. Sehingga, pelaku pasar pun semakin yakin menginjakkan kaki ke pasar modal, termasuk Indonesia.
Meski begitu, investor tampaknya masih membatasi diri untuk all out di pasar saham tanah air. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat The Fed akan mengumumkan hasil rapat komite pasar federal terbuka (FOMC). Pelaku pasar percaya bahwa The Fed akan mengumumkan kepastian jadwal tapering, sehingga investor akan menjadikan hal itu sebagai acuan untuk mengatur ulang portofolio investasinya.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Pemerintah Niat Pajaki Karbon, AS Nyaris Shutdown
Meski tengah dikepung sentimen negatif dari luar, namun beberapa analis optimistis bahwa fundamental ekonomi tanah air sudah cukup kuat untuk menahan gempuran tersebut.
Apalagi pada hari ini Bank Indonesia (BI) sudah menggelar Stress Test guna menghadapi tapering dan hasilnya tidak mengecewakan. Hasil stress test itu menunjukkan bahwa dampak tapering kali ini tidak akan sedalam saat 2013 lalu mengingat beberapa indikator ekonomi dalam negeri sudah menguat.
Dari sisi penanganan pandemi COVID-19, Indonesia juga berhasil menurunkan status zona merah di berbagai wilayah. Bahkan, saat ini, data dari Satgas COVID-19 menyebutkan bahwa sebagian besar kabupaten dan kota di Indonesia sudah bebas dari zona merah.
Pada hari ini, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp462,7 miliar. Adapun dua saham yang menjadi buruan pelaku pasar asing hari ini adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp253 miliar dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp188,4 miliar.
Membincang BBCA, salah satu bank terbesar tanah air tersebut akan menggelar hajat berupa pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa investor asing terus membeli salah satu saham dengan kapitalisasi pasar besar tersebut.
BBCA bakal menggelar stock split dengan rasio 1:5, di mana persetujuan aksi tersebut akan digelar pada Kamis (22/9) esok. Jika tidak ada aral melintang, maka saham BBCA bisa jadi akan diperdagangkan di harga Rp5.950 per saham.
Pemecahan nilai nominal saham yang dilakukan oleh BBCA bukanlah yang pertama dilakukan. Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000, BBCA sudah menggelar stock split sebanyak tiga kali.
Tak hanya BBCA, aksi memecah nilai saham juga akan dilakukan oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Salah satu perusahaan blue chip tersebut bakal melakukan stock split dengan rasio 1:2. Persetujuannya sendiri baru akan digelar pada Oktober mendatang.
Dari sisi pergerakan mata uang, nilai tukar Rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) berada pada level stabil, yakni sebesar Rp14.249 per dolar AS. Alias, tak berbeda jauh dibanding posisi kemarin sebesar Rp14.244 per dolar AS.
Baca juga: Sentuh Rekor Rp32.500 per Saham, BCA Cuan Hingga 21,58% dalam Setahun
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini