Selamat sore, Sobat Cuan! Aset kripto terlihat kembali menuju zona hijau meski dengan kecepatan lambat sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sama-sama terlihat semringah sore hari ini. Apa yang terjadi di kedua market? Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG menutup sesi perdagangan Kamis (23/6) nyaris mendekati level psikologis 7.000, tepatnya di 6.998,26 poin. Angka ini lebih tinggi 0,2% dibanding posisi perdagangan kemarin.
Namun, perjalanan IHSG hari ini sejatinya cukup terjal. Sang indeks domestik sempat lama terbenam di zona merah sebelum akhirnya berhasil comeback ke teritori positif.
Sepanjang hari ini, pelaku pasar terlihat ragu-ragu ke pasar modal karena mengantisipasi pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) hari ini.
Pelaku pasar sempat khawatir bahwa BI akan mengerek suku bunga acuannya hari ini, mengikuti langkah-langkah yang dilakukan bank sentral seantero dunia lainnya. Apalagi, malam tadi, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa otoritas moneter AS tersebut bakal tetap mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi yang ngamuk tak henti-henti.
Namun untungnya, BI kembali menahan suku bunga acuannya di level 3,5%. Sebab, BI menilai inflasi masih berada di rentang targetnya yakni 2% hingga 4% pada akhir tahun nanti. Nah, kebijakan ini membuat pelaku pasar yakin bahwa BI masih memfokuskan kebijakan moneternya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun nanti.
Kendati IHSG menuju zona hijau, tapi asing sepertinya masih belum terlampau pede dengan pasar domestik. Hal ini tercermin dari nilai jual bersih asing (net foreign sell) sebesar Rp308,82 miliar di pasar reguler sepanjang hari ini.
Asing terlihat paling banyak melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp164,1 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga melepas dua saham perusahaan pelat merah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, masing-masing Rp55,7 miliar dan Rp55 miliar.
Di sisi lain, asing justru mengakumulasi saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar Rp50,4 miliar. Mereka juga rajin mengoleksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masing-masing Rp32 miliar dan Rp31,3 miliar.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Investor Gak Bergairah, Kripto & IHSG 'Kurang Darah'
Sementara itu, aset kripto mulai melaju ke zona hijau meski pergerakannya masih malu-malu kucing. Melansir Coinmarketcap pukul 15.26 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sukses mendarat di zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Aset kripto kembali menuju ke teritori positif setelah pelaku pasar melakukan aksi buy the dip secara tipis-tipis.
Meski aset kripto terlihat menghijau, namun sentimen aset kripto saat ini masih terbilang belum pulih.
Dari sisi makroekonomi, pelaku pasar sepertinya bakal masih belum terlalu bergairah masuk ke pasar kripto setelah ekonomi AS diliputi ketidakpastian, utamanya resesi. Ya, pelaku pasar tentu akan jaga jarak dengan aset berisiko jika prospek ekonomi ke depan dianggap tak mumpuni.
Di samping itu, aksi jual tampak mendominasi pasar kripto dalam beberapa waktu terakhir.
Data Glassnode menunjukkan, penambang BTC terpaksa menjual BTC kelolaannya setelah harga BTC saat ini tidak sebanding dengan ongkos pertambangan yang mereka rogoh. Pasalnya, selain karena harga BTC sedang rontok, mereka juga harus menghadapi kenaikan tarif listrik di berbagai belahan dunia.
Data ini juga diamini oleh laporan terbaru dari Arcane Research yang menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan BTC telah melego 30% BTC kelolaannya dalam empat bulan terakhir.
Selain itu, bandar kripto (whales) sepertinya masih belum tergugah untuk mengakumulasi.
Data Glassnode menunjukkan, whales ternyata membuang total 108.000 BTC ke platform exchange di awal pekan ini. Hal tersebut mengindikasikan adanya kenaikan suplai BTC di platform exchange sekaligus pertanda bahwa mereka lagi malas HODL-ing sang raja aset kripto tersebut.
Baca juga: Pluang Pagi: Bos The Fed Bikin Komentar Ngeri, Saham AS & Kripto Mati Suri
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 90 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini