Selamat sore, Sobat Cuan! Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar kripto makin tak berdaya gara-gara investor menunggu satu pengumuman penting. Apakah itu? Simak di Rangkuman Pasar berikut!
Setelah reli panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun menyerah juga. Sang indeks domestik pasrah ditutup di level 7.086,23 poin pada penutupan Rabu (10/8) alias melemah 0,23% dibanding kemarin.
IHSG memang terlihat tak berdaya sejak pagi tadi. Pasalnya, ia tak sedikit pun beranjak dari zona merah sejak pembukaan hingga penutupan perdagangan hari ini.
Sejatinya, tak ada sentimen domestik utama yang mengusik laju IHSG hari ini. Hanya saja, ada kemungkinan aksi ambil untung (profit taking) investor menjadi biang kerok pelemahan sang indeks domestik. Maklum, setelah reli berhari-hari lamanya, pelaku pasar tentu tergiur untuk merealisasikan cuannya di bursa saham.
Kemudian, pelaku pasar juga melancarkan aksi wait and see menanti perilisan data inflasi AS yang sedianya dirilis Rabu malam.
Sejatinya, pelaku pasar tidak begitu khawatir dengan tingkat inflasinya. Justru yang menjadi perhatian mereka adalah langkah bank sentral AS The Fed jika inflasi negara Paman Sam tersebut semakin ngamuk.
Inflasi AS yang terus membara kemungkinan bakal direspons bank sentral AS The Fed dengan pengetatan kebijakan moneter yang semakin ekstrem. Jika itu terjadi, maka instrumen berpendapatan tetap AS akan semakin mempesona. Imbasnya, arus modal keluar dari Indonesia bisa semakin deras.
Baca Juga: Pluang Pagi: Jelang Perilisan Data Inflasi, Saham AS & Kripto Tak Percaya Diri
Raut pasar kripto sore hari ini masih terlihat mengecewakan. Melansir Coinmarketcap pukul 15.17 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar masih tenggelam di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Sama seperti pagi tadi, pelaku pasar masih tidak pede menginjakkan kaki ke pasar kripto. Sebab, mereka menanti perilisan data inflasi Amerika Serikat (AS) Juli yang sedianya bakal dirilis hari ini.
Sejauh ini, analis meramal inflasi tahunan AS akan bercokol di 8,7% pada Juli. Namun, jika realisasi inflasi melebihi angka tersebut, maka pasar kripto bisa kena getahnya. Mengapa demikian?
Sekadar informasi, inflasi yang tinggi bisa jadi direspons The Fed dengan kembali mengerek bunga acuan. Langkah tersebut ditakutkan bakal meningkatkan imbal hasil instrumen berpendapatan tetap dan pada akhirnya memudarkan daya tarik aset berisiko, seperti aset kripto.
Di saat yang sama, pelaku pasar juga sepertinya waswas melihat iklim aset kripto selepas salah satu platform exchange kripto ngetop sejagat, Coinbase, membukukan rugi US$1,1 miliar pada kuartal II 2022. Pada kuartal tersebut, Coinbase juga mengalami penurunan volume trading sebesar 30% jika dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: IHSG Kembali Tembus 7.100, Namun Kripto Perlahan Tergerus
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini