Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah loyo saja meski baru memasuki awal pekan. Di sisi lain, pergerakan pasar kripto pun cuma gitu-gitu saja. Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG menutup sesi perdagangan Senin (10/1) di level 6.691,12 poin atau melorot 0,15% dibanding sesi perdagangan Jumat lalu. Memang, pergerakan IHSG memang tidak ajeg sejak awal. Buktinya, ia bergerak variatif di rentang 6.689,28 poin hingga 6.725,02 poin sepanjang hari ini.
Kuat dugaan, pelaku pasar sepertinya masih bimbang masuk ke pasar modal pasca The Fed mengumumkan akan mempercepat kenaikan suku bunga acuan di tahun ini dan mengurangi nilai neracanya. Alhasil, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun pekan lalu melejit 25,3 basis poin dan menjadi level tertingginya sejak Januari 2020 lalu.
Melihat hal tersebut, investor mulai melihat bahwa imbal hasil yang ditawarkan surat utang lebih menarik ketimbang saham.
Di sisi lain, pelaku pasar juga masih menunggu testimoni ketua The Fed, Jerome Powell pada Selasa esok hari dan juga data inflasi di hari berikutnya.
Kemudian, perkembangan penyebaran virus COVID-19 varian Omicron di Indonesia juga menambah dinamika pasar hari ini. Data Kementerian Kesehatan menyebut, kasus Omicron di tanah air terus bertambah menjadi 414 kasus atau bertambah 96 kasus dari sebelumnya.
Kondisi tersebut bikin pelaku pasar wait and see meski World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dampak dari Omicron tidak separah varian Delta.
Baca juga: Rangkuman Kabar: NFT Jadi Objek Pajak, Dominasi Ethereum Bisa Dibajak
Uniknya, pelemahan IHSG terjadi di tengah derasnya aliran dana masuk dari investor asing. Hal itu tercermin dari nilai net foreign buy investor asing sebesar Rp255,4 miliar.
Mereka terlihat paling banyak memburu saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar Rp204,1 miliar, diikuti saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar Rp30,7 miliar dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp29,8 miiar.
Di sisi lain, mereka tampak menjauhi saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan menjualnya sebesar Rp64 miliar. Investor asing juga melepas saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masing-masing sebesar Rp61,5 miliar dan Rp22,3 miliar.
Langit mendung nampaknya mulai sirna dari atas pasar kripto hari ini. Melansir Coinmarketcap pukul 17.19 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat kompak menghijau dalam 24 jam terakhir. Meski memang, sebagian besar di antaranya masih "malu-malu kucing".
Tengok saja nilai Bitcoin (BTC) yang bertengger di US$41.923,15 per keping, atau menanjak 1,05% dalam sehari terakhir. Sementara itu, nilai Ether (ETH) bercokol di US$3.160,97 atau lompat 2% di waktu yang sama.
Secara umum, kenaikan harga aset kripto hari ini diduga merupakan imbas dari aksi borong yang dilakukan pelaku pasar mumpung aset kripto lagi terbenam di zona merah (buy the dip).
Namun, melansir CoinGape, pelaku pasar kemungkinan sengaja sudah standby di pasar kripto jelang pengumuman inflasi AS esok. Sebab, jika inflasi AS tidak kembali meradang, maka ada kemungkinan The Fed tidak akan begitu ngebet memperketat kebijakan moneternya. Sehingga, pelaku pasar bisa akan kembali selera nyemplung ke pasar aset berisiko seperti saham dan aset kripto.
Sementara itu, khusus ETH, sentimen positif datang dari antusiasme komunitas kripto terhadap pembaruan sistem Ethereum ke Ethereum 2.0. Hal ini tercermin dari nilai kontrak deposit staking di Ethereum 2.0 yang mencapai rekor 8,9 juta keping ETH akhir pekan lalu.
Nasib baik tidak hanya melanda dua punggawa aset kripto tersebut. Geng pembunuh Ethereum yang terdiri dari Solana (SOL), Cardano (ADA), Polkadot (DOT), dan Avalanche (AVAX) mengalami kenaikan nilai masing-masing sebesar 2,3%, 1,13%, 3,52%, dan 5,23%. Khusus AVAX, nilainya memang terus menanjak setelah presiden Ava Labs John Wu mengatakan bahwa jaringan tersebut sudah memproses 1 juta transaksi per hari, alias 80% hingga 90% aktivitas transaksi di Ethereum.
Baca juga: Rangkuman Pasar : IHSG Kembali Segar, Laju ATOM Kian Cetar
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang
Bagikan artikel ini