Harga emas di pasar spot pada hari ini, Selasa (18/5) pukul 8.30 WIB, menguat 0,26% ke US$1.871,5 per ons. Penguatan juga terjadi di pasar COMEX sebesar 0,07% ke angka US$1.868,9 per ons.
Harga logam mulia terbang ke titik tertinggi dalam 3,5 bulan terakhir setelah dua seteru utama emas, nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi AS, kian loyo.
Pagi hari ini, indeks dolar AS berada di posisi 90,13, atau turun dari 90,3 kemarin. Melemahnya nilai dolar AS akan membuat harga emas menjadi lebih murah bagi investor yang jarang bertransaksi menggunakan dolar AS. Akibatnya, permintaan emas kian menanjak dan mengerek harganya.
Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun pagi ini berada di titik 1,64 atau stagnan dengan posisi kemarin. Namun, angka ini anjlok signifikan dibanding pekan lalu yang hampir menyentuh 1,7%.
Menurunnya imbal hasil obligasi AS akan menjauhkan investor dari instrumen tersebut. Akibatnya, mereka beralih ke instrumen investasi lain. Salah satunya adalah emas.
Baca juga: Buruknya Data Ritel AS Bawa Harga Emas ke Titik Tertinggi 3 Bulan Terakhir
Namun, minat investor dalam memborong emas pagi ini sejatinya didorong oleh dua faktor utama.
Pertama, adalah tingkat inflasi. Pada pekan lalu, Departemen Ketenagakerjaan AS merilis bahwa tingkat inflasi tahunan AS pada April bertengger di angka 2,4%. Ini merupakan laju inflasi terkencang AS selama 12 tahun terakhir.
Investor akan memburu emas untuk melindungi kekayaannya dari gerusan inflasi. Makanya, tak heran jika permintaan emas terus meningkat.
Sementara itu, faktor kedua adalah janji bank sentral AS The Fed untuk tidak mengerek suku bunga acuan Fed Rate dalam waktu dekat.
Seperti diketahui, bank sentral biasanya akan mengerek tingkat suku bunga acuan untuk merespons kenaikan tingkat inflasi. The Fed sendiri sebelumnya mengatakan bahwa suku bunga acuan akan dikerek jika tingkat inflasi sudah menyentuh 2%.
Hanya saja, pada pekan lalu, dua pejabat The Fed menyebut bahwa perubahan suku bunga acuan masih tidak diperlukan lantaran inflasi yang meroket pada April dipercaya hanya “sementara”. Pandangan ini dipertegas oleh Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan pada Senin (18/5) yang mengatakan bahwa suku bunga acuan mungkin tidak akan naik hingga tahun depan.
Urungnya rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan diperkirakan tidak akan mengerek imbal hasil obligasi. Sehingga, harga emas untuk sementara diprediksi masih bisa lepas landas. Adapun hubungan antara harga emas dan yield obligasi pemerintah AS bisa dibaca di artikel ini.
Di tengah janji The Fed tersebut, investor juga bersiap menanti hasil rapat The Fed yang dijadwalkan berlangsung Rabu (19/5).
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Melemah Setelah Obligasi AS Kembali ‘Berulah’
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini