Harga emas di pasar spot pada hari ini, Kamis (15/7) pukul 08.45 WIB, melemah 0,13% ke US$1.827,18 per ons. Sementara itu, harga emas di pasar COMEX juga menguat 0,02% ke US$1.829,40 per ons di waktu yang sama.
Meski pergerakannya bervariasi, posisi harga sang logam mulia sejatinya masih stagnan dibandingkan kemarin.
Stagnannya harga emas hari ini terjadi karena pergerakan dua musuh bebuyutan emas, yakni nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi AS, yang juga sama-sama berlainan arah.
Pagi hari ini, nilai indeks dolar AS meningkat ke posisi 95,27 dari posisi 94 pekan lalu. Menguatnya nilai dolar AS seharusnya membuat harga emas relatif lebih mahal bagi investor yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Sehingga, permintaan emas pun akan melorot dan menahan laju harga emas.
Di sisi lain, yield obligasi AS bertenor 10 tahun berada di level 1,315% atau terjun dari posisi kemarin 1,33%.
Kondisi ini seharusnya bikin investor berpaling dari obligasi dan mulai kembali menggenggam emas. Sebab, opportunity cost menggenggam obligasi menjadi meningkat di saat yield menguat.
Baca juga: Harga Emas Meroket Setelah Bos The Fed Lontarkan Sikap ‘Dovish’
Posisi harga sang logam mulia masih kuat setelah investor mencerna pernyataan dovish yang dilontarkan oleh ketua The Fed Jerome Powell.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres AS pada Rabu (14/7), Powell berujar bahwa tingkat inflasi diperkirakan akan bergerak ke arah yang moderat dalam beberapa bulan mendatang. Meski memang, tingkat inflasi AS dalam jangka pendek masih meledak-ledak, seperti yang terjadi tiga bulan belakangan.
Komentar yang sama juga ia lontarkan sehari kemudian, Kamis (15/7), dengan mengatakan bahwa The Fed sebenarnya cukup “cemas” dengan inflasi yang tinggi. Namun, otoritas moneter itu masih belum mau mengubah arah kebijakan moneternya. Bahkan, ia mengatakan bahwa saat ini adalah periode yang “terlalu cepat” untuk mengetatkan kebijakan moneter.
Komentar ini ia lontarkan setelah Biro Statistik dan Ketenagakerjaan AS merilis data inflasi Juni. Selasa lalu, lembaga tersebut mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan (month-to-month) Juni tercatat 0,9% atau melesat melebihi prakiraan ekonom yakni 0,5%.
Namun, jika dilihat secara tahunan (year-on-year), tingkat inflasi AS di Juni tercatat di 5,4%, atau 40 basis poin lebih tinggi dibanding Mei yakni 5%. Tingkat inflasi ini merupakan yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Sikap dovish The Fed tentu akan menjadi angin segar bagi harga emas. Sebab, investor tentu bisa mengandalkan emas sebagai aset safe haven kala inflasi tinggi.
Baca juga: Harga Emas Stagnan Meski Inflasi AS Capai Rekor Tertinggi dalam 13 Tahun
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini