Citigroup baru saja merilis laba dan pendapatannya di kuartal III 2023. Lantas, seperti apa hasilnya? Simak selengkapnya di bawah ini!
Citigroup berhasil melaporkan kinerja keuangan yang melebihi ekspektasi analis pada kuartal ketiga 2023. Adapun pendapat pada kuartal ini adalah sebesar US$20,14 miliar (+4,22% QoQ, +9%YoY), lebih tinggi dari ekspektasi yang berada di level US$19,31 miliar. Perusahaan berhasil mencetak Earning per share (EPS) sebesar US$1,52, melebihi perkiraan analis dengan EPS sebesar US$1,21. Selanjutnya, net interest margin berada di level 2,49% lebih tinggi dari perkiraan analis di level 2,41%.
Pendapatan terbesar disumbangkan oleh segmen institutional client dengan pendapatan sebesar US$10.6 miliar (+2% QoQ, +12% YoY) yang disusul oleh pendapatan segmen personal banking dan wealth management dengan revenue sebesar US$6,8 miliar (+6% QoQ, +10% YoY). Pada sisi expense, biaya naik 6% menjadi US$13,5 miliar karena adanya pembayaran pesangon bagi karyawan yang diberhentikan karena perusahaan menjual beberapa bisnisnya dan divestasi di Asia.
Citigroup akan memangkas management layer dari 13 menjadi 8, dengan adanya reorganisasi secara besar-besaran. Dalam 2 lapisan teratas, perusahaan sudah memangkas 60 komite dan kedepannya bank akan menghilangkan co-heads divisi dan regional roles sehingga membuat proses pelaporan dan pengambilan keputusan semakin tersentralisasi. Perusahaan juga akan melakukan PHK yang berdampak pada cost savings pada kuartal keempat.
Citigroup melakukan revisi terhadap perkiraan net interest income (NII) pada akhir tahun 2023 menjadi sebesar US$47.5 miliar dari US$46 miliar, dengan terus mendorong pertumbuhan kredit. Namun, disisi lain, terdapat potensi akan pertumbuhan cost of fund, apabila The Fed kembali meningkatkan The Fed Funds Rate yang berpotensi membuat NII Citigroup menjadi tertekan. Kebijakan suku bunga ini juga turut berdampak pada turunnya nilai instrumen obligasi, sehingga berpengaruh pada likuiditas Citigroup.
Citigroup sedang melakukan proses divestasi terhadap beberapa bisnisnya di Asia, misalnya seperti menjual China Consumer Wealth Business kepada HSBC yang diperkirakan akan rampung pada 1H 2024. Selain itu, perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan penutupan bisnisnya secara bertahap di Korea Selatan dan Rusia. Adapun transaksi divestasi yang sudah rampung adalah penjualan Taiwan Consumer Banking Business kepada DBS, menjual bisnisnya di Australia, Bahrain, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam dan India.
Bagikan artikel ini