Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Lightning Network
shareIcon

Lightning Network

1304  dilihat·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Lightning Network

Lightning Network adalah teknologi lapis kedua di jaringan blockchain yang memfasilitasi pengguna untuk bertransaksi secara lebih efisien dan cepat.

Namun, mengapa perlu ada Lightning Network untuk bertransaksi kripto jika hal itu sudah difasilitasi oleh jaringan blockchain? Selain itu, apa saja keunggulan bertransaksi di Lightning Network ketimbang blockchain? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!

Apa Itu Lightning Network?

Lightning Network adalah jaringan yang berjalan di atas jaringan blockchain yang bermanfaat untuk memfasilitasi transaksi secara langsung antar pengguna, alias peer-to-peer.

Hanya saja, seluruh catatan transaksinya tidak terekam di dalam catatan blockchain. Oleh karenanya, jaringan ini kadang disebut sebagai jaringan lapis kedua atau jaringan off-chain.

Jaringan tersebut sangat dibutuhkan di blockchain. Sebab, durasi tiap transaksi yang akan dieksekusi di teknologi blockchain pasti akan kian lama seiring maraknya transaksi aset kripto di atasnya. Hal ini menjadi perhatian pelaku pasar kripto, tak terkecuali Bitcoin.

Alhasil, seluruh transaksi bisa dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, teknologi ini juga mengurangi beban kerja jaringan blockchain utama.

Lightning Network Adalah Komplementer Blockchain

Perjalanan Lightning Network dimulai pada 2015, di mana akademisi lintas keilmuan Joseph Poon dan Thaddeus Dryja memperkenalkan teknologi ini sebagai solusi atas lambatnya transaksi blockchain. Solusi ini terus dikembangkan menjadi medium komplementer untuk transaksi harian hingga saat ini.

Awalnya, teknologi ini dipasangkan dengan jaringan blockchain Bitcoin. Namun, Lightning Network sendiri berbeda dengan jaringan Bitcoin. Sebab, jaringan ini memiliki node-node dan piranti lunaknya tersendiri, sehingga pengguna perlu menciptakan transaksi khusus terlebih dahulu di blocckchain untuk keluar-masuk Lightning Network.

Temuan Poon dan Dryja mengubah arena permainan kripto jadi lebih bersaing. Tanpa Lightning Network, blockchain Bitcoin hanya mampu memproses tujuh transaksi per detik sebab prosesnya yang rumit dan perlu konsensus dari semua node.

Padahal, idealnya transaksi per detik yang harus bisa dieksekusi oleh bitcoin adalah ratusan ribu mengingat peminatnya sudah semakin banyak. Selain itu, tiap hari jumlah bitcoin yang telah ditambang pun semakin meningkat.

Kesemuanya, berikut dengan tiap transaksinya, harus dicatatkan pada buku besar blockchain atas konsensus semua node. Nah, Lightning Network membabat kelemahan tersebut, sehingga biaya transaksi dapat dipangkas dan waktu transaksi bisa dipercepat.

Namun, peningkatan frekuensi transaksi per detik yang fantastis itu tentu saja tidak gratis. Ada biaya yang harus dibayarkan dari rute informasi pembayaran antara node dan biaya untuk membuka dan menutup saluran pembayaran (chanel) Lightning Network.

Biaya transaksi ini bisa meningkat di kemudian hari, namun saat ini terhitung lebih murah ketimbang transaksi dalam blockchain. Dengan catatan, chanel tidak sering dibuka tutup. Hal ini juga menjadi kelemahan lightning network, yakni penggunaannya harus terus online agar bisa terus berpartisipasi.

Adapun jaringan Lightning Network kini tak hanya digunakan oleh Bitcoin semata. Aset kripto seperti Litecoin pun telah mengintegrasikannya ke jaringannya.

Baca juga: Panduan Cara Menggunakan RSI Untuk Trading Crypto Bagi Pemula

Cara Kerja Lightning Network

Lightning Network adalah saluran yang bekerja mirip sistem deposit menggunakan multi-signature wallet. Kedua belah pihak punya akses private key masing-masing untuk melakukan transaksi di luar blockchain.

Keduanya bisa menyetorkan sejumlah aset kripto ke dalam wallet tersebut yang sifatnya seperti deposit. Mekanisme ini membuat transaksi bisa dilakukan kapan pun dan kedua pihak dapat mengotorisasinya sendiri tanpa harus menunggu konsensus semua node blockchain.

Transaksi dilakukan secara peer-to-peer melalui kesepakatan transaksi dalam sebuah neraca. Seluruh pihak yang bertransaksi ini akan membuka akses buku besarnya sebagai saluran untuk bertransaksi. Nah, transaksi antar wallet bisa dieksekusi dan saluran itu bisa ditutup segera setelah neraca yang dimaksud ditandatangani dan disetujui oleh kedua belah pihak.

Lightning Network juga memiliki node-node sendiri yakni node para penggunanya yang terhubung dalam chanel-chanel dua arah. Antar node itu dapat saling bertransaksi dalam sistem DeFi mereka sendiri dan menjadi perantara satu sama lain dengan kunci validasi, tanpa harus bertukar signature.

Jika diperlukan, transaksi juga bisa melibatkan instrumen yang lebih rigid seperti smart contracts dan multi signature scripts untuk menambah tingkat keamanannya. Tak perlu khawatir soal keamanannya, sebab transaksi lewat saluran ini juga dicatat melalui mini-ledger.

Kedua pihak pun masih dapat bertransaksi di Lightning Network meski tidak terhubung dengan chanel manapun. Caranya ialah bertukar kunci master, tentunya dengan mempertimbangkan keamanannya.

Lightning Network Adalah Sistem yang Punya Kelemahan

Meski Lightning Network punya segudang manfaat, namun jaringan ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan yang harus kamu pertimbangkan saat akan menggunakannya adalah hackers. 

Karena hanya dapat digunakan saat online, jaringan ini rawan peretasan. Padahal, Bitcoin yang kamu depositkan pada wallet dalam Lightning Network tidak bisa disimpan pada wallet offline.

Selain itu, murahnya biaya transaksi lewat jaringan ini juga membawa kehawatiran bagi para hodlers yang berencana cuan di masa depan. Sebab, nanti saat semua Bitcoin sudah ditambang, fee transaksi diperkirakan adalah satu-satunya reward yang tersisa bagi para penambang.

Kalau kamu tim hodlers, mungkin kamu tidak memerlukan lightning network untuk bertransaksi. Namun, kalau bitcoin kamu aktif digunakan sebagai alat pembayaran, jaringan ini pasti sangat bermanfaat buatmu.  Pastikan dulu keamanan transaksi kamu, ya, Sobat Cuan!

Baca juga: Ini Alasan HODL & Menabung Kripto Adalah Strategi Jitu Saat Pasar Bearish!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Binance, Investopedia

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Fathia Nurul Haq

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR)

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1