Indeks PMI manufaktur adalah salah satu indikator perekonomian yang selalu ditunggu ekonom dan analis. Namun, apa itu indeks PMI manufaktur?
Indeks manufaktur ISM atau Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur adalah indeks yang menggambarkan tren yang berlangsung di sektor manufaktur saat ini.
Indeks yang dirilis setiap bulan ini disusun oleh asosiasi manajemen suplai Institute of Supply Management (ISM) yang diukur berdasarkan survei terhadap para manajer pembelian yang bekerja di lebih dari 400 perusahaan manufaktur.
Selain menyusun indeks manufaktur, ISM juga merilis indeks PMI sektor jasa yang sama-sama diterbitkan setiap bulannya. Bagi ekonom, pelaku pasar, dan pemangku kebijakan, kedua data tersebut selalu digunakan sebagai indikator untuk mencerminkan kondisi dan iklim dunia bisnis saat ini. Sehingga, mereka pun nantinya bisa menentukan kebijakan sesuai persepsi pelaku usaha.
Baca Juga: Disebut Barang Langka, Bagaimana Kondisi Suplai & Permintaan Emas Sekarang?
Dalam melakukan survei bulanannya, ISM mengirimkan kuesioner kepada jajaran eksekutif senior 400 perusahaan yang bergerak di 19 sektor manufaktur. Sektor ini didasarkan pada North American Industry Classification System (NAICS) yang kemudian diboboti oleh pangsa setiap industri tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) AS.
Setelahnya, jajaran eksekutif tersebut mengisi survei tersebut yang berfokus pada lima pertanyaan utama: pemesanan baru, tingkat persediaan barang, tingkat produksi, pengiriman bahan baku, dan kondisi ketenagakerjaan. Nantinya, responden menjawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan memilih satu dari tiga jawaban umum: terdapat perbaikan, tidak ada perbaikan, atau terjadi pelemahan.
Kemudian, responden akan mengembalikan lagi survei tersebut ke ISM untuk diolah menjadi sebuah angka indeks.
Dalam hal ini, ISM memberi bobot yang sama untuk masing-masing lima variabel tersebut alias 20% untuk masing-masing variabel. Setelah itu, ISM akan membagi jumlah jawaban survey tersebut berdasarkan tiga jawaban yang telah disebutkan di atas untuk kemudian dilakukan pembobotan lebih lanjut dalam formulasi seperti berikut:
PMI = (P1 x 1) + (P2 X 0,5) + (p3 x 0)
Penjelasan atas rumus tersebut adalah:
PMI: Nilai indeks manufaktur PMI
P1: Persentase jumlah jawaban yang menjawab "terdapat perbaikan" terhadap total jawaban survei.
P2: Persentase jumlah jawaban yang menjawab "tidak ada perbaikan" terhadap total jawaban survei.
P3: Persentase jumlah jawaban yang menjawab "terjadi pelemahan" terhadap total jawaban survei.
Nantinya, hasil formulasi tersebut akan menghasilkan angka indeks dengan rentang 0 hingga 100, di mana titik 50 menjadi patokan utama yang mencerminkan bahwa kondisi bisnis saat ini tidak berubah jika dibanding bulan sebelumnya. Sehingga, semakin jauh jarak angka indeks tersebut dari angka 50, maka semakin besar pula perubahan kondisi bisnis yang dialami pada bulan tersebut.
Jika nilai PMI manufaktur berada di atas 50, maka dapat diketahui bahwa sektor manufaktur di negara tersebut sedang mengalami ekspansi atau pertumbuhan dibandingkan bulan sebelumnya.
Sebaliknya, jika nilai tersebut berada di bawah 50, maka dapat diketahui bahwa sektor manufaktur di Indonesia sedang mengalami kontraksi atau perlambatan dari bulan sebelumnya.
Indeks PMI manufaktur tidak bersifat konstan setiap bulan. Adapun faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan nilai PMI manufaktur adalah:
Laporan data PMI Manufaktur dirilis pada hari kerja pertama setiap bulannya pada pagi hari pukul 10:00 EST. Adapun laporan PMI layanan tentang bisnis dan keseluruhan ekonomi dirilis pada hari kerja ketiga setiap bulan pada pagi hari pukul 10:00 EST.
Namun, ISM bukan hanya satu-satunya lembaga yang merilis indeks PMI manufaktur. Terdapat pula lembaga seperti Markit Group dan Caixin. Mereka menggunakan variabel-varibel perthitungan indeks yang berbeda dari ISM, mulai dari output, permintaan baru, permintaan ekspor baru, penumpukan pekerjaan, harga output, harga input, waktu pengiriman dari pemasok, stok barang jadi, kuantitas pembelian, stok pembelian, hingga ketenagakerjaan.
Baca Juga: Kabar Sepekan: AS Diet Stimulus, Manufaktur Asia Kembali Mulus
Setelah mengetahui bagaimana cara membaca data indeks manufaktur, Sobat Cuan pasti bertanya-tanya apa gunanya data tersebut, bukan?
PMI manufaktur dapat menunjukkan tingkat permintaan produk dengan mengukur jumlah aktivitas pemesanan di pabrik-pabrik yang ada di negara tersebut. Selain itu, laporannya dapat menguraikan pergerakan indeks untuk manufaktur, jumlah pesanan baru, produksi, lapangan kerja, inventaris, harga, dan daftar produk yang perlu dikerjakan.
Angka PMI dapat mempengaruhi kepercayaan investor dan pelaku bisnis karena indeks tersebut merupakan survei terhadap manajer pembelian dan eksekutif manajemen pasokan yang berada di garis terdepan rantai pasokan. Selain itu, indeks tersebut tidak hanya melaporkan informasi kondisi ekonomi pada dua bulan sebelumnya, tetapi juga menguraikan tren jangka panjang yang telah dibangun dari waktu ke waktu berdasarkan kondisi ekonomi yang berlaku.
Singkatnya, investor dapat lebih memahami tren dan kondisi ekonomi nasional melalui data indeks manufaktur. Data tersebut juga dapat mengindikasikan seberapa optimis pelaku bisnis terhadap kondisi perekonomian suatu negara di masa mendatang.
Misalnya, nilai PMI manufaktur Indonesia di bulan Agustus 2022 mencapai 51,7. Angka tersebut menunjukkan bahwa dunia usaha di Indonesia sedang dalam fase ekspansi yang dapat dilihat dari peningkatan penjualan dari permintaan domestik, peningkatan produksi, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan penurunan tekanan inflasi di sektor manufaktur yang ditandai dengan rendahnya kenaikan harga input dan ouput.
Kebalikannya, penurunan indeks manufaktur dapat mengindikasikan bahwa terjadi penurunan permintaan konsumen yang mengakibatkan penutupan pabrik. Jika pabrik ditutup, maka output ikut menurun dan perusahaan memberhentikan sejumlah karyawan.
Oleh karena itu, manajer pembelian berada dalam posisi terbaik untuk menilai pasang-surut kondisi bisnis. Pabrik tempat mereka bekerja juga harus merespons dengan cepat perubahan permintaan, baik meningkatkan atau mengurangi pembelian bahan yang mereka gunakan untuk mengantisipasi permintaan produk jadi.
Sebagai tambahan, ekonom S&P Global Market Intelligence, Laura Denman, menyatakan bahwa pertumbuhan yang lebih jelas pada output dan total permintaan baru menunjukkan kesehatan ekonomi di masa mendatang.
Itulah hal yang dapat Sobat Cuan ketahui dari PMI manufaktur. Jika Sobat Cuan ingin tahu lebih banyak seputar istilah ekonomi, yuk cek blog Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Sekretariat Kabinet, Kemenperin
Bagikan artikel ini