Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Free Cash Flow to Firm
shareIcon

Free Cash Flow to Firm

0  dilihat·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Free Cash Flow to Firm

Free Cash Flow to Firm (FCFF) adalah metrik keuangan penting. Namun, apa fungsi metrik keuangan satu ini?

Apa Itu Free Cash Flow to Firm?

Free Cash Flow to the Firm (FCFF) adalah jumlah uang tunai yang bisa dimiliki perusahaan setelah ia menunaikan kewajibannya dalam bentuk depresiasi aset, pajak, modal kerja, dan investasi. Dengan kata lain, metrik ini memberikan gambaran mengenai kas yang bisa "dinikmati" perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran investasi.

Analis dan investor biasanya menggunakan metode ini untuk melacak kesehatan finansial perusahaan.

Dalam hal ini, nilai FCFF yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan masih memiliki kas mumpuni setelah membayarkan seluruh bebannya. Sementara itu, nilai FCFF yang negatif mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan penerimaan yang baik untuk menutupi seluruh beban dan aktivitas investasinya.

Di samping itu, mereka juga kerap membandingkan nilai FCFF satu perusahaan dengan perusahaan lain sebelum memutuskan untuk berinvestasi di satu saham tertentu.

Baca Juga: Free Cash Flow to Equity (FCFE)

Apa Manfaat Free Cash Flow to Firm?

Bagi analis dan investor, FCFF memberikan banyak informasi mengenai kondisi kesehatan perusahaan.

Pertama, melalui FCFF, investor dapat memantau kemampuan sebuah perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Semakin tinggi nilai metrik tersebut, maka perusahaan tersebut punya kegiatan operasi yang baik.

Kedua, FCFF juga memberi gambaran mengenai pengelolaan arus kas perusahaan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki angka Free Cash Flow to Firm yang meningkat antar waktu, maka ada kemungkinan ia berhasil mengelola bebannya atau mampu menghasilkan penerimaan yang baik.

Ketiga, perhitungan FCFF juga menghasilkan arus kas bebas, sebuah indikator yang selama ini dianggap penting untuk mengukur nilai intrinsik saham satu perusahaan.

Asal tahu saja, harga saham kadang tidak mencerminkan nilai intrinsiknya. Makanya, ada saham yang dianggap kemahalan (overvalued) atau terkesan lebih murah (undervalued) dibanding harga pasarnya. Nah, untuk membantu investor menilai apakah nilai suatu saham dinilai secara adil, mereka pun bisa memanfaatkan perhitungan FCFF.

Di samping itu, bagi investor, perhitungan FCFF juga dianggap sebagai cerminan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen, membeli kembali saham-sahamnya, atau melunasi kewajiban utangnya kepada debitur.

Baca Juga: Analisis Rasio Keuangan

3 Rumus Alternatif dan Cara Menghitung PCFF

Berikut ini ada beberapa rumus yang bisa digunakan untuk menghitung FCFF. Salah satunya adalah:

  FCFF = NI + NC + ( I × (1 − TR )) − LI − IWC

Keterangan:

NI = Laba Bersih

NC = Beban Non Tunai

I = Bunga

TR = Tingkat Pajak

LI = Investasi Jangka Panjang

IWC = Investasi Modal Kerja

Selain menggunakan persamaan yang telah disebutkan sebelumnya, ada juga formulasi lain yang bisa digunakan. Seperti berikut ini:

FCFF = CFO + ( IE × ( 1 − TR )) − CAPEX

Keterangan:

CFO = Arus Kas dari Operasional

IE = Beban Bunga

TR = Tingkat Pajak

CAPEX = Capital Expenditures

Selain itu, analis dan investor juga bisa memanfaatkan formula berikut:

FCFF = ( EBIT × ( 1 − TR )) + D − LI − IWC

Keterangan:

EBIT = Laba Sebelum Bunga dan Pajak

TR = Tingkat Pajak

D = Penyusutan

LI = Investasi Jangka Panjang

IWC = Investasi Modal Kerja

Baca juga: Capital Expenditure (Capex)

Perbedaan antara Cash Flow dan Free Cash Flow to Firm (FCFF)

Sobat Cuan mungkin memahami bahwa Free Cash Flow to Firm adalah metrik penting yang bisa digunakan untuk mengukur beragam situasi yang terjadi di perusahaan. Namun, apakah ada perbedaan antara FCFF dengan arus kas (cash flow) biasanya?

Sekadar informasi, cash flow merujuk pada aliran kas dan setara kas yang masuk dan keluar dari perusahaan.

Jika ada aliran kas yang positif, maka artinya aset lancar perusahaan meningkat. Sehingga, perusahaan diharapkan bisa membayar utang, menambah pengeluaran investasi, memberikan dividen pemegang saham, dan menanggung biaya operasional.

Namun, FCFF merujuk pada jenis arus kas yang lebih spesifik, yakni arus kas bersih (netto) yang berasal dari kegiatan bisnis saja. Makanya, dalam perhitungannya, FCFF hanya memasukkan pendapatan operasional dan pengeluaran operasional, misalnya investasi di aset tetap, depresiasi aset, dan beban-beban operasional lainnya.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia, Corporate Finance Institute

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Anuitas

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1