Extrinsic Value

Extrinsic Value, atau nilai ekstrinsik, adalah sebuah nilai yang menggambarkan selisih antara harga pasar suatu aset, yang biasanya disebut premium, dengan nilai intrinsiknya. Adapun, intrinsic value (nilai intrinsik) adalah selisih antara nilai aset sesungguhnya dengan harga penawaran sebuah aset ketika ia akan dijual atau dibeli.

Sebagai contoh, jika investor menawarkan harga jual asetnya sebesar US$20 sementara harga asli asetnya adalah US$22, maka selisih sebesar US$2 dianggap sebagai intrinsic value. Namun di aktivitas aslinya, aset tersebut bisa dijual dengan selisih US$2,5 dibanding harga aslinya. Maka, selisih tambahan sebesar US$0,5 ini disebut sebagai nilai ekstrinsik.

Nilai ekstrinsik juga merupakan sebuah nilai yang dibentuk oleh faktor-faktor di luar harga aset tersebut sebenarnya.

Jika investor menjual asetnya dengan harga di bawah nilai aset sesungguhnya, maka premium hanya akan tercipta dari extrinsic value. Sebaliknya, jika investor melakukan aksi beli aset dengan harga di atas harga penawaran, maka premium juga tercipta hanya dari nilai ekstrinsiknya.

Nilai ekstrinsik juga dikenal sebagai “nilai dari waktu”. Sebab, waktu yang tersisa hingga kontrak penawaran sebelum mencapai masa kedaluwarsanya adalah salah satu faktor utama yang menimnbulkan premium.

Pada kondisi normal, sebuah kontrak penawaran akan kehilangan nilainya seiring masa kedaluwarsa kontraknya semakin dekat. Sebab, semakin minim jangka waktu kontrak tersebut, maka nilai aset itu akan sulit untuk berfluktuasi.

Faktor lain yang mempengaruhi extrinsic value adalah kemungkinan harga aset tersebut mengalami volatilitas tersirat (implied volatility). Dalam hal ini, implied volatility adalah potensi rentang pergerakan harga dari sebuah aset dalam jangka waktu yang juga spesifik.

Sebagai contoh, jika seorang investor membeli sebuah saham yang akan dilepas dengan implied volatility tahunan sebesar 20% hari ini, dan kemudian angkanya meningkat menjadi 30% keesokan harinya, maka extrinsic value-nya pun akan meningkat.

Baca juga: Apa Itu Hukum Permintaan dan Penawaran?

Contoh Extrinsic Value

Misalnya, seorang pelaku pasar berniat membeli saham XYZ, di mana harga pasarnya saat ini ada di US$50 per lembar. Ia kemudian melakukan penawaran sebesar US$45 dengan jangka waktu penawaran berlaku hanya lima bulan saja. Sang pelaku pasar itu juga membayar US$3 per saham untuk mengamankan penawaran tersebut.

Pada waktu pembelian, opsi tersebut tidak memiliki nilai intrinsik karena harga pasar saham tersebut berada di atas harga penawaran. Dengan asumsi implied volatility dan harga pasar saham tersebut tetap sama sejak hari pertama penawaran, maka premium saham tersebut bisa saja bergerak ke angka US$0 lima bulan kemudian.

Namun, jika harga pasarnya anjlok hingga di bawah harga penawaran US$45, maka keputusan pelaku pasar tersebut akan menghasilkan nilai intrinsik. Contohnya: Jika harga pasar saham XYZ turun ke US$40, maka opsi tersebut akan menghasilkan nilai intrinsik sebesar US$5.

Tetapi, jangan salah mengartikan intrinsic value sebagai laba. Opsi tersebut memang menghasilkan premium sebesar US$5, namun perlu diingat bahwa si pelaku pasar juga merogoh US$3 per saham untuk mengamankan penawarannya tersebut. Sehingga, profit aslinya adalah US$2 per lembar, bukan US$5.

Baca juga: Apa Itu Net Asset Value?

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Investopedia