Tokenisasi adalah proses menciptakan representasi digital dari hal yang nyata. Tokenisasi dapat digunakan untuk melindungi data sensitif atau memproses jumlah data yang besar secara efisien.
Peristiwa beberapa tahun terakhir telah memperjelas: kita sedang menuju era internet berikutnya dengan sangat cepat. Inovasi - inovasi baru sedang banyak dikembangkan. Salah satunya adalah AI generatif (gen AI); hampir tidak ada satu minggu pun yang berlalu tanpa terobosan - terobosan baru. Web3 disebut - sebut menawarkan potensi internet baru yang terdesentralisasi, yang dikendalikan oleh para partisipan dan pengguna melalui blockchain, bukan oleh segelintir perusahaan. Cara kita membayar sesuatu juga mengalami disrupsi: satu dari dua konsumen pada tahun 2021 menggunakan produk fintech, terutama platform pembayaran peer-to-peer dan transfer uang non-bank.
Apa kesamaan yang dimiliki oleh gen AI, Web3, dan fintech? Semuanya mengandalkan proses yang disebut tokenisasi. Namun, cara penggunaan tokenisasi berbeda - beda tergantung kasusnya.
Dalam pembayaran, tokenisasi digunakan untuk keamanan siber dan untuk menyamarkan identitas pembayaran itu sendiri. Pada dasarnya, untuk mencegah penipuan. Sebaliknya, di Web3, tokenisasi adalah proses digitalisasi untuk membuat aset lebih mudah diakses. Dan dalam AI, tokenisasi digunakan untuk memecah data agar lebih mudah dideteksi polanya.
Di bagian selanjutnya dari penjelasan ini, kita akan membahas contoh spesifik tentang bagaimana tokenisasi bekerja secara berbeda di setiap konteks. Pertama, mari kita bahas dasar-dasarnya.
Secara umum, tokenisasi adalah proses penerbitan representasi digital, unik, dan anonim dari suatu hal yang riil. Dalam aplikasi Web3, token digunakan pada blockchain (biasanya bersifat privat), yang memungkinkan token digunakan dalam protokol tertentu. Token dapat merepresentasikan aset, termasuk aset fisik seperti real estate atau seni, aset keuangan seperti ekuitas (saham) atau obligasi, aset tidak berwujud seperti kekayaan intelektual, atau bahkan identitas dan data.
Dalam aplikasi AI, tokenisasi bekerja dengan cara yang berbeda, dengan menggunakan model bahasa besar atau large language model (LLM) yang menggunakan teknik pembelajaran mendalam untuk memproses, mengkategorikan, dan menghubungkan potongan-potongan informasi - dari seluruh kalimat hingga karakter individu. Tokenisasi pembayaran melindungi data sensitif dengan menghasilkan kode sementara yang digunakan untuk menggantikan data asli.
Tokenisasi dapat menciptakan beberapa jenis token. Dari industri layanan keuangan, salah satu contohnya adalah stablecoin, jenis mata uang kripto yang dipatok dengan uang dunia nyata yang dirancang agar dapat dipertukarkan, atau direplikasi. Jenis token lainnya adalah NFT - sebuah token yang tidak dapat dipertukarkan, artinya token yang tidak dapat direplikasi - yang merupakan bukti kepemilikan digital yang dapat dibeli dan dijual. Contoh simpel lainnya bahkan bisa jadi kata "kucing"; sebuah LLM akan menokenkan kata "kucing" dan menggunakannya untuk memahami hubungan antara "kucing" dengan kata-kata lain.
Dalam penjelasan ini, kita akan menelusuri bagaimana tokenisasi bekerja dan apa artinya di masa depan.
Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas beberapa hal mendasar. Model pembelajaran mendalam yang dilatih pada sejumlah besar data yang tidak terstruktur dan tidak berlabel disebut model dasar. LLM adalah model dasar yang dilatih pada teks. Dilatih melalui proses yang disebut fine-tuning, model-model ini tidak hanya dapat memproses teks tidak terstruktur dalam jumlah besar, tetapi juga mempelajari hubungan antara kalimat, kata, atau bahkan bagian dari kata. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan teks bahasa yang natural, atau melakukan tugas seperti meringkas atau ekstraksi pengetahuan lainnya.
Berikut adalah bagaimana tokenisasi memungkinkan hal ini. Ketika sebuah LLM diberi teks sebagai input, ia akan memecah teks tersebut menjadi token-token. Setiap token diberi pengenal numerik yang unik, yang dimasukkan kembali ke dalam LLM untuk diproses. Model ini mempelajari hubungan antara token-token tersebut untuk menghasilkan respons berdasarkan pola yang dipelajarinya.
Ada sejumlah teknik tokenisasi yang biasa digunakan dalam LLM:
Jenis tokenisasi yang digunakan tergantung pada apa yang perlu dicapai oleh model. Metode tokenisasi yang berbeda juga dapat digabungkan untuk mencapai hasil yang dibutuhkan.
Seperti yang telah kita lihat, Web3 adalah jenis internet baru, yang dibangun di atas jenis teknologi baru. Berikut adalah tiga jenis utama Web3:
Seperti yang akan kita lihat, teknologi-teknologi ini bersatu untuk mendukung berbagai terobosan terkait tokenisasi.
Beberapa pemimpin industri percaya bahwa tokenisasi dapat mengubah struktur layanan keuangan dan pasar modal karena memungkinkan pemegang aset untuk mendapatkan keuntungan dari blockchain, seperti operasi 24/7 dan ketersediaan data. Blockchain juga menawarkan penyelesaian transaksi yang lebih cepat dan otomatisasi yang lebih tinggi (melalui kode tertanam yang hanya akan diaktifkan jika kondisi tertentu terpenuhi).
Meskipun belum diuji dalam skala besar, manfaat potensial tokenisasi meliputi hal-hal berikut:
Sudah ada hype seputar tokenisasi aset digital selama bertahun-tahun, sejak diperkenalkan pada tahun 2017. Namun terlepas dari prediksi yang besar, hal ini belum menjadi sesuatu yang berarti. Meski begitu, terlihat beberapa pergerakan walau cukup pelan: Perusahaan infrastruktur fintech yang berbasis di Amerika Serikat, Broadridge, kini memfasilitasi lebih dari $1 triliun setiap bulan pada platform buku besar terdistribusi.
Ada empat langkah umum yang terlibat dalam tokenisasi aset:
Mungkin. Para pemain layanan keuangan sudah mulai melakukan tokenisasi uang tunai. Saat ini, sekitar US$120 miliar uang tunai yang telah ditokenisasi beredar dalam bentuk stablecoin yang telah dicadangkan. Seperti yang telah disebutkan di atas, stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dipatok pada mata uang fisik (atau komoditas atau instrumen keuangan lainnya) dengan tujuan untuk mempertahankan nilai dari waktu ke waktu.
Para pemain layanan keuangan mungkin mulai bermain dengan tokenizing - ini adalah bentuk penggunaan terbesar hingga saat ini - tetapi belum terjadi pada skala yang dapat dianggap sebagai titik balik.
Meskipun demikian, ada beberapa alasan mengapa tokenizing dapat berkembang pesat. Salah satunya, karena suku bunga yang lebih tinggi pada saat ini. Meskipun menjadi keluhan bagi banyak orang, peningkatan suku bunga meningkatkan ekonomi untuk beberapa kasus penggunaan tokenisasi, terutama yang terkait dengan likuiditas jangka pendek. (Ketika suku bunga tinggi, perbedaan transaksi antara satu jam dan 24 jam dapat menghasilkan uang yang sangat banyak).
Terlebih lagi, sejak tokenisasi memulai debutnya lima tahun yang lalu, banyak perusahaan layanan keuangan telah mengembangkan tim aset digital dan kapabilitas mereka secara signifikan. Tim-tim ini bereksperimen lebih banyak dan terus mengembangkan kemampuan mereka. Seiring dengan semakin matangnya tim aset digital, kita mungkin akan melihat tokenisasi semakin banyak digunakan dalam transaksi keuangan.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini