Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Tokenization
shareIcon

Tokenization

0  dilihat·Waktu baca: 8 menit
shareIcon
Tokenization

Tokenisasi adalah proses menciptakan representasi digital dari hal yang nyata. Tokenisasi dapat digunakan untuk melindungi data sensitif atau memproses jumlah data yang besar secara efisien.

Peristiwa beberapa tahun terakhir telah memperjelas: kita sedang menuju era internet berikutnya dengan sangat cepat. Inovasi - inovasi baru sedang banyak dikembangkan. Salah satunya adalah AI generatif (gen AI); hampir tidak ada satu minggu pun yang berlalu tanpa terobosan - terobosan baru. Web3 disebut - sebut menawarkan potensi internet baru yang terdesentralisasi, yang dikendalikan oleh para partisipan dan pengguna melalui blockchain, bukan oleh segelintir perusahaan. Cara kita membayar sesuatu juga mengalami disrupsi: satu dari dua konsumen pada tahun 2021 menggunakan produk fintech, terutama platform pembayaran peer-to-peer dan transfer uang non-bank.

Apa kesamaan yang dimiliki oleh gen AI, Web3, dan fintech? Semuanya mengandalkan proses yang disebut tokenisasi. Namun, cara penggunaan tokenisasi berbeda - beda tergantung kasusnya.

Dalam pembayaran, tokenisasi digunakan untuk keamanan siber dan untuk menyamarkan identitas pembayaran itu sendiri. Pada dasarnya, untuk mencegah penipuan. Sebaliknya, di Web3, tokenisasi adalah proses digitalisasi untuk membuat aset lebih mudah diakses. Dan dalam AI, tokenisasi digunakan untuk memecah data agar lebih mudah dideteksi polanya.

Di bagian selanjutnya dari penjelasan ini, kita akan membahas contoh spesifik tentang bagaimana tokenisasi bekerja secara berbeda di setiap konteks. Pertama, mari kita bahas dasar-dasarnya.

Bagaimana cara kerja tokenisasi?

Secara umum, tokenisasi adalah proses penerbitan representasi digital, unik, dan anonim dari suatu hal yang riil. Dalam aplikasi Web3, token digunakan pada blockchain (biasanya bersifat privat), yang memungkinkan token digunakan dalam protokol tertentu. Token dapat merepresentasikan aset, termasuk aset fisik seperti real estate atau seni, aset keuangan seperti ekuitas (saham) atau obligasi, aset tidak berwujud seperti kekayaan intelektual, atau bahkan identitas dan data.

Dalam aplikasi AI, tokenisasi bekerja dengan cara yang berbeda, dengan menggunakan model bahasa besar atau large language model (LLM) yang menggunakan teknik pembelajaran mendalam untuk memproses, mengkategorikan, dan menghubungkan potongan-potongan informasi - dari seluruh kalimat hingga karakter individu. Tokenisasi pembayaran melindungi data sensitif dengan menghasilkan kode sementara yang digunakan untuk menggantikan data asli.

Tokenisasi dapat menciptakan beberapa jenis token. Dari industri layanan keuangan, salah satu contohnya adalah stablecoin, jenis mata uang kripto yang dipatok dengan uang dunia nyata yang dirancang agar dapat dipertukarkan, atau direplikasi. Jenis token lainnya adalah NFT - sebuah token yang tidak dapat dipertukarkan, artinya token yang tidak dapat direplikasi - yang merupakan bukti kepemilikan digital yang dapat dibeli dan dijual. Contoh simpel lainnya bahkan bisa jadi kata "kucing"; sebuah LLM akan menokenkan kata "kucing" dan menggunakannya untuk memahami hubungan antara "kucing" dengan kata-kata lain.

Dalam penjelasan ini, kita akan menelusuri bagaimana tokenisasi bekerja dan apa artinya di masa depan.

Bagaimana cara kerja tokenisasi dalam large language models (LLM)?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas beberapa hal mendasar. Model pembelajaran mendalam yang dilatih pada sejumlah besar data yang tidak terstruktur dan tidak berlabel disebut model dasar. LLM adalah model dasar yang dilatih pada teks. Dilatih melalui proses yang disebut fine-tuning, model-model ini tidak hanya dapat memproses teks tidak terstruktur dalam jumlah besar, tetapi juga mempelajari hubungan antara kalimat, kata, atau bahkan bagian dari kata. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan teks bahasa yang natural, atau melakukan tugas seperti meringkas atau ekstraksi pengetahuan lainnya.

Berikut adalah bagaimana tokenisasi memungkinkan hal ini. Ketika sebuah LLM diberi teks sebagai input, ia akan memecah teks tersebut menjadi token-token. Setiap token diberi pengenal numerik yang unik, yang dimasukkan kembali ke dalam LLM untuk diproses. Model ini mempelajari hubungan antara token-token tersebut untuk menghasilkan respons berdasarkan pola yang dipelajarinya.

Ada sejumlah teknik tokenisasi yang biasa digunakan dalam LLM:

  • Tokenisasi kata: membagi teks menjadi beberapa kata atau unit yang mirip kata, dan setiap kata menjadi token yang terpisah. Tokenisasi kata mungkin mengalami kesulitan dengan kontraksi atau kata majemuk.
  • Tokenisasi karakter: membuat setiap karakter dalam teks menjadi token tersendiri. Metode ini bekerja dengan baik ketika berurusan dengan bahasa yang tidak memiliki batasan kata yang jelas atau dengan pengenalan tulisan tangan.
  • Tokenisasi subkata: memecah kata-kata yang jarang digunakan menjadi unit-unit urutan karakter yang sering muncul. Token subkata lebih besar daripada karakter individual tetapi lebih kecil daripada seluruh kata. Dengan memecah kata menjadi token subkata, sebuah model dapat menangani kata-kata yang tidak ada dalam data pelatihan dengan lebih baik. Pengkodean pasangan byte atau byte pairing encoding (BPE) adalah salah satu algoritma tokenisasi subkata. BPE dimulai dengan kosakata karakter atau kata dan menggabungkan token yang paling sering muncul bersama.
  • Tokenisasi morfologi: menggunakan morfem, yang merupakan kata atau bagian dari kata yang memiliki arti atau fungsi tata bahasa tertentu. Kata "ketidakmampuan," misalnya, dapat dipecah menjadi tiga morfem: "ketidak-" (awalan yang menunjukkan negasi), "mampu" (kata dasar), dan "-an" (akhiran yang menunjukkan sifat). Dalam tokenisasi morfologi, setiap morfem menjadi sebuah token, yang memungkinkan LLM menangani variasi kata, memahami struktur tata bahasa, dan menghasilkan teks yang akurat secara linguistik.

Jenis tokenisasi yang digunakan tergantung pada apa yang perlu dicapai oleh model. Metode tokenisasi yang berbeda juga dapat digabungkan untuk mencapai hasil yang dibutuhkan.

Teknologi apa yang memungkinkan Web3?

Seperti yang telah kita lihat, Web3 adalah jenis internet baru, yang dibangun di atas jenis teknologi baru. Berikut adalah tiga jenis utama Web3:

  • Blockchain. Blockchain adalah buku besar (ledger) yang terdistribusi secara digital dan terdesentralisasi yang ada di seluruh jaringan komputer dan memfasilitasi pencatatan transaksi. Ketika data baru ditambahkan ke dalam jaringan, sebuah blok baru dibuat dan ditambahkan secara permanen ke dalam rantai. Semua node pada blockchain kemudian diperbarui untuk merefleksikan perubahan tersebut. Ini berarti sistem tidak tunduk pada satu titik kontrol atau kegagalan.
  • Kontrak pintar. Kontrak pintar adalah program perangkat lunak yang secara otomatis dieksekusi ketika kondisi yang ditentukan terpenuhi, seperti persyaratan yang disepakati oleh pembeli dan penjual. Kontrak pintar dibuat dalam kode pada blockchain yang tidak dapat diubah.
  • Aset dan token digital. Ini adalah barang yang memiliki nilai yang hanya ada secara digital. Aset ini bisa berupa mata uang kripto, stablecoin, mata uang digital bank sentral (CBDC), dan NFT. Termasuk juga versi token dari aset riil seperti karya seni atau tiket konser.

Seperti yang akan kita lihat, teknologi-teknologi ini bersatu untuk mendukung berbagai terobosan terkait tokenisasi.

Apa saja potensi manfaat tokenisasi bagi penyedia layanan keuangan?

Beberapa pemimpin industri percaya bahwa tokenisasi dapat mengubah struktur layanan keuangan dan pasar modal karena memungkinkan pemegang aset untuk mendapatkan keuntungan dari blockchain, seperti operasi 24/7 dan ketersediaan data. Blockchain juga menawarkan penyelesaian transaksi yang lebih cepat dan otomatisasi yang lebih tinggi (melalui kode tertanam yang hanya akan diaktifkan jika kondisi tertentu terpenuhi).

Meskipun belum diuji dalam skala besar, manfaat potensial tokenisasi meliputi hal-hal berikut:

  • Penyelesaian transaksi yang lebih cepat, didukung oleh ketersediaan akses selama 24/7. Saat ini, sebagian besar penyelesaian keuangan terjadi dua hari kerja setelah perdagangan dieksekusi (atau T+2; secara teori, ini untuk memberikan waktu kepada masing-masing pihak untuk menyiapkan dokumen dan dana mereka). Penyelesaian instan yang dimungkinkan oleh tokenisasi dapat menghasilkan penghematan yang signifikan bagi perusahaan keuangan di lingkungan dengan suku bunga tinggi.
  • Penghematan biaya operasional, yang dimungkinkan karena ketersediaan data 24/7 dan pemrograman aset. Hal ini sangat berguna untuk kelas aset di mana pelayanan atau penerbitan cenderung sangat manual dan karenanya rawan kesalahan, seperti obligasi perusahaan. Menanamkan operasi seperti penghitungan bunga dan pembayaran kupon ke dalam kontrak pintar dari token akan mengotomatiskan fungsi-fungsi ini dan membutuhkan lebih sedikit campur tangan manusia.
  • Demokratisasi akses. Dengan menyederhanakan proses manual yang intensif secara operasional, melayani investor yang lebih kecil dapat menjadi proposisi yang menarik secara ekonomi bagi penyedia layanan keuangan. Namun, sebelum demokratisasi akses yang sebenarnya terwujud, distribusi aset tertokenisasi perlu ditingkatkan secara signifikan.
  • Transparansi yang ditingkatkan didukung oleh kontrak pintar. Kontrak pintar adalah serangkaian instruksi yang dikodekan ke dalam token yang diterbitkan pada blockchain yang dapat dieksekusi sendiri dalam kondisi tertentu. Salah satu contohnya adalah smart contract untuk kredit karbon, di mana blockchain dapat memberikan catatan kredit yang tidak berubah dan transparan, bahkan ketika diperdagangkan.
  • Infrastruktur yang lebih murah dan lebih cepat. Blockchain adalah sumber terbuka, sehingga secara inheren lebih murah dan lebih mudah untuk diiterasi daripada infrastruktur layanan keuangan tradisional.

Sudah ada hype seputar tokenisasi aset digital selama bertahun-tahun, sejak diperkenalkan pada tahun 2017. Namun terlepas dari prediksi yang besar, hal ini belum menjadi sesuatu yang berarti. Meski begitu, terlihat beberapa pergerakan walau cukup pelan: Perusahaan infrastruktur fintech yang berbasis di Amerika Serikat, Broadridge, kini memfasilitasi lebih dari $1 triliun setiap bulan pada platform buku besar terdistribusi.

Bagaimana cara aset Web3 ditokenisasi?

Ada empat langkah umum yang terlibat dalam tokenisasi aset:

  • Pencarian aset. Langkah pertama tokenisasi adalah mencari tahu bagaimana cara tokenisasi aset yang dimaksud. Tokenisasi reksa dana pasar uang, misalnya, akan berbeda dengan tokenisasi kredit karbon. Proses ini akan membutuhkan pengetahuan tentang apakah aset tersebut akan diperlakukan sebagai sekuritas atau komoditas dan kerangka kerja regulasi mana yang berlaku.
  • Penerbitan dan penyimpanan aset digital. Jika aset digital memiliki bentuk fisiknya, maka aset fisik tersebut harus dipindahkan ke fasilitas yang aman dan netral bagi kedua belah pihak. Kemudian token, jaringan, dan fungsi kepatuhan dipilih - menjadi satu untuk membuat representasi digital dari aset pada blockchain. Akses ke aset digital kemudian disimpan sambil menunggu distribusi.
  • Distribusi dan perdagangan. Investor perlu menyiapkan dompet digital untuk menyimpan aset digital. Tergantung pada asetnya, tempat perdagangan sekunder - alternatif dari bursa resmi yang aturannya lebih longgar - dapat dibuat untuk aset tersebut.
  • Layanan aset dan rekonsiliasi data. Setelah aset didistribusikan kepada investor, aset tersebut akan membutuhkan pemeliharaan yang berkelanjutan. Ini harus mencakup pelaporan kepada regulator, serta pajak, dan akuntansi; pemberitahuan aksi korporasi; dan lain lain.

Apakah waktunya sudah tepat untuk tokenisasi mulai populer?

Mungkin. Para pemain layanan keuangan sudah mulai melakukan tokenisasi uang tunai. Saat ini, sekitar US$120 miliar uang tunai yang telah ditokenisasi beredar dalam bentuk stablecoin yang telah dicadangkan. Seperti yang telah disebutkan di atas, stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dipatok pada mata uang fisik (atau komoditas atau instrumen keuangan lainnya) dengan tujuan untuk mempertahankan nilai dari waktu ke waktu.

Para pemain layanan keuangan mungkin mulai bermain dengan tokenizing - ini adalah bentuk penggunaan terbesar hingga saat ini - tetapi belum terjadi pada skala yang dapat dianggap sebagai titik balik.

Meskipun demikian, ada beberapa alasan mengapa tokenizing dapat berkembang pesat. Salah satunya, karena suku bunga yang lebih tinggi pada saat ini. Meskipun menjadi keluhan bagi banyak orang, peningkatan suku bunga meningkatkan ekonomi untuk beberapa kasus penggunaan tokenisasi, terutama yang terkait dengan likuiditas jangka pendek. (Ketika suku bunga tinggi, perbedaan transaksi antara satu jam dan 24 jam dapat menghasilkan uang yang sangat banyak).

Terlebih lagi, sejak tokenisasi memulai debutnya lima tahun yang lalu, banyak perusahaan layanan keuangan telah mengembangkan tim aset digital dan kapabilitas mereka secara signifikan. Tim-tim ini bereksperimen lebih banyak dan terus mengembangkan kemampuan mereka. Seiring dengan semakin matangnya tim aset digital, kita mungkin akan melihat tokenisasi semakin banyak digunakan dalam transaksi keuangan.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Pius Bagas H

Right baner

Pius Bagas H

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Margin Call

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1