Untuk memahami transaksi mata uang digital, kita perlu memiliki pengetahuan tentang apa itu blockchain dan apa itu cryptocurrency secara menyeluruh. Ini karena cryptocurrency seperti Bitcoin mengandalkan bentuk basis data (database) dengan pelacakan volume transaksi yang besar dan aman.
Teknologi blockchain kali pertama diimplementasikan pada 2009 dan berevolusi dengan Blockchain 2.0 pada 2014. Blockchain terdiri dari blok yang menampung transaksi, di mana masing-masing blok saling terkait melalui kriptografi dan membentuk jaringan.
Penggunaan mata uang akan semakin dimungkinkan di masa depan, dengan berbagai bank sentral dunia berupaya mengembangkannya. Beberapa negara bahkan telah menerapkan mata uang berbasis blockchain.
Teknologi blockchain merupakan gateway pembayaran digital terkomputerisasi yang memungkinkan adanya pencatatan transaksi antara kedua belah pihak secara konstan dan tepat. Teknologi “buku besar terdistribusi” ini membantu ruang bagi transaksi Bitcoin dan aset digital lainnya.
Baca juga: Apa Itu Mining Bitcoin?
Blockchain adalah teknologi yang telah berkembang sejak pengajuan protokol yang mirip blockchain pada 1982, dengan disertasi “Computer Systems Established, Maintained, and Trusted by Mutually Suspicious Groups”. Kriptografi yang lebih aman bagi blok-blok ini pun dijelaskan lebih lanjut pada 1991 oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta.
Akan tetapi, teknologi blockchain pertama dan apa itu blockchain yang dikenal hari ini dikonseptualisasikan lebih lanjut oleh Satoshi Nakamoto pada 2008. Nakamoto meningkatkan desain dengan metode yang serupa Hashcash. Desain ini pula yang dilanjutkan Nakamoto sebagai komponen kunci bitcoin.
Dalam perkembangannya, blockchain bermanfaat untuk menjaga privasi penggunanya. Blockchain bersifat desentralisasi dan terbentuk dari tiga konsep penting: blok, miner, dan node. Penjelasannya kira-kira sebagai berikut:
Setiap rantai terdiri dari blok, yang merupakan inti dari teknologi Blockchain. Setiap blok mengandung semua informasi relevan terkait sebuah transaksi. Blok ini juga memiliki notce dan hash yang unik dan disimpan tidak hanya secara linear, tetapi juga secara kronologis, selalu di akhir Blockchain.
Semakin banyak rantai, maka semakin sulit untuk kembali dan memanipulasi atau mengganggu rantai ini.
Miner dikenal juga sebagai ‘penambang’ yang merupakan orang-orang yang menciptakan banyak blok, yang merupakan tugas rumit mengingat komposisi lingkungan Blockchain sendiri.
Dengan adanya node, dapat dikatakan tidak satu organisasi pun bisa memiliki Blockchain, dan ini membantu teknologi Blockchain untuk mempertahankan integritas dan mencegah pembobolan privasi melalui pertukaran informasi apa pun, baik secara sistematis ataupun tidak.
Beberapa jenis blockchain di antaranya public blockchain, private blockchain, hybrid blockchains, dan sidechains. Dalam layanan keuangan, sebagian besar industri keuangan menerapkannya karena bank tertarik dengan potensi teknologi ini untuk mempercepat sistem pelayanan mereka.
Bank seperti UBS bahkan membuka laboratorium penelitian baru untuk mengetahui apa itu blockchain dari perkara dasarnya, dan mengeksplorasi bagaimana ia dapat digunakan dalam layanan keuangan demi efisiensi dan pengurangan biaya.
Pada Desember 2018, Bitwala meluncurkan solusi perbankan blockchain teregulasi pertama di Eropa yang memungkinkan pengguna untuk mengelola deposit bitcoin dan euro mereka di satu tempat.
Keunggulan blockchain seperti memberikan transparansi lebih baik, dan peningkatan keamanan transaksi, serta audit trail dan traceability yang lebih baik, menjadi daya tarik bagi banyak pihak.
Baca juga: Memperkenalkan Bitcoin, Mata Uang Elektronik sebagai Investasi Alternatif
Bitcoin merupakan salah satu cryptocurrency yang paling awal memakai teknologi ini. Melalui jaringan terdesentralisasi, Bitcoin menawarkan biaya transaksi murah dan masuk akal dibandingkan gateway pembayaran lainnya.
Dengan memiliki wallet atau dompet bitcoin, maka kita dapat mengirim, menerima, dan dengan aman menyimpan dana. Ini karena bitcoin tidak disimpan dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk algoritma matematika untuk melindungi sejumlah angka dengan private key (password).
Memahami apa itu blockchain dan cara kerja teknologi ini dalam mendukung bitcoin tentu membuatmu yakin bahwa bertransaksi cryptocurrency saat ini kian aman.
Blockchain yang mendukung pertukaran bitcoin memiliki mekanisme yang transparan. Keunggulan lainnya, transaksi bitcoin beroperasi secara anonim.
Bitcoin dapat digunakan untuk transaksi transfer mata uang digital. Meski, sebenarnya teknologi blockchain dapat membantu transfer yang lebih luas lagi, seperti pertukaran informasi kepemilikan, aset digital, hak, dll.
Di Indonesia sendiri, pemerintah telah mulai aktif merumuskan regulasi dan mendukung perkembangan teknologi dan aset dengan dukungan blockchain. Memahami apa itu blockchain dirasa akan membantu memberi solusi yang dapat membantu negara memajukan sistem finansial.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: Forbes
Memahami Analisa Saham 52 Weeks High Low dalam Investasi
Investasi Saham Sesuai Kondisi Pasar, Bagaimana Caranya?
Cuan dengan Manfaatkan Celah Bid Ask Spread untuk Dapatkan Untung
Bagikan artikel ini