MicroStrategy (MSTR) akan merilis laporan keuangan 1Q25 pada Jumat (02/05). Dengan lebih dari 553.000 BTC di portofolionya, MSTR terus agresif akumulasi Bitcoin, meskipun menghadapi risiko leverage. Sahamnya kini diperdagangkan di valuasi premium dengan target harga US$497. Simak analisanya di sini!
Kamu bisa miliki saham $MSTR mulai dari Rp10.000 di Pluang.
Maksimalkan potensi profit kamu dengan beli Call Options.
💸Nikmati biaya trading gratis hingga $30 selama 30 hari sejak transaksi options pertama khusus untuk pengguna baru Options!💸
Beli Call Options $MSTR di Sini!
MicroStrategy adalah perusahaan penyedia perangkat lunak bisnis intelijen dan analitik asal yang lebih dikenal dengan pelopor korporasi yang mengadopsi BTC ke dalam balance sheet dan income statement nya. MSTR sendiri telah berdiri sejak tahun 1989.
Strategi masif adopsi BTC, menjadikan MicroStrategy salah satu pemegang Bitcoin institusional terbesar di dunia. Strategi ini tidak hanya memperkuat posisi perusahaan di pasar teknologi, tetapi juga memposisikannya sebagai perwakilan integrasi keuangan tradisional dan aset digital.
Per 30 April 2025, MSTR telah memiliki lebih 553,555 Bitcoin (BTC) dalam portofolionya . Dengan harga Bitcoin saat ini sekitar $95,000 per koin, nilai total kepemilikan tersebut mencapai lebih dari $52 miliar. MSTR sendiri memiliki 3 segmen bisnis yang jarang dikenal oleh masyarakat luas. Pada 1Q25, pendapatan MSTR diproyeksikan berada di level US$115.8 juta (+0.5% YoY). Ketiga segmen bisnis itu terdiri dari:
MSTR dikenal sebagai perusahaan yang rajin untuk mengakumulasi BTC dan kenaikan atau penurunan BTC akan masuk ke dalam income statement perusahaan ke bagian unrealized gain, atau posisinya berada di operating profit. Pencatatan akuntansi berupa unrealized gain di Income Statement didasari atas aset yang dibeli oleh MSTR bukan aset yang dapat d hold to maturity seperti Bonds. Oleh karena itu, walaupun MSTR memiliki penurunan pendapatan selama 3 tahun terakhir, namun profit MSTR belum tentu turun karena semakin besar unrealized gain maka EPS akan naik, sebaliknya apabila harga BTC turun maka EPS MSTR berpotensi turun.
Strategi investasi agresif ini dimulai sejak Agustus 2020 dan telah menjadikan Strategy sebagai pemegang Bitcoin korporat terbesar di dunia. Perusahaan ini telah mengumpulkan lebih dari 500.000 BTC melalui berbagai pembelian besar, termasuk akuisisi 6.911 BTC senilai $584 juta pada Maret 2025. Dengan jumlah tersebut, Strategy menguasai lebih dari 2% dari total supply Bitcoin yang beredar, menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam ekosistem kripto global.
Akumulasi BTC yang dilakukan oleh MSTR dibiayai oleh equity dan hutang. Dan 60% adopsi dibiayai oleh hutang karena cost of debt lebih murah dibandingkan dengan cost of equity. Oleh karena itu diproyeksikan pada 1Q25, operating loss MSTR berada di level US$547.8 juta karena MSTR harus membayar bunga di tengah kondisi harga BTC yang sempat terkoreksi di Bulan 1Q25. Sehingga keuntungan akumulasi BTC di tahun-tahun sebelumnya ter offset dengan biaya bunga yang tinggi.
Oleh karena itu, diproyeksikan pada 1Q25, MSTR membukukan net income negatif yang berada di level -US$3.5 juta.
MSTR sendiri telah mengumumkan akan melakukan penawaran at-the-market (ATM) senilai $21 miliar untuk saham preferen Seri A (STRK), yang hasilnya sebagian besar akan digunakan untuk membeli lebih banyak bitcoin. Hal ini sejalan dengan strategi-nya saat ini agar bisa menjadi pemegang bitcoin korporasi terbesar. Nantinya, pembayaran dividen tahunan diperkirakan mencapai sekitar $1,68 miliar. Dana untuk pembayaran dividen ini kemungkinan besar akan diperoleh melalui penerbitan saham biasa tambahan dan/atau dari kas hasil kegiatan operasional bisnis Strategy.
Menurut analis dari TD Cowen memproyeksikan bahwa Strategy dapat mencapai kepemilikan hingga 757.000 BTC pada akhir tahun fiskal 2027, yang setara dengan sekitar 3,6% dari total suplai BTC. Sebagai perbandingan, saat ini MSTR memiliki 528.000 BTC per April 2025.
Michael Saylor, pendiri dan ketua eksekutif MicroStrategy, tetap yakin bahwa BTC adalah aset jangka panjang yang unggul, dan perusahaan akan terus menggunakan utang dan ekuitas untuk meningkatkan eksposurnya terhadap Bitcoin.
Tahun 2024 terdapat beberapa event yang sangat menguntungkan bagi industri crypto, dimulai dari halving BTC, munculnya ETF BTC dan ETH, masif nya adopsi BTC yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, hingga terpilihnya Trump sebagai presiden AS yang berpotensi membuat kebijakan BTC strategic reserve.
Dimulai dari Bulan April, terjadi BTC halving atau dikenal dengan siklus 4 tahunan BTC, dimana terjadi peristiwa di mana imbal hasil (block reward) yang diperoleh oleh para penambang Bitcoin akan dipangkas setengah (50%) dari nilai imbal hasil yang diterima sebelumnya. Halving keempat ini dijadwalkan akan selesai pada pertengahan hingga akhir April 2024, di mana pasokan BTC yang dirilis diperkirakan akan mencapai 1,31 juta BTC sementara imbalan (reward) untuk para penambang akan dikurangi menjadi 3.125 BTC.
Sampai saat ini, tercatat bahwa terdapat beberapa negara yang tertarik dan yang akan melakukan adopsi BTC di balance sheet negaranya seperti
- El Salvador: Pada September 2021, El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang resmi. Namun, pada Januari 2025, pemerintah mencabut status tersebut karena tekanan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Meski demikian, El Salvador tetap mempertahankan cadangan Bitcoin-nya, yang mencapai lebih dari 6.070 BTC pada Februari 2025.
- Amerika: Hingga April 2025, pemerintah Amerika Serikat (AS) memegang sekitar 200.000 hingga 212.000 Bitcoin (BTC), menjadikannya pemegang Bitcoin terbesar di antara negara-negara lain. Sebagian besar kepemilikan ini berasal dari penyitaan dalam kasus kriminal besar, seperti Silk Road dan peretasan Bitfinex pada 2016. Pada Maret 2025, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk Strategic Bitcoin Reserve (SBR), yang dijuluki sebagai "Fort Knox digital". Tujuan dari SBR adalah untuk menyimpan Bitcoin yang telah disita sebagai aset cadangan nasional. Pemerintah menyatakan bahwa Bitcoin dalam cadangan ini tidak akan dijual dan akan digunakan sebagai penyimpan nilai strategis.
Selain itu, diam-diam China juga memiliki BTC loh!!! Tiongkok dilaporkan telah mengumpulkan sekitar 194,000 BTC, menjadikannya salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia. Pemerintah sedang mempertimbangkan pembentukan "Strategic Bitcoin Reserve" untuk mengelola aset digital yang disita dari aktivitas ilegal. Langkah ini mencerminkan pendekatan yang lebih terstruktur terhadap kepemilikan kripto.
Sedangkan untuk perusahaan yang melakukan adopsi terhadap BTC:
- Perusahaan Publik: Jumlah perusahaan publik yang memegang Bitcoin meningkat signifikan, dari 33 pada 2023 menjadi 80 pada 2025. Ini mencerminkan peningkatan adopsi Bitcoin sebagai aset cadangan strategis dan lindung nilai terhadap inflasi.
- Total Kepemilikan: Perusahaan-perusahaan ini secara kolektif memegang lebih dari 592.000 BTC pada akhir 2024, dengan tambahan antara 50.000 hingga 70.000 BTC pada kuartal pertama 2025.
Menurut konsensus, harga wajar saham Microstrategy Inc ($MSTR) berada di US$497.23 atau dengan upside potential 43.8% dari harga closing price 23 April 2025 di level US$497.23.
Lebih lanjut, apabila ditilik dari rasio harga saham terhadap labanya (rasio PE), valuasi MSTR saat ini berada di angka 889.9x PE atau lebih “mahal” dibandingkan rata-rata kompetitornya sebesar 27.2x PE. Kendati begitu, investor sepertinya “mewajarkan” harga premium tersebut mengingat MSTR adalah salah satu pemegang Bitcoin institusional terbesar di dunia.
MicroStrategy telah mengumpulkan Bitcoin dengan menerbitkan obligasi konversi dan mengambil pinjaman berbunga rendah. Ini telah meningkatkan leverage perusahaan, yang bisa menjadi pedang bermata dua. Jika harga Bitcoin turun secara signifikan, perusahaan dapat menghadapi tekanan keuangan yang serius. Beberapa analis berpendapat bahwa MicroStrategy terlalu bergantung pada Bitcoin, mengabaikan diversifikasi aset yang sehat. Mereka menyoroti potensi risiko bagi investor, terutama jika pasar kripto mengalami penurunan tajam.
Michael Saylor, pendiri dan CEO MicroStrategy, tetap teguh dalam keyakinannya bahwa Bitcoin adalah aset dengan potensi apresiasi jangka panjang. Dia berpendapat bahwa strategi ini akan memberikan nilai maksimal bagi pemegang saham dalam jangka panjang. Oleh karena itu, MSTR hanya melakukan investasi di BTC dan memiliki aset yang terkonsentrasi.
MSTR memiliki valuasi yang tergolong premium dibandingkan kompetitornya. Apabila terdapat penurunan harga BTC ataupun terjadi bear market crypto, maka kondisi financial MSTR akan memburuk sehingga mempengaruhi tingkat valuasi perusahaan.
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini