Microsoft (MSFT) akan merilis laporan keuangan 3Q25 pada 1 April 2025 dini hari. Investor menantikan hasilnya sebagai indikator sektor teknologi, khususnya pertumbuhan pendapatan, tren cloud computing, dan inovasi produk.
Miliki saham $MSFT mulai dari Rp10.000 dan tingkatkan potensi profit hingga 4x dengan fitur Leverage.
💸Nikmati 0% bunga leverage hingga tanggal 31 Mei 2025💸
Maksimalkan peluang profit kamu dengan beli Call Options.
💸Nikmati biaya trading gratis hingga $30 selama 30 hari sejak transaksi options pertama khusus untuk pengguna baru Options!💸
Beli Call Options $MSFT di Sini!
Didirikan pada tahun 1975 oleh Bill Gates dan Paul Allen, Microsoft awalnya dikenal sebagai perusahaan yang merevolusi industri perangkat lunak dengan sistem operasi Windows. Berkantor pusat di Redmond, Washington, Microsoft telah berkembang menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar yang mencapai triliunan dolar.
Seiring waktu, Microsoft telah bertransformasi menjadi pemain utama dalam berbagai sektor teknologi, mulai dari perangkat lunak hingga layanan cloud. Dengan fokus pada inovasi dan diversifikasi, perusahaan ini berhasil tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Pada 3Q24, MSFT berhasil membukukan pendapatan sebesar US$61.9 miliar (+17% YoY) dan diproyeksikan pada 3Q25, MSFT akan membukukan pendapatan sebesar US$68.5 miliar (+10.8%). Pendapatan ini didukung oleh 5 segmen utama seperti:
Salah satu kemajuan yang menonjol adalah Copilot Vision, yang kini tersedia di Microsoft Edge. Fitur ini memungkinkan Copilot untuk menganalisis dan berinteraksi dengan konten di layar, membantu pengguna dalam tugas-tugas seperti panduan memasak dan interpretasi deskripsi pekerjaan. Meskipun fungsi dasarnya gratis, integrasi lanjutan memerlukan langganan Copilot Pro.
Selain itu, Microsoft juga telah meluncurkan Copilot Pages, ruang kerja kolaboratif yang memungkinkan beberapa pengguna bekerja bersama pada konten yang dihasilkan AI secara real-time. Fitur ini mengintegrasikan data dari berbagai sumber, termasuk dokumen dan pertemuan, untuk memfasilitasi kerja tim yang efisien.
Dalam ranah aplikasi produktivitas, Microsoft 365 Copilot telah mengalami transformasi. Pembaruan ini memperkenalkan antarmuka pengguna baru, yang menggabungkan alat AI seperti Copilot Chat dan Copilot Pages ke dalam satu tab khusus. Desain ulang ini bertujuan untuk mempermudah akses ke fitur AI di aplikasi seperti Word, Excel, dan PowerPoint.
Selain itu, Microsoft juga memperluas kemampuan AI-nya dengan memperkenalkan Copilot Agents. Asisten AI ini dapat mengotomatiskan proses bisnis, mulai dari tugas sederhana hingga alur kerja yang kompleks, dan telah diintegrasikan ke dalam platform seperti Teams dan SharePoint.
Pembaruan-pembaruan ini mencerminkan komitmen Microsoft dalam mengintegrasikan fungsionalitas AI tingkat lanjut ke dalam ekosistemnya, dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kolaborasi pengguna
Platform AI milik Microsoft Corp. membantu mempercepat pengembangan model AI canggih dan dikenal dengan nama Azure AI Foundry. Platform ini berhasil menarik lebih dari 200,000 pengguna aktif bulanan hanya dalam waktu dua bulan setelah peluncurannya. Selain itu, perusahaan juga menawarkan Copilot Studio, yang memungkinkan penciptaan agen AI yang dipersonalisasi. Dalam waktu tiga bulan, fitur ini membantu 160,000 organisasi menciptakan 400,000 agen AI. Berikut adalah alasan mengapa Microsoft Azure wajib dipantau oleh sobat cuan:
Pertumbuhan Pesat dan Dampak terhadap Pendapatan
Microsoft Azure terus menjadi mesin pendapatan utama bagi perusahaan. Hingga awal tahun 2025, Azure mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 27%, melampaui sebagian besar pesaing di ranah cloud publik. Azure menyumbang lebih dari 55% pendapatan dari segmen Intelligent Cloud, yang merupakan salah satu lini bisnis terbesar Microsoft. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya adopsi oleh perusahaan besar, kontrak pemerintah, serta permintaan yang terus tumbuh terhadap layanan AI dan data.
Integrasi AI dan Layanan Azure OpenAI
Salah satu pembeda utama Azure adalah integrasinya yang mendalam dengan teknologi OpenAI. Melalui Azure OpenAI Service, bisnis dan pengembang mendapatkan akses ke model AI mutakhir seperti GPT-4, Codex, dan DALL·E. Microsoft juga memanfaatkan Azure untuk menjalankan produk AI miliknya, seperti Copilot di Microsoft 365, GitHub Copilot, dan Copilot for Azure, yang memungkinkan tim TI mengelola infrastruktur hanya dengan perintah berbasis bahasa alami. Berkat alat-alat AI ini, Azure bukan hanya sekadar platform cloud, tapi juga pusat otomatisasi cerdas dan transformasi digital.
Kepemimpinan dalam Cloud Hibrida dan Edge Computing
Berbeda dengan pesaing yang lebih fokus pada cloud publik, Azure unggul dalam solusi cloud hibrida melalui layanan seperti Azure Arc. Teknologi ini memungkinkan perusahaan memperluas layanan Azure ke server lokal dan perangkat edge mereka—sangat penting bagi industri yang memiliki kebutuhan ketat terhadap lokasi data, kepatuhan, dan latensi, termasuk sektor kesehatan, keuangan, dan pemerintahan. Kepemimpinan Microsoft dalam hybrid cloud dan edge computing memberikan fleksibilitas kepada pelanggan untuk menjalankan beban kerja di lokasi yang paling optimal.
Infrastruktur Global dan Posisi Kompetitif
Azure memiliki jangkauan global yang sangat luas dengan lebih dari 60 wilayah Azure dan 200+ pusat data di seluruh dunia, melampaui Google Cloud dan menyaingi AWS dari segi cakupan. Infrastruktur ini memungkinkan Microsoft menyediakan layanan dengan latensi rendah dan ketersediaan tinggi, bahkan di pasar negara berkembang. Meskipun Amazon Web Services (AWS) masih memegang pangsa pasar tertinggi, Azure semakin mendekati posisi tersebut berkat hubungan kuat Microsoft dengan perusahaan besar, kapabilitas AI yang unggul, serta penawaran bundel dengan produk seperti Microsoft 365, Dynamics 365, dan Power Platform.
Pusat data Microsoft merupakan komponen krusial dari infrastruktur cloud globalnya, mendukung layanan seperti Azure, Microsoft 365, Xbox Live, dan lainnya. Pusat data ini dirancang untuk memberikan layanan cloud yang handal, dapat diskalakan, dan aman, sambil juga memperhatikan efisiensi energi, kepatuhan, dan konektivitas global. Berikut adalah tinjauan mendalam mengenai pusat data Microsoft:
Jaringan Global Pusat Data
Microsoft mengoperasikan lebih dari 200 pusat data di seluruh dunia, yang tersebar di lebih dari 60 wilayah. Ini menjadikannya salah satu jaringan infrastruktur cloud terbesar secara global, melampaui Amazon Web Services (AWS) dan Google Cloud dalam hal jangkauan geografis. Pusat data ini melayani wilayah di seluruh Amerika, Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, memastikan latensi rendah dan ketersediaan tinggi untuk pelanggan.
Desain dan Teknologi
Pusat data Microsoft dirancang untuk mendukung edge computing, yang memungkinkan layanan diproses lebih dekat dengan pengguna akhir untuk mengurangi latensi dan meningkatkan kecepatan. Ini sangat penting untuk industri yang memerlukan pemrosesan real-time (misalnya, kendaraan otonom, IoT). Selain itu, Microsoft menggunakan pendekatan modular dalam pusat datanya, yang memungkinkan pertumbuhan yang dapat diskalakan. Setiap pusat data dibangun dengan unit-unit mandiri yang disebut "pods", yang dapat diperluas berdasarkan permintaan. Hal ini membantu menjaga efisiensi dan mempercepat penerapan.
Rencana Ekspansi
Microsoft terus memperluas jejak pusat datanya global untuk mendukung permintaan layanan cloud yang semakin meningkat. Beberapa investasi terbaru dan yang akan datang meliputi:
- Pusat data Azure di Afrika (termasuk Afrika Selatan), memperluas ke pasar yang sebelumnya kurang terlayani oleh penyedia cloud.
- Rencana untuk pusat data baru di Asia, Australia, dan Eropa untuk mendukung jaringan 5G, perangkat IoT, dan beban kerja berbasis AI.
- Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur AI, dengan pusat data khusus untuk mendukung upaya ambisius Microsoft di bidang AI dan pembelajaran mesin, seperti kemitraan dengan OpenAI.
Edge Computing dan Integrasi AI
Dengan semakin populernya Edge AI, Microsoft memanfaatkan pusat datanya untuk memungkinkan aplikasi yang lebih cerdas dan pemrosesan data real-time. Edge computing memperluas layanan cloud ke tepi jaringan, lebih dekat dengan lokasi data dihasilkan, seperti pada perangkat IoT atau sistem otonom. Optimasi AI dalam pusat data membantu mempercepat beban kerja pembelajaran mesin, memungkinkan penerapan model AI lebih cepat, pemrosesan data dari sensor dan kamera secara real-time, serta mengurangi latensi.
Pada 3Q25, MSFT diproyeksikan memiliki pendapatan sebesar US$68.1 miliar atau lebih tinggi 10.8% dibandingkan pendapatan tahun lalu pada periode yang sama yang berada di level US$61.9 miliar. Pendapatan ini ditopang oleh segmen productivity and business process yang diproyeksikan memiliki pendapatan US$29.4 miliar atau menyumbang 43.1% dari total pendapatan MSFT. Selanjutnya pendapatan MSFT juga di topang oleh segmen Intelligent Cloud yang memiliki proporsi 38.7% atau sebesar US$26.3 miliar. Terakhir, terdapat segmen more personal computing yang memiliki pendapatan sebesar US$12.7 miliar atau dengan proporsi 18.57% dari total pendapatan
Highlight Keuangan Microsoft | Sumber: Bloomberg
Pada 3Q25, diproyeksikan EPS MSFT berada di level US$3.23 (+9.79% YoY) dengan net margin sebesar 35.1%. Secara keseluruhan secara historical, net margin perusahaan cukup stabil walaupun jika dibandingkan dengan posisi QoQ mengalami kenaikan net margin dari 34.6% (2Q25) ke level 35.1% (proyeksi 3Q25).
Ratio Profitabilitas MSFT | Sumber: Bloomberg
Konsensus Bloomberg menyatakan bahwa fair value MSFT berada di level US$495.48 atau dengan upside potential 33.3% dari harga closing price 16 April 2025 di level US$371.61.
Meskipun terbilang cukup tinggi dengan rasio P/E 25.4x, Microsoft saat ini diperdagangkan pada rasio P/E yang sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata industri teknologi (26.9x), dan tetap mencerminkan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan masa depan. Namun, dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang konsisten, valuasi ini dianggap wajar oleh banyak analis. Secara keseluruhan, Microsoft memiliki potensi kenaikan lebih lanjut, terutama jika investasi dalam AI dan cloud computing terus memberikan hasil.
Persaingan Ketat di Bidang AI
Meskipun Azure adalah pendorong pertumbuhan yang krusial bagi Microsoft, ketergantungan yang berlebihan pada pendapatan cloud (yang menyumbang lebih dari setengah pendapatan dari segmen Intelligent Cloud) membawa risiko. Jika pertumbuhan di komputasi cloud melambat atau jika Azure menghadapi tantangan dalam mempertahankan pangsa pasarnya, pendapatan keseluruhan Microsoft bisa terpengaruh. Ada juga risiko tekanan harga dari pesaing atau penurunan permintaan di industri tertentu.
Ketergantungan pada Kemitraan Eksternal
Microsoft bergantung pada kemitraan kunci untuk layanan dan produk tertentu. Misalnya, kemitraannya dengan Nvidia untuk infrastruktur AI sangat penting untuk memperluas layanan AI berbasis cloud. Demikian juga, Microsoft bergantung pada produsen perangkat keras pihak ketiga untuk produksi perangkat seperti laptop Surface dan konsol Xbox.
Gangguan dalam kemitraan ini, baik karena masalah rantai pasokan, perubahan harga, atau perselisihan, bisa memengaruhi kemampuan Microsoft untuk memenuhi permintaan atau berinovasi dengan efisien.
Risiko Privasi Data dan Keamanan
Dengan semakin banyaknya penggunaan layanan cloud, Microsoft menjadi target utama bagi ancaman keamanan siber. Perusahaan ini memegang banyak data sensitif, termasuk informasi pribadi, data perusahaan, dan kekayaan intelektual. Pelanggaran data atau serangan siber pada infrastruktur cloud Microsoft dapat merusak kepercayaan pelanggan dan menyebabkan gugatan hukum.
Pelanggaran keamanan yang signifikan bisa mengakibatkan denda regulasi, kehilangan pelanggan, dan kerusakan reputasi, terutama untuk klien di sektor seperti keuangan, kesehatan, dan pemerintah, di mana keamanan data sangat penting.
Dengan semua faktor ini, laporan keuangan mendatang akan menjadi momen penting untuk menilai apakah Microsoft tetap menjadi investasi yang solid di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini