Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Pre-Earnings Alibaba Group (BABA): Apa yang Harus Diperhatikan?
shareIcon

Pre-Earnings Alibaba Group (BABA): Apa yang Harus Diperhatikan?

2 hours ago·Waktu baca: 9 menit
shareIcon
Kategori
Pre-Earnings Alibaba Group (BABA): Apa yang Harus Diperhatikan?

Alibaba (BABA) akan merilis laporan keuangan 1Q25 pada Kamis (15/05). Dengan inovasi AI miliknya, Qwen, sahamnya kini diperdagangkan di valuasi tinggi dengan target harga US$164. Simak analisanya di sini!

$BABA di Pluang

Miliki saham $BABA mulai dari Rp10.000 dan tingkatkan potensi profit hingga 4x dengan fitur Leverage. 

💸Nikmati 0% bunga leverage hingga tanggal 31 Mei 2025💸

Beli Saham $BABA di Sini!

Maksimalkan peluang profit kamu dengan beli Call Options. 

💸Nikmati biaya trading gratis hingga $30 selama 30 hari sejak transaksi options pertama khusus untuk pengguna baru Options!💸

Beli Call Options $BABA di Sini!

Profil Singkat Alibaba

Alibaba Group adalah perusahaan teknologi multinasional yang didirikan oleh Jack Ma pada tahun 1999 di Hangzhou, China. Perusahaan ini terkenal sebagai platform e-commerce terbesar di dunia, yang menghubungkan pedagang, konsumen, dan perusahaan di seluruh dunia. Alibaba beroperasi dalam berbagai sektor, termasuk perdagangan elektronik, komputasi awan, logistik, dan media digital.

Alibaba terdiri dari beberapa platform utama, seperti Alibaba.com, yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan perdagangan antar negara, Taobao, yang merupakan platform belanja online terbesar di China, dan Tmall, yang berfokus pada merek dan pengecer besar. Selain itu, Alibaba juga memiliki layanan Alipay, yang merupakan platform pembayaran digital yang sangat populer di China.

Lini Bisnis Utama Alibaba

  1. E-Commerce : Segmen ini merupakan inti dari Alibaba dan mencakup beberapa platform seperti:
  • Alibaba.com: Platform B2B untuk perdagangan global antara bisnis.
  • Taobao: Platform e-commerce C2C terbesar di China.
  • Tmall: Platform e-commerce B2C yang melayani merek besar dan pengecer di China.

Pendapatan dari segmen e-commerce sebagian besar berasal dari biaya transaksi dan iklan yang dijalankan di platform-platform ini.

  1. Cloud Computing (Aliyun)

Alibaba Cloud adalah penyedia layanan komputasi awan terbesar di China dan salah satu yang terbesar di dunia. Layanan ini mencakup penyimpanan data, analitik, kecerdasan buatan, dan solusi lainnya untuk perusahaan.

  1. Digital Media and Entertainment

Segmen ini mencakup berbagai platform hiburan dan media digital, termasuk Youku (platform video streaming) dan Alibaba Pictures (perusahaan film). Selain itu, Alibaba juga terlibat dalam pengembangan game dan layanan hiburan lainnya.

  1. Logistics (Cainiao Network)

Cainiao Network adalah jaringan logistik Alibaba yang menyediakan solusi pengiriman dan distribusi untuk mendukung ekosistem e-commerce Alibaba, baik di dalam negeri (China) maupun internasional.

  1. Fintech (Ant Group)

Ant Group, yang dikenal dengan platform pembayaran digitalnya Alipay, adalah salah satu fintech terbesar di dunia. Meskipun pada akhirnya terpisah sebagai entitas tersendiri, Ant Group tetap menjadi bagian penting dari Alibaba dalam hal pembayaran digital, pinjaman, dan investasi.

  1. Other Initiatives (Innovation and Other)

Segmen ini mencakup berbagai investasi dan proyek yang lebih kecil, seperti infrastruktur teknologi dan inovasi baru, yang berfokus pada masa depan teknologi dan bisnis Alibaba.

Gambaran Pendapatan BABA
Revenue Breakdown BABA | Sumber: Bloomberg

Walaupun sudah sangat kuat berbisnis di China, namun sejatinya BABA masih memiliki kompetitor seperti

  • E-Commerce: JD.com, Pinduoduo, Amazon, Walmart
  • Cloud Computing: Amazon, Microsoft, Baidu
  • Fintech: Tencent (WeChat Pay), Ant Group (Alipay), Rakuten

Tesis Investasi Alibaba

  1. Ekspansi Masif Secara Global, Sekaligus Meningkatkan Layanan Dengan Teknologi AI

Untuk memperkuat posisinya di bidang AI yang nantinya AI bisa digunakan di sektor lainnya (e-commerce, etc), BABA harus merilis model AI internalnya. Hal tersebut berhasil dilakukan oleh BABA, dimana Alibaba telah merilis model AI terbaru, Qwen 2.5-Max, yang diklaim mengungguli model-model sebelumnya seperti GPT-4o dan DeepSeek-V3 dalam berbagai benchmark. Selain itu, versi visual dari model ini, Qwen 2.5-VL-32B, juga diluncurkan untuk mendukung aplikasi yang memerlukan pemahaman visual dan multimodal. Model-model ini tersedia secara open-source melalui platform seperti chat.qwen.ai, GitHub, dan Hugging Face.

Alibaba juga mengumumkan rencana investasi sebesar 380 miliar yuan (sekitar $52,4 miliar) dalam infrastruktur AI dan cloud computing selama tiga tahun ke depan. Investasi ini mencakup pembangunan pusat data dan pengembangan teknologi AI generasi berikutnya, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat posisi Alibaba dalam persaingan global di sektor AI. Investasi ini juga sejalan dengan target BABA untuk adopsi 100% AI oleh para penjual di platformnya pada akhir tahun 2025. Saat ini, lebih dari setengah dari sekitar 200.000 penjual sudah menggunakan alat AI secara mingguan untuk membantu dalam pemasaran, manajemen produk, keterlibatan pelanggan, dan kontrol risiko. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan ekspansi global Alibaba.

Saat ini, Alibaba sudah memperkenalkan konsep "AI-Generated Items" (AIGI), yang memungkinkan penjual untuk merancang produk fashion secara virtual menggunakan deskripsi teks dan model AI. Model ini memungkinkan penjual untuk "menjual sebelum membuat", mengurangi kebutuhan akan prototipe fisik dan mempercepat waktu pemasaran. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan tingkat klik dan konversi dibandingkan dengan desain tradisional

  1. Leader di Market E-commerce China, dengan Market Share 42%

Taobao dan Tmall adalah dua platform e-commerce terbesar di China dan berperan sebagai inti dari ekosistem e-commerce Alibaba. Tmall adalah platform B2C terbesar di China, yang berfokus pada penjualan barang dari merek dan pengecer besar kepada konsumen. Taobao adalah platform C2C (Consumer-to-Consumer) yang memungkinkan individu menjual barang ke konsumen lainnya. Pada 2024, total nilai transaksi bruto (GMV) Alibaba melalui platform e-commerce-nya diperkirakan mencapai $1,6 triliun, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pesaing terdekat seperti JD.com.

Hal ini tidak luput dari integrasi berbagai layanan dalam ekosistem e-commerce-nya, termasuk pembayaran melalui Alipay, logistik melalui Cainiao, dan iklan digital yang menghubungkan pedagang dengan konsumen. Model ini memberikan pengalaman belanja yang lebih mulus dan efisien. Selain itu, Alibaba mulai mengeksplorasi integrasi antara media sosial dan e-commerce dengan meningkatkan fitur "social commerce" di Taobao dan platform lainnya, di mana pengguna dapat berbagi produk atau berbelanja langsung melalui video dan konten sosial. Hal ini berpotensi meningkatkan keterlibatan pengguna dan meningkatkan penjualan.

Diproyeksikan pad 4Q25, GMV dari Taobao dan Tmall adalah sebesar CNY1.7 triliun yang terbagi atas CNY 937 miliar untuk taobao dan CNY 839 miliar untuk Tmall. 

Matrikulasi Operasional BABA
Operational Matrix BABA | Sumber: Bloomberg
  1. Ekspansi Pasar International, Dengan Target 30% Market Share Global

Alibaba berharap untuk meningkatkan kontribusi pasar internasional dari sekitar 20% menjadi lebih dari 30% dalam lima tahun ke depan. Ekspansi ke pasar Asia Tenggara dan Eropa akan menjadi pendorong utama untuk pertumbuhan ini.

Alibaba sendiri memiliki platform AliExpress yang memungkinkan pedagang dari China menjual produk mereka ke konsumen internasional. AliExpress mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, dengan lebih dari 150 juta pelanggan global. Selain itu, kontributor growth juga bisa berasal dari Lazada yang memiliki fokus di Asia Tenggara, Alibaba melalui Lazada menguasai lebih dari 20% pangsa pasar e-commerce, meskipun ada pesaing kuat seperti Shopee dari Sea Group. 

Pada tahun 2024, berikut adalah detail pendapatan dari Aliexpress dan Lazada yang menjadi penggerak utama pertumbuhan ekspansi international BABA: 

  • Aliexpress: RMB 31.553 miliar (sekitar USD 4.32 miliar), meningkat 36% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. ​
  • Lazada : Lazada, platform e-commerce Alibaba di Asia Tenggara, tercatat memiliki pendapatan tahunan sekitar USD 2,4 miliar pada 2024. ​Pada Juli 2024, Lazada mencatatkan EBITDA positif pertama kalinya sejak didirikan pada 2012, menandakan perbaikan signifikan dalam profitabilitas.
  1. Perang Tarif Berpotensi Memperlambat Growth Alibaba

Perang tarif, terutama antara China dan negara-negara seperti Amerika Serikat, dapat berdampak signifikan bagi Alibaba. Salah satu efek utama adalah peningkatan biaya impor dan ekspor, yang bisa membuat barang yang diperdagangkan di platform e-commerce seperti AliExpress dan Tmall menjadi lebih mahal. 

Hal ini dapat mengurangi margin keuntungan bagi pedagang, serta menaikkan harga produk yang akhirnya menurunkan daya beli konsumen. Selain itu, perang tarif berpotensi menurunkan permintaan internasional, khususnya dari pasar besar seperti AS dan Eropa, yang akan berdampak pada volume transaksi Alibaba. 

Ekspansi global Alibaba juga bisa terhambat karena tarif yang lebih tinggi membatasi daya saing harga produk asal China. Di sisi lain, perang tarif dapat menyebabkan gangguan dalam rantai pasokan dan peningkatan biaya logistik, memperlambat pengiriman barang dan menambah beban operasional Alibaba. 

Untuk mengatasi tantangan ini, Alibaba mungkin akan mencari alternatif pasar atau mengalihkan sebagian produksi keluar dari China, yang dapat meningkatkan biaya atau memperlambat adaptasi. Selain itu, ketegangan geopolitik yang terkait dengan perang tarif dapat mempengaruhi sentimen pasar dan menambah ketidakpastian regulasi, yang berpotensi menyebabkan volatilitas pada saham Alibaba.

Aspek Finansial Alibaba

1. Pertumbuhan Pendapatan yang Konsisten

Pendapatan BABA diproyeksi akan bertumbuh 7.3% YoY menjadi CNY 238.1 miliar pada 4Q25. Hal ini turut didukung oleh kenaikan take rate yang ditarik dari seller yang berjualan di platform BABA. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan take rate yang didorong oleh dua faktor utama:

- Penerapan Biaya Layanan Perangkat Lunak: Sejak September 2024, Alibaba mulai mengenakan biaya layanan perangkat lunak sebesar 0,6% kepada pedagang di platform Tmall dan Taobao. Langkah ini menggantikan model biaya tetap tahunan dan sejalan dengan struktur biaya berbasis persentase yang diterapkan oleh pesaing seperti JD.com dan ByteDance.

- Adopsi Program Quanzhantui: Program pemasaran berbasis AI ini semakin banyak diadopsi oleh pedagang, terutama usaha kecil dan menengah, yang membantu meningkatkan efisiensi pemasaran dan konversi penjualan.

2. EPS BABA Diproyeksikan Bertumbuh 73% YoY Pada 4Q25.

Secara keseluruhan, pada 4Q25, diproyeksikan gross margin perusahaan berada di level 36.6% atau sebesar CNY87.2  miliar. Adapun EPS perusahaan diproyeksikan berada di level CNY12.47 (+73% YoY). Terdapat perbaikan growth EPS dibandingkan dengan 3Q25, dimana EPS growth perusahaan berada di level -34.9% YoY. 

Income Statement BABA
Income Statement BABA | Sumber: Bloomberg

Kontributor margin terbesar dari BABA berasal dari segmen ecommerce, Alibaba Cloud dan Fintech dengan detail margin berikut:

Segmentasi E-Commerce: 

Alibaba mengoperasikan berbagai platform e-commerce besar seperti Taobao, Tmall, dan AliExpress, yang menghasilakan sebagian besar pendapatannya. Sumber pendapatan utama e-commerce Alibaba berasal dari transactional fees, advertising, dan services for merchants.

Laba Kotor (Gross Margin):

Proyeksi 4Q25, laba kotor e-commerce Alibaba menunjukkan angka yang sangat positif, dengan margin kotor sekitar 60%-65%. Ini menunjukkan efisiensi biaya tinggi dalam operasi e-commerce mereka, sebagian besar karena biaya barang yang relatif rendah dan skala besar yang memungkinkan untuk penghematan biaya. Margin kotor yang tinggi ini juga didorong oleh pendapatan dari iklan dan layanan perangkat lunak untuk pedagang, yang memiliki margin lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi barang fisik.

Operating Margin:

Operating margin e-commerce Alibaba berada di kisaran 30% hingga 35%, meskipun ada variabilitas tergantung pada investasi dalam ekspansi dan pengembangan teknologi. Alibaba terus meningkatkan efisiensi operasional melalui teknologi canggih seperti AI, big data, dan logistik yang lebih otomatis.

Segmentasi Cloud Computing (Alibaba Cloud)

Laba Kotor (Gross Margin):

Alibaba Cloud, yang merupakan salah satu pemain terbesar di pasar komputasi awan di China dan Asia, memiliki margin kotor yang lebih rendah dibandingkan dengan e-commerce. Pada 4Q25, laba kotor cloud computing tercatat sekitar 50% hingga 55%. Hal ini disebabkan oleh biaya infrastruktur yang tinggi untuk menjalankan pusat data dan layanan cloud, yang membutuhkan investasi berkelanjutan dalam teknologi dan kapasitas.

Operating Margin:

Operating margin untuk Alibaba Cloud lebih rendah lagi, dengan beberapa laporan menunjukkan margin operasional sekitar 5% hingga 10% pada tahun 4Q25. Meskipun margin ini lebih rendah dibandingkan dengan segmen e-commerce, potensi pertumbuhan yang besar dalam cloud computing (terutama di pasar internasional) membuatnya menjadi fokus penting untuk jangka panjang.

Segmentasi Fintech (Ant Group)

Laba Kotor (Gross Margin):

Ant Group memiliki margin kotor yang tinggi, diperkirakan 70%-80% karena keuntungan yang signifikan dari transaksi pembayaran dan layanan yang tidak memerlukan biaya barang atau infrastruktur fisik yang besar.

Operating Margin:

Pada 4Q25, operating margin untuk Ant Group diperkirakan lebih rendah, namun tetap kuat dibandingkan dengan sektor e-commerce, di kisaran 30% hingga 40%. Hal ini dipengaruhi oleh biaya pengembangan produk dan kepatuhan regulasi yang meningkat, meskipun biaya operasionalnya relatif lebih rendah dibandingkan bisnis yang melibatkan barang fisik.

Valuasi Alibaba

Alibaba saat ini diperdagangkan dengan rasio P/E yang lebih terdiskon dibandingkan rata-rata pasar (BABA 11.9x, Average peers 19.4x), mencerminkan ekspektasi pertumbuhan yang besar dari investor. Namun, analis melihat terdapat potensi re-rating ke higher value mengingat growth BABA yang tinggi, ditambah dengan dominasi pasar yang besar.  Saat ini P/E historical 2Y BABA berada di level +1 stdev yang menandakan secara historis saham BABA sudah dinilai lebih premium. 

PE Band BABA

Target Analis terhadap Saham Alibaba

Menurut konsensus Bloomberg harga saham Alibaba memiliki fair value sebesar US$164.94 atau dengan upside potential sebesar 37.1% dari harga closing price 25 April 2025 (US$120.28). Hal ini mencerminkan kepercayaan terhadap prospek pertumbuhan jangka panjang terhadap BABA. 

Dengan laporan earnings yang akan datang, Alibaba berpeluang memberikan kejutan positif, terutama jika segmen e-commerce terus mencatatkan pertumbuhan yang kuat dan margin operasional perusahaan membaik. 

Risiko Berinvestasi di Alibaba

  1. Investasi dalam Infrastruktur dan Teknologi

Alibaba terus berinvestasi dalam teknologi canggih seperti AI, cloud computing, dan logistik. Ini mempengaruhi margin karena biaya pengembangan yang tinggi, tetapi diharapkan memberikan pengembalian dalam jangka panjang melalui efisiensi dan inovasi produk.

  1. Kompetisi yang Ketat

Di pasar domestik China, Alibaba menghadapi kompetisi ketat dari perusahaan seperti JD.com dan Pinduoduo yang juga memanfaatkan model bisnis berbasis teknologi dan e-commerce. Ini dapat menekan margin karena perlunya pengeluaran lebih banyak untuk iklan dan promosi.

  1. Pengaruh Ekonomi Global dan Regulasi

Kebijakan pemerintah China dan tekanan ekonomi global dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya operasional Alibaba, termasuk dalam hal pengembangan produk dan ekspansi internasional. Perubahan regulasi terkait data pribadi, e-commerce, dan keuangan juga dapat berdampak pada margin, terutama di sektor fintech.

Ditulis oleh
channel logo

Marcella Kusuma

Right baner

Marcella Kusuma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
earnings call
Produknya Mendunia, Laba per Saham Nike 26% di Atas Ekspektasi Analis
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1