Tesla (TSLA) kembali menjadi pusat perhatian pasar dengan laporan earnings yang dijadwalkan untuk rilis dalam waktu dekat, yakni pada 23 Juli 2025, dini hari. Sebagai pemimpin di industri kendaraan listrik (EV), kinerja kuartalan Tesla sering kali menjadi barometer kesehatan pasar EV global. Investor akan memantau data penjualan, margin keuntungan, dan pandangan masa depan dari CEO Elon Musk untuk menentukan prospek saham Tesla di masa mendatang.
Key Highlight |
|
Rating Wall Street | : SELL |
---|---|
Target Price (1Y) | : $120 (Wells Fargo) |
Potential Downside | : ![]() |
Tesla, Inc., yang didirikan pada tahun 2003 oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning, adalah perusahaan teknologi dan otomotif yang berfokus pada pengembangan kendaraan listrik dan solusi energi terbarukan. Di bawah kepemimpinan Elon Musk, Tesla telah berubah dari produsen mobil niche menjadi pemain utama di pasar global.
Maksimalkan potensi profit kamu dengan beli Put Options.
💸Nikmati biaya trading gratis hingga $30 selama 30 hari sejak transaksi options pertama khusus untuk pengguna baru Options!💸
Citra publik Elon Musk dan afiliasi politiknya telah memicu berbagai kontroversi. Beberapa investor institusi mulai khawatir tentang tata kelola perusahaan dan perhatian Musk yang terbagi karena menjalankan banyak perusahaan seperti X, SpaceX, dan Neuralink. Musk adalah aset terbesar dan juga potensi liabilitas terbesar Tesla. Sentimen investor sangat terpengaruh oleh tindakannya. Selain itu, tindakannya yang kontra dengan Presiden AS, juga berpotensi membuat harga saham TSLA jatuh.
Saham Tesla anjlok hampir 7% pada hari Senin 7 Juli 2025, menghapus lebih dari $68 miliar dari nilai pasar perusahaan, setelah CEO Elon Musk mengumumkan rencana untuk membentuk partai politik baru bernama "America Party". Musk menyebut partai tersebut akan fokus pada 2-3 kursi Senat dan 8-10 kursi DPR, cukup untuk menjadi penentu dalam undang-undang kontroversial dan “memastikan suara rakyat terwakili.” Namun, keterlibatan Musk dalam politik kembali memicu kekhawatiran investor. Sebelumnya, kedekatannya dengan Presiden Donald Trump dan keterlibatannya dalam "Department of Government Efficiency (DOGE)" sempat merusak citra Tesla.
Tesla tidak lagi sendirian di pasar kendaraan listrik (EV). Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai perusahaan otomotif global termasuk produsen lama (legacy automakers) seperti Volkswagen, Ford, GM, serta pemain baru seperti BYD, NIO, XPeng, Xiaomi, dan Lucid Motors yang semakin agresif masuk ke pasar EV.
Di China, Tesla menghadapi tekanan luar biasa dari BYD yang menjual kendaraan dengan harga lebih rendah, namun fitur dan teknologi yang kompetitif. Selain itu, produsen lokal memiliki keunggulan logistik, akses ke subsidi pemerintah, serta dukungan nasionalisme konsumen. Di Eropa dan Amerika, merek-merek seperti Mercedes-Benz, BMW, dan GM mulai merilis EV kelas premium yang menyaingi Tesla Model S atau Model X.
Untuk mempertahankan posisi dan memperluas jangkauan pasar global, Tesla terus melakukan investasi besar-besaran dalam membangun gigafactory baru (misalnya di Meksiko dan India), memperluas jalur produksi, memperkuat infrastruktur pengisian daya Supercharger, serta mengembangkan teknologi AI dan robotaxi. Semua ini memerlukan dana dalam jumlah sangat besar, dan tidak selalu memberikan hasil langsung.
Proyek-proyek seperti Cyber Truck, robotaxi, dan Dojo supercomputer masih dalam tahap awal atau belum membuktikan profitabilitas jangka pendek. Jika teknologi ini gagal secara komersial, Tesla bisa mengalami kerugian besar dan tekanan keuangan. Selain itu, tingginya biaya R&D dan ekspansi bisa mengurangi margin keuntungan atau menimbulkan kebutuhan pendanaan baru (melalui utang atau penerbitan saham), yang bisa berdampak negatif bagi investor.
Saham Tesla (TSLA) saat ini rebound dari area support kuat di sekitar $285–$295 setelah mengalami tekanan jual dari resistance $360. Stochastic menunjukkan kondisi oversold dan mulai mengarah naik, mengindikasikan potensi pantulan jangka pendek. Namun, MACD masih menunjukkan momentum negatif, jadi tren belum sepenuhnya berbalik. Selama harga bertahan di atas zona support ini, potensi technical rebound tetap terbuka, tapi waspadai tekanan jika kembali gagal menembus $315–$320.
Download aplikasi Pluang untuk investasi di 1000+ pilihan aset yang mencakup Saham AS & ETF, Options Trading untuk Saham AS & ETF, Aset Crypto, Crypto Futures, Emas, dan juga puluhan produk Reksa Dana, semua mulai dari Rp10.000 saja! Di Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena Pluang sudah bekerja sama dengan mitra-mitra tepercaya yang memiliki izin dan diawasi oleh lembaga pemerintah terkait. Yuk, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini