JD.com akan diproyeksikan akan melaporkan kinerja keuangannya sepanjang 1Q25 pada hari Jumat (7/3) dini hari. Sebagai perusahaan e-commerce kedua terbesar di Cina, JD.com mampu merogoh market share sebesar 25%. Dengan proyeksi GMV sebesar CNY 389 miliar di tahun 2025, serta rencana ekspansi internasionalnya ke Pasar Eropa, JD.com memiliki fair value di level US$51.6. Simak ulasan berikut!
JD.com adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di China, didirikan pada 1998 oleh Richard Liu Qiangdong. Awalnya, perusahaan ini berfokus pada penjualan perangkat elektronik melalui toko fisik, namun kemudian berkembang menjadi platform e-commerce besar yang menawarkan berbagai produk, termasuk pakaian, barang kebutuhan sehari-hari, dan elektronik.
JD.com dikenal dengan jaringan logistiknya yang canggih, memungkinkan pengiriman cepat dan efisien, bahkan dalam satu hari di banyak daerah. Perusahaan ini juga memanfaatkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan drone untuk meningkatkan pengalaman belanja dan operasional. JD.com terdaftar di NASDAQ dengan simbol ticker JD sejak 2014 dan telah menjadi pesaing utama Alibaba di pasar e-commerce China.
Berkat segudang prestasinya, JD.com merupakan perusahaan e-commerce terbesar kedua di China, dengan pangsa pasar sekitar 25% berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV). Asal tahu saja, nilai kapitalisasi pasar JD.com mencapai US$534.32 miliar per 26 Feb 2025.
Saat ini, perusahaan memfokuskan aktivitasnya pada dua segmen bisnis utama. Namun secara keseluruhan JD.com memiliki pendapatan sebesar CNY1.1 triliun di 2023, atau dengan pertumbuhan 3.7% YoY. Di tahun 2024, diproyeksikan pendapatan perusahaan stabil berada di level CNY1.1 triliun (+5.5% YoY). Berikut adalah detail dari kedua segmen yang menjadi fokus JD.com.
Revenue Breakdown JD.com | Sumber: Bloomberg
Meski menancapkan kuku kuat di sektor e-commerce (JD) sejatinya masih memiliki pesaing yang siap menjegalnya di kompetisi industri ini, misalnya seperti kompetitor di China ada Alibaba, Pinduoduo, Meituan. Kalau diluar China atau di pasar Internasional ada Amazon dan Walmart.
Ukuran pasar e-commerce di China mencatat pendapatan sebesar USD 1.264,2 juta pada tahun 2023 dan diperkirakan akan mencapai USD 3.480,4 juta pada tahun 2030. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 15,6% dari tahun 2024 hingga 2030, China terus memperkuat posisinya sebagai pasar e-commerce terbesar dan paling dinamis di dunia.
Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini disebabkan oleh meningkatnya adopsi belanja online di kalangan konsumen, ekspansi platform e-commerce seperti Alibaba, JD.com, dan Pinduoduo serta inovasi dalam logistik dan pembayaran digital, yang meningkatkan efisiensi dan kenyamanan berbelanja.
China's E-Commerce Market Size | Sumber: Grand View Research
Untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan industri, JD.com telah meluncurkan program trade-in 2025 pada 1 Januari 25, yang mencakup lebih dari 200 subkategori produk dan menjangkau lebih dari 90% daerah pedesaan dan kabupaten di China. Manfaat utama program ini adalah diskon hingga 20% untuk peralatan hemat energi dan subsidi hingga 2,000 yuan per item untuk pelanggan yang menukar barang lama mereka.
JD.com unggul karena memiliki rantai pasok yang kuat dan strategi omni-channel yang terintegrasi, kemitraan strategis dengan provinsi besar seperti Hubei, Jiangsu, dan Hunan dan posisinya sebagai mitra utama pemerintah daerah, mendorong pertumbuhan nilai transaksi bruto (GMV) dan pendapatan yang lebih tinggi dari ekspektasi di paruh pertama 2025.
JD.com dilaporkan kembali menunjukkan minatnya untuk mengakuisisi Ceconomy AG, peritel elektronik terkemuka asal Jerman. JD.com sendiri telah melakukan komunikasi dengan Ceconomy dan juga direksi terkait untuk membahas kesepakatan akuisisi. Saat ini, Ceconomy AG mengoperasikan sekitar 1.000 toko di seluruh Eropa, menjadikannya pemain utama di sektor ritel elektronik. Akuisisi ini dapat memperkuat ekspansi JD.com di pasar Eropa, meningkatkan kehadirannya dalam sektor ritel elektronik global.
Ini bukan pertama kalinya perusahaan melakukan akuisisi, sebelumnya perusahaan telah akuisisi:
GMV (Gross Merchandise Volume) atau Volume Barang Dagangan Bruto adalah ukuran yang sering digunakan dalam e-commerce untuk menunjukkan total nilai transaksi yang terjadi di platform dalam periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
GMV adalah indikator penting yang menunjukkan ukuran pasar dan aktivitas transaksi yang berlangsung di platform, tetapi tidak mencerminkan pendapatan langsung yang diterima oleh perusahaan, karena ini hanya mencakup nilai transaksi, bukan margin atau biaya operasional.
Pada tahun 2025, diproyeksikan GMV JD.com tercatat sekitar CNY 3.9 miliar. Angka ini mencerminkan total nilai barang yang dijual melalui platform JD.com, baik yang dijual langsung oleh JD.com maupun melalui platform pihak ketiga yang berjualan di marketplace mereka. Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, GMV dari JD.com hanya CNY2.1 miliar. Hal ini tidak luput dari integrasi sistem logistik dan promo-promo yang diberikan oleh JD.com kepada customer nya. Adapun di proyeksikan di tahun 2025 JD.com memiliki 654.2 juta active account di aplikasinya.
Operational Matrix JD.com | Sumber: Bloomberg
Walaupun memiliki pertumbuhan pendapatan yang cenderung flat single digit, namun EPS JD.com tumbuh pesat. Diproyeksikan di tahun 2025, perusahaan memiliki EPS growth sebesar 40.25% YoY menjadi CNY29.46.
Income Statement | Sumber: Bloomberg
Hal ini wajar terjadi, karena operaional perusahaan menjadi semakin cepat dan efisien, apabila dilihat dari kondisi historicalnya. Pada tahun 2023 perusahaan memiliki CCC yang sangat baik yakni di level -29.49 hari.
CCC JD.com | Sumber: Bloomberg
Menurut konsensus Bloomberg, harga wajar saham JD berada di US$51.6, atau jauh lebih tinggi dibanding harga penutupan Rabu (26/02) yakni US$42.5. Hal ini mengindikasikan bahwa harga saham perusahaan masih lebih “murah” dibanding nilai wajar sesungguhnya.
Apabila ditilik dari rasio harga saham terhadap labanya (rasio P/E), valuasi JD saat ini berada di angka 9.7x P/E atau lebih “murah” dibandingkan rata-rata kompetitornya sebesar 22.9x P/E. Kendati begitu, investor tetap yakin akan kinerja perusahaan yang sepertinya tak kenal lelah untuk terus berinovasi dan tetap memiliki neraca keuangan stabil di tengah kondisi ekonomi yang tak tentu.
P/E Band JD.com | Sumber: Bloomberg
Sebagai perusahaan yang berbasis di China, JD.com sangat terpengaruh oleh kebijakan pemerintah China, terutama yang berkaitan dengan sektor teknologi, e-commerce, dan data. Pemerintah China telah memberlakukan sejumlah regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan teknologi, termasuk pembatasan pada monopoli, pengumpulan data, dan aktivitas luar negeri. Perubahan kebijakan atau penegakan regulasi yang lebih ketat dapat berdampak negatif pada operasi dan keuntungan perusahaan.
Ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat mempengaruhi JD.com, terutama dalam hal tarif dan kebijakan ekspor-impor. Meskipun JD.com lebih fokus pada pasar domestik China, dampak dari kebijakan tarif atau pembatasan perdagangan dapat mempengaruhi biaya operasional atau potensi ekspansi internasional mereka.
JD.com bersaing langsung dengan Alibaba yang menguasai sekitar 58% pangsa pasar e-commerce di China, sementara JD.com memiliki sekitar 25%. Selain itu, pesaing lain seperti Pinduoduo yang lebih agresif dalam harga juga mempengaruhi margin dan daya saing JD.com.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini