Sobat Cuan pecinta aset kripto pasti tahu banget bahwa dua minggu belakangan ini kondisi pasar sangat hijau dan subur. Ya, sebuah kondisi yang sering disebut ‘altcoin season’ membuat harga banyak aset kripto beterbangan. Lalu, apa kaitannya dengan FOMO?
Bitcoin selaku pemimpin aset kripto terus naik dan menembus level US$64.000 per koin untuk pertama kalinya dalam sejarah pada pekan lalu. Sementara Ethereum turut melonjak dan mancapai level US$2.500. Bahkan Dogecoin yang dianggap sebagai ‘memecoin’ sempat meroket hingga 400% hanya dalam seminggu.
Nah, biasanya setelah kenaikan yang tajam, pasar mulai mengalami koreksi atau penurunan karena aksi jual. Situasi pasar yang naik turun bak rollercoaster ini seringkali membuat banyak investor atau trader menjadi ‘kehilangan akal sehat’ dalam berinvestasi dan cenderung melakukan transaksi berdasarkan emosi.
Akibat hal tersebut, muncul dua hal yang biasanya terjadi ketika pasar kehilangan akal sehat. Hal itu adalah panic buying dan panic selling. Panic buying adalah ketika kamu melakukan transaksi beli tanpa berdasarkan pijakan keputusan yang bijaksana. Sementara panic selling adalah kebalikannya.
Dua hal tersebut erat kaitannya dengan istilah FOMO yang merupakan kepanjangan dari Fear of Missing Out. Istilah ini memiliki arti untuk orang-orang yang merasa takut ketinggalan sesuatu hal, khususnya tren pasar dalam hal berinvestasi aset kripto.
Mengelola perasaan kamu terhadap kepanikan menjadi sangat penting belakangan ini. Apalagi setelah melihat harga Bitcoin dan Ethereum yang langsung ambrol pada akhir pekan lalu sesudah mencetak all-time high pada Rabu (14/4).
FOMO adalah masalah serius di komunitas investor aset kripto. Jika kamu adalah salah satu yang mengalaminya, hal itu dapat menimbulkan sesuatu yang sangat buruk bagi portofolio investasi dan kesehatan mentalmu.
FOMO adalah kondisi yang bisa membuat orang berinvestasi dalam penawaran perdana token (ICO) bodong, panik saat harga token turun, dan bersikeras membeli token yang tidak jelas sentimennya.
Berinvestasi seharusnya tidak pernah berdasarkan hal yang emosional. Jika ya, maka kamu melakukannya dengan salah. Nah, berikut kami ulas cara mengatasinya ketika Sobat Cuan merasa tertekan untuk berinvestasi di setiap perubahan situasi pasar kripto.
Cara termudah untuk menghindari ‘virus’ FOMO dalam berinvestasi aset kripto adalah dengan mengalihkan perhatian kamu. Terutama jika rasa takut ketinggalan mulai menggerogoti kantongmu, Sobat Cuan. Jika kamu mendapati diri terus-menerus mengeluarkan uang untuk aset kripto dengan harapan cuan akan meroket, sebaiknya mulai berhenti sejenak dan berpikir.
Sobat Cuan, hidup tidak selalu tentang berinvestasi dan menghasilkan lebih banyak uang. Terkadang, melakukan sesuatu yang sederhana seperti berkebun atau bermain game Mobile Legends adalah yang perlu kamu lakukan untuk memadamkan FOMO.
Baca juga: Apa Alasan Kita Perlu Perhatikan Kapitalisasi Pasar Saat Investasi Aset Kripto?
Hal lucu tentang FOMO dalam aset kripto adalah ada banyak kebenaran di dalamnya. Sobat Cuan akan kehilangan beberapa peluang untuk mendapatkan keuntungan. Itu hal wajar dalam berinvestasi. Tidak seorang pun, bahkan si kembar Winklevoss pemilik Gemini Exchange, yang berhasil mendapatkan cuan terus menerus hanya dari berinvestasi.
Hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah memikirkan strategi investasi aset kripto, sebagai upaya memperbaiki kondisi finansial dan mencapai berbagai tujuan kamu. Selama kamu mendapatkan sesuatu dari berinvestasi, tidak perlu panik apabila tidak mendapatkan segalanya.
Baca juga: Apa Alasan Kita Perlu Perhatikan Kapitalisasi Pasar Saat Investasi Aset Kripto?
Meskipun pasar crypto tengah bullish, tidak selamanya kondisi cerah dan subur. Ada saat-saat dalam sejarah kripto di mana investor kehilangan semua kekayaan karena mereka memutuskan untuk berinvestasi pada waktu yang salah.
Contohnya, jika kamu berinvestasi dalam Bitcoin selama bulan Desember 2020, misalnya, kamu bisa saja mengalami rugi US$20.000 per token. Nah, kamu yang saat ini tengah menikmati cuan akibat harga Bitcoin meroket pun mungkin tidak pernah benar-benar pulih sampai sekarang.
FOMO juga sangat buruk dalam hal berinvestasi di ICO yang akhirnya gagal. Cryptocurrency FOMO itu nyata, tetapi pastikan Sobat Cuan tidak kehilangan segalanya seperti yang dilakukan beberapa investor.
Baca juga: Setelah Dihantam Badai, Harga Bitcoin dan Ethereum Mencoba Bangkit Pekan Ini
Semakin lama “berenang” di aset kripto, kamu akhirnya tahu tahu bahwa industri kripto memiliki banyak bias tentang mereka yang mampu bertahan dan sukses di kancah ini. Dan akhirnya kamu pun tahu bahwa semakin banyak kamu mendengar tentang kegagalan orang lain, semakin sedikit cryptocurrency FOMO yang Sobat Cuan miliki.
Hal ini terutama ketika kamu mendengar tentang ICO yang terdengar luar biasa. Padahal, untuk setiap cryptocurrency yang akhirnya diperdagangkan dan diterima oleh pasar, ada lebih banyak lagi yang akhirnya mati alias tidak laku.
Tidak perlu seorang ilmuwan untuk mengetahui bahwa scammer menyukai orang-orang yang ‘menderita’ cryptocurrency FOMO. Mereka senang menemukan orang-orang yang begitu antusias tentang investasi cryptocurrency sehingga mereka tidak dapat melewatkan kesepakatan apapun. Bahkan jika detail kesepakatan sama sekali tersembunyi dari mereka.
Sayangnya, kebanyakan orang yang mereka mangsa akan jatuh cinta lagi dan lagi dan lagi. Lebih buruk lagi, mereka tidak akan pernah melihat bahwa uang tersebut akan kembali lagi. Ini adalah kisah yang umurnya sama tuanya dengan cryptocurrency itu sendiri.
Banyak penipuan ini bisa sangat meyakinkan, terutama jika Sobat Cuan tidak tahu banyak tentang blockchain. Jika kamu tidak percaya, lihat bagaimana koin seperti Monero Gold menjadi sebuah kasus penipuan.
Baca juga: Apa Saja Indikator Analisis Teknikal yang Penting di Aset Kripto? Simak di Sini!
Percaya atau tidak, banyak miliarder top mengimbau kepada orang-orang untuk tidak menjadi korban cryptocurrency FOMO. Bahkan beberapa investor terbesar sepanjang masa meminta kepada orang-orang untuk tidak berinvestasi dalam aset kripto sama sekali.
Jika Sobat Cuan memiliki teladan investasi yang kamu ikuti, kamu mungkin ingin mendengarkan peringatan mereka. Orang-orang yang ingin belajar berinvestasi seperti Warren Buffett atau bagaimana berinvestasi seperti Ray Dalio, misalnya, akan terkejut saat mengetahui bahwa kedua miliarder tersebut adalah lawan blak-blakan aset kripto secara keseluruhan.
Warren Buffett bahkan sampai menyebut aset kripto sebagai “racun tikus”. Dia tidak disebut Peramal dari Omaha tanpa alasan, jadi jika Sobat Cuan percaya padanya, kamu mungkin ingin menerima nasihatnya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: TheChain
Bagikan artikel ini