Membangun rumah tangga baru tentu juga mendatangkan tanggung jawab finansial yang baru juga. Oleh karena itu, penting sekali bagi pasangan menikah untuk memiliki strategi investasi yang baik untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang finansial keluarga.
Mengatur keuangan dan mengambil keputusan finansial terkait investasi sebagai seorang pasangan menikah bukanlah merupakan hal yang mudah. Terkadang, dua kepala ini memiliki cara dan tujuan yang berbeda juga dalam mencapai impiannya masing-masing.
Dalam Fidelity Investments Survey yang dilaksanakan pada tahun 2018, setidaknya 4 dari 10 pasangan mengalami perbedaan pendapat mengenai usia ideal untuk pensiun. 54% dari mereka berbeda pendapat soal berapa jumlah dana pensiun yang harus disiapkan untuk menunjang gaya hidupnya kelak di masa tua.
Agar pengaturan keuangan dan investasi yang baik bagi pasangan menikah, tentu dibutuhkan saling pengertian dan timbal-balik. Coba deh, implementasikan tips berikut untuk keluarga kecilmu.
Sebuah survey dari PolicyGenius yang dilakukan pada 2018 lalu, menemukan bahwa 20% pasangan menikah tidak mengelola keuangannya bersama.
Meskipun tak selamanya kamu harus mencampurkan rekening bank, investasi yang baik, bahkan perhitungan finansial lainnya. Setidaknya kalian seharusnya masih bisa membicarakan soal kondisi keuangan masing-masing, lho!
Mungkin kamu mengharapkan pensiun saat mencapai usia 50 tahun dengan dana pensiun sebesar Rp 50 Miliar dalam tabunganmu. Namun, jika pasanganmu berencana untuk bekerja hingga usia 65 tahun, artinya hal ini akan mengacaukan rencana investasi yang baik bagi kalian berdua.
Menjelaskan secara terbuka dan detail mengenai tujuan dan harapanmu akan kondisi keuangan keluarga di masa depan, akan membantu kalian untuk tetap realistis dan merencanakan strategi untuk mencapai tujuan yang sama.
Artikel terkait: Cari Pacar Baru? Ini 7 Alasan Kenapa Pengusaha Cocok Jadi Pendamping Hidupmu
Toleransi risiko berperan penting untuk menentukan bagaimanakah investasi yang baik sebagai pasangan menikah. Apabila ada salah satu di antara kalian yang nyaman dengan mengambil risiko lebih sementara pasanganmu tidak, tentu hal ini akan menjadi petaka.
Daripada mencemplungkan rekening investasimu bersama-sama dengan toleransi risiko yang berbeda, mengapa tidak mencoba untuk membuat portofolio investasi yang terpisah. Asal selalu bicarakan dengan pasanganmu, ya!
Membicarakan investasi sebagai passangan menikah sangatlah penting. Kamu harus memulainya sejak dini jika ingin membawa keluarga kecilmu menuju kebebasan finansial.
Ketika berinvestasi sebagai pasangan, pertimbangkanlah persentase penghasilan dari masing-masing pihak. Pada dasarnya, aturan umum untuk berinvestasi adalah semakin muda usia kalian, semakin tinggi pula toleransi risiko yang harusnya bisa diterima.
Namun, kamu juga harus mempertimbangkan diversifikasi portofolio investasi sebagai pasangan. Termasuk di antaranya kombinasi aset untuk mencapai tujuan dengan risiko yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Kehadiran anak di dalam pernikahan dapat mengubah rencana finansialmu hingga tahapan di mana kalian harus menyesuaikan anggaran keluarga untuk mengakomodasi pengeluaran tak terduga untuk si kecil.
Bisa saja kamu harus menambahkan anggaran untuk biaya pengasuh, atau bahkan biaya kegiatan ekstrakurikuler untuk si kecil kelak. Namun yang terpenting, kalian harus menambahkan persentase alokasi dana dadakan untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran tak terduga.
Utamanya, kebersamaan dalam mengatur keuangan dan investasi yang baik bagi pasangan menikah akan membangun rencana keuangan yang solid untuk masa depan keluargamu.
Jangan lupa untuk selalu mengecek perencanaan keuanganmu secara teratur dan menyesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu, tergantung dinamika masing-masing keluarga. Selamat berinvestasi!
Sumber: PolicyGenius, The Balance, Fidelity
Ramai Bisnis Kedai Kopi, Seberapa Menguntungkannya, sih, Model Bisnis Ini?
Bagikan artikel ini