Melihat keadaan ekonomi suatu negara menjadi salah satu cara analisa pergerakan harga emas. Namun, faktor yang mempengaruhi harga emas tidak hanya itu. Simak penjelasan di bawah ini untuk lebih jelasnya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa harga emas memiliki elastisitas harga positif. Artinya, nilainya meningkat seiring dengan permintaan.
Ketiga faktor di atas tampaknya sederhana. Namun, kadang kala faktor-faktor tersebut bekerja berlawanan dengan intuisi.
Tingkat inflasi adalah faktor yang mempengaruhi harga emas juga. Cara analisa pergerakan harga emas akan semakin rumit jika melibatkan inflasi. Simak ulasan di bawah untuk penjelasannya.
Baca juga: Hadapi Krisis Ekonomi COVID-19, Intip Strategi Jitu dari 5 Investor Dunia
Ada dua ahli yang mempelajari faktor yang mempengaruhi harga emas. Mereka adalah Claude B. Erb, seorang ekonomi dari Biro Nasional Penelitian Ekonomi, dan Campbell Harvey, seorang profesor dari Sekolah Bisnis Fuqua, Duke University.
Mereka sampai pada kesimpulan jika harga emas tidak berkorelasi baik dengan inflasi. Artinya, ketika inflasi naik, harga emas tidak selalu dijadikan taruhan.
Lantas, jika inflasi tidak mendorong harga emas, apa yang dampaknya? Tidak bisa dipungkiri jika investor akan kembali ke emas ketika terjadi krisis ekonomi.
Hal ini dikarenakan harga emas akan naik ketika Great Recession terjadi. Harga emas sejak awal tahun 2008 telah mendekati 1.000 dolar per ons. Sejauh ini, harga tersebut sempat jatuh sampai 800 dolar per ons, namun hal tersebut tidak berlangsung lama.
Harga emas mencapai puncaknya pada 2011 di harga 1.921 dolar per ons. Dan secara berangsur, harganya turun. Yang terbaru, pada awal tahun 2020 kemarin, harga emas berada di 1.575 per ons.
Erb dan Harvey berpendapat, melalui artikelnya “The Golden Dilemma”, bahwa emas memiliki elastisitas harga yang positif. Ketika ada banyak orang membeli emas, harganya akan naik sesuai dengan permintaan.
Perilaku investor pun menjadi faktor yang mempengaruhi harga emas. Hal ini bukan berarti harga emas tidak memiliki dasar penentuan harga. Namun, fenomena yang menunjukkan harga emas bisa fleksibel.
Pasokan emas mempengaruhi pasar yang lebih luas. Sama halnya dengan minyak dan kopi, emas adalah komoditas yang diperdagangkan secara global.
Baca juga: Jangan Panik, Ini 9 Cara Positif Atasi Resesi Ekonomi Akibat COVID-19
Selain melihat dinamika harga, berikut faktor yang mempengaruhi harga emas lainnya.
Berbeda dengan minyak dan kopi, emas tidak dikonsumsi. Semua emas yang ditambang masih bisa ditemui. Bahkan, jumlah emas yang ditambang semakin naik dari hari ke hari. Jadi, mengapa meski semakin banyak persediaan, harga emas semakin naik? Peter Hug, direktur perdagangan global di Kitco, ‘emas akan berakhir di sebuah laci’.
Artinya, emas dalam perhiasan secara efektif diambil dari pasar selama bertahun-tahun, tidak mengurangi nilai emas tersebut. Meski banyak yang memilikinya, emas tidak diperdagangkan secara teratur.
Hug berpendapat bahwa bank sentral adalah faktor yang mempengaruhi harga emas. Pada saat cadangan devisa besar dan ekonomi bergemuruh, bank sentral akan mengurangi cadangan emasnya.
Itu karena emas adalah aset pasif, berbeda dengan obligasi dan uang di rekening deposito. Emas tidak menghasilkan pengembalian. Bank sentral mengelola penjualan emas mereka seperti kartel. Tujuannya adalah untuk tidak terlalu mengganggu pasar.
Selain Bank Sentral, ETFs juga memperdagangkan emas dan memungkinkan investor untuk membelinya, tanpa membeli saham pertambangan. ETFs juga diperdagangkan di bursa saham. Sehingga, ETFs bisa mengukur kepemilikan emas mereka. Namun, Etf dirancang untuk mencerminkan harga emas, bukan untuk memindahkannya.
Memiliki ketahanan nilai adalah keunggulan emas. Erb dan Harvey menggunakan gaji romawi dari 2.000 tahun yang lalu untuk memberikan perbandingan nilai emas. Hasilnya, daya beli emas tetap konstan. Bahkan, sebagian dari emas tersebut terkait dengan harga saat ini.
Sebagai patokan, jika kondisi ekonomi di suatu negara memburuk, maka harga emas biasanya naik. Emas adalah komoditas yang tidak terikat dengan apa pun. Faktor ini mempengaruhi harga emas sangat fluid dan fleksibel. Dan, memilikinya dalam porsi kecil dapat membuat diversifikasi portofolio kita aman.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: Investopedia
Menimbang-nimbang, Kapan Sih Waktu yang Tepat untuk Jual/Beli Emas?
Bagikan artikel ini