Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Blog

Ingin Diversifikasi Bitcoin dan Emas? Simak Komposisi Idealnya di Sini!
shareIcon

Ingin Diversifikasi Bitcoin dan Emas? Simak Komposisi Idealnya di Sini!

6 Apr 2021, 9:00 AM·READING_TIME
shareIcon
Kategori
Ingin Diversifikasi Bitcoin dan Emas? Simak Komposisi Idealnya di Sini!

Sejak pandemi merebak di hampir seluruh negara, aset kripto hingga emas seakan naik daun lantaran harga kedua aset tersebut sama-sama meroket selama setahun belakangan. Namun belakangan, muncul perdebatan terkait investasi emas vs Bitcoin. Di mana, masing-masing pendukungnya punya alasan untuk menjadikan emas atau Bitcoin sebagai investasi pilihan saat ini.

Di sisi lain, terdapat juga golongan ketiga. Yakni, mereka-mereka yang tak bisa memilih antara investasi emas atau Bitcoin.

Jika kamu termasuk ke dalam golongan tersebut, tak ada salahnya kok, melakukan diversifikasi. Hanya saja, pertanyaan besarnya tentu adalah berapa besar komposisi Bitcoin dan emas yang ideal di dalam portofoliomu. Apakah kamu perlu menggenggam 50% emas dan 50% Bitcoin? Atau lebih besar emas dibanding Bitcoin? Atau sebaliknya?

Baca juga: Lebih Untung Mana, Investasi Emas vs Reksadana?

Investasi Emas vs Bitcoin: Sama-Sama Didapuk Aset Lindung Nilai

Namun, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengetahui alasan mengapa belakangan emas selalu disandingkan dengan Bitcoin. Argumen yang mendasarinya adalah kedua aset tersebut dianggap punya “kekuatan” sebagai aset lindung nilai.

Pamor emas memang sudah mentereng sejak zaman dulu. Logam mulia ini dikenal tak bisa berkarat dan tidak bereaksi ketika terpapar unsur kimia lainnya. Sehingga, nilainya dari masa ke masa akan tetap sama, dan cocok dijadikan investor sebagai alat pelindung kekayaan dari gerusan inflasi.

Kini, “kemuliaan” emas sedikit terancam dengan kehadiran Bitcoin. Banyak analis di luar sana menganggap bahwa harga Bitcoin tidak berkorelasi dengan situasi makroekonomi, misalnya inflasi. Sehingga, ia juga cocok dijadikan alat pelindung nilai bagi masa depan.

“Dulu, emas merupakan aset yang benar-benar aman di dunia dan cocok untuk generasi baby boomers. Namun, sekarang posisi tersebut sudah bisa digantikan oleh aset otomatis, yakni Bitcoin,” jelas Mantan Manajer Hedge Fund yang kini menjadi investor aset kripto, Jean-Marc Bonnefous

Namun, persamaan antara investasi emas dan Bitcoin tak berhenti sampai situ saja. Berikut adalah kemiripan sifat antara emas dan Bitcoin.

  1. Wall Street telah menetapkan keduanya sebagai “investasi alternatif”
  2. Jumlah stok yang terbatas. Seperti yang telah diketahui, emas adalah barang tambang, di mana pasokannya suatu saat akan habis. Bitcoin pun demikian. Pada awal peluncurannya 2009 silam, publik sudah mengetahui bahwa stok Bitcoin hanya sebesar 21 juta keping yang akan selesai ditambang pada 2140.
  3. Reputasi yang mumpuni. Emas selama ini dikenal sebagai logam mulia, sementara Bitcoin dikenal sebagai raja aset kripto.

Baca juga: Mending Investasi Emas atau Bitcoin? Simak Saran 10 Pakar Investasi Ini!

Investasi Emas vs Bitcoin: Tetap Berbeda Meski Serupa

Meski demikian, tetap saja emas dan Bitcoin memiliki perbedaan di antara keduanya. Apa saja?

1. Nilai Kapitalisasi Pasar

Saat ini, nilai kapitalisasi pasar emas diperkirakan sekitar US$10 triliun, sementara Bitcoin berada di angka US$1,98 triliun. Kecilnya nilai kapitalisasi pasar Bitcoin ini yang menyebabkan nilai raja aset kripto tersebut cenderung volatil jika terdapat shock di permintaan dan penawarannya.

Untuk menggambarkan betapa dahsyatnya volatilitas Bitcoin, mari kita kembali di tahun 2017. Sepanjang tahun tersebut, harga Bitcoin telah naik 1.800%. Namun, harganya tiba-tiba rontok 80% pada tahun berikutnya.

Hanya saja, hal tersebut bukan berarti harga emas tidak volatil. Tengok saja di tahun 2009, di mana harga emas naik lebih dari dua kali lipat selama krisis keuangan global. Namun, harganya pun kemudian nyungsep beberapa tahun setelahnya.

2. Nilai Intrinsik

Sudah berabad-abad emas berhasil membuktikan bahwa nilai yang terkandung didalamnya tetap dan universal. Ini lantaran emas terbukti punya unsur kimia istimewa. Sehingga, kilaunya tak akan pudar dimakan zaman.

Emas juga sudah digunakan sebagai uang alias alat pembayaran dalam perdagangan dunia. Alias, ia sudah lazim digunakan sebagai alat tukar. Nah, dari sini, kita bisa melouhat bahwa nilai intrinsik emas terdapat pada dua kunci: Kegunaannya dan unsur kemuliaannya.

Lantas, bagaimana dengan Bitcoin? Hingga saat ini, para pihak masih memperdebatkan nilai intrinsik dari aset kripto satu ini. Dari sisi kegunaan, Bitcoin dianggap tidak cocok dimanfaatkan sebagai alat transaksi karena suplainya yang terbatas dan absennya regulasi tentang aset kripto ini.

Sampai saat ini, banyak pihak percaya bahwa nilai intrinsik Bitcoin adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menambang satu keping Bitcoin.

Perlu diketahui bahwa menambang Bitcoin membutuhkan biaya besar. Data EliteFixtures pada 2018 mengatakan bahwa menambang satu Bitcoin perlu tenaga 17,77 juta kilowatt hingga 55,29 juta kilowatt listrik. Terbayang, kan, berapa tagihan listrik yang perlu dibayar penambang? Nah, biaya listrik inilah yang kemudian dianggap sebagai nilai “beneran” dari satu keping Bitcoin.

3. Dapat Terbagi-Bagi

Investasi emas tak harus dibeli dalam satu ukuran yang mutlak. Misalnya, kamu tak perlu membeli 1 gram emas untuk mendapatkan emas. Kamu pun bisa membeli emas, misalkan, dalam ukuran 0,012 gram.

Begitu pun dengan Bitcoin. Kamu juga tak perlu membeli 1 keping Bitcoin bernilai Rp800 juta untuk menggenggamnya. Hanya saja, unit satuan Bitcoin terbilang lebih kecil dibanding emas.

Saat ini, satuan unit terkecil Bitcoin disebut dengan Satoshi Unit. Di mana, 1 satoshi unit terbilang sebesar 1:100.000.000 BTC, kira-kira sama dengan 10 miligram emas murni. Kondisi ini yang bikin analis, dan pecinta aset kripto, percaya bahwa Bitcoin bisa lebih mudah dimiliki daripada emas nantinya.

4. Investasi Emas vs Bitcoin = Risk-off vs Risk-on

Sejatinya, perbedaan utama dari Bitcoin dan Emas terletak pada lingkungan tumbuhnya. Bitcoin tumbuh subur selama kondisi “risk-on“, sedangkan emas lebih memilih “risk-off“.

Risk-on terjadi ketika ekonomi tumbuh, imbal hasil obligasi meningkat (dan dengan demikian harga obligasi turun).

Sebaliknya, emas tumbuh subur ketika suku bunga riil yaitu, imbal hasil obligasi dikurangi ekspektasi inflasi, terus menurun. Dengan kata lain, ketika inflasi naik namun imbal hasil obligasi naik lebih cepat, maka hal itu akan memberi tekanan pada harga emas.

Sebaliknya, jika inflasi naik lebih cepat daripada imbal hasil obligasi, investor akan mengharapkan emas mengungguli bitcoin. Singkatnya, kedua aset ini tidak bersaing, karena memang berada pada dunia yang berbeda.

Baca juga: Punya 0,01 Bitcoin Bakal Bikin Kamu Masuk Jajaran Orang Kaya 10 Tahun Lagi?

Investasi Emas vs Bitcoin: Bagaimana Seharusnya Diversifikasi Aset Antara Keduanya?

Melihat karakteristik di atas, maka bisa disimpulkan bahwa Bitcoin tak akan menggantikan emas. Atau, menyaingi kehadiran emas. Malahan, keduanya ternyata saling melengkapi. Bitcoin bisa menjadi pilihan investasi di saat ekonomi membaik, sementara emas bisa menjadi opsi baik di kondisi sebaliknya.

Dalam ilmu manajemen risiko investasi, kombinasi diversifikasi yang ideal disebut berada di angka 80/20 atau 70/30. Di mana, porsi terbesar terdapat di investasi emas mengingat risikonya terbilang lebih rendah dibanding Bitcoin. Dengan demikian, maka investor bisa mendapatkan imbal hasil maksimal dengan risiko volatilitas harga yang terkontrol.

Perlu diingat bahwa kunci sukses berinvestasi bukan dari tingkat imbal hasil, namun bagaimana cara menyeimbangkan portofolio. Contohnya, kamu bisa menambah porsi Bitcoin ketika harganya lagi naik. Tapi kamu segera menyeimbangkan lagi investasi kamu menjadi 80/20 atau 70/30 untuk meminimalisasi risiko yang bisa muncul.

Nah, strategi investasi di atas bisa kamu lakukan di Pluang, lho! Kamu bisa berinvestasi Emas dan Bitcoin sekaligus agar bisa cuan maksimal!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Coinweek, Moneyweek, Bloomberg

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Artikel Terkait

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1