Banyak yang beranggapan ramadhan effect melemahkan pasar investasi. Namun, penelitian terbaru menunjukkan pelemahan ini tidak persisten. Maka, dengan menggunakan behavioral finance kamu masih bisa melakukan investasi dengan aman di bulan ramadhan ini.
Untuk menghindari ramadhan effect saat berinvestasi, kamu harus memahami apa itu behavioral finance.
Dikutip dari Arabic Economic and Business Journal (1/5), studi terbaru menunjukkan bahwa efek-efek anomali yang melemahkan saham yang konon dipicu ramadhan effect itu sudah mulai menghilang.
Studi terbaru itu menunjukkan bahwa dalam 10 negara dengan mayoritas penduduk muslim, ramadhan effect memang memengaruhi perilaku investor. Wajar jika ada tudingan adanya pelemahan pasar. Namun, dengan mempelajari sifat-sifat behavioral finance, efek negatif dapat dihindari.
Baca juga: Banyak yang Panik Belanja Lantaran Wabah Corona, Ini Penyebabnya
Sifat-sifat dari behavioral finance terdiri dari empat poin, yaitu: (1) Investor diperlakukan sebagai “normal” bukan “rasional”, (2) Mereka sebenarnya memiliki batas kendali diri, (3) Investor dipengaruhi oleh bias mereka sendiri, dan (4) Investor membuat kesalahan kognitif yang dapat menyebabkan keputusan yang salah.
Mari kita menjelajahi beberapa blok bangunan yang membentuk behavioral finance.
Behavioral finance memandang investor sebagai “normal” tetapi menjadi subyek bias dan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Behavioral finance mencari pemahaman tentang dampak bias pribadi pada investor. Berikut adalah daftar bias keuangan umum. Bias umum tersebut meliputi: keyakinan berlebihan dan ilusi kontrol, atribusi diri bias, bias hindsight, bias konfirmasi, kekeliruan narasi, bias representatif, bias pembingkaian, bias penahan, kehilangan kerugian, dan menggiring mentalitas.
Terkait ramadhan effect, bias kesalahan dalam pengambilan keputusan itu misalnya dapat terjadi di mana seorang investor terpengaruh secara emosional oleh adanya dugaan pelemahan pasar saham karena faktor bulan ramadhan. Di sini investor rawan salah mengambil keputusan.
Padahal studi terbaru menunjukkan pelemahan pasar investasi akibat ramadhan effect itu tidak persisten. Namun, perilaku investasi sang investor sudah menjadi terlalu bias sehingga ia tak mengindahkan studi yang secara ilmiah tepercaya tersebut. Ujung-ujungnya ia salah ambil keputusan investasi.
Untuk menghindari bias pengambilan keputusan karena ramadhan effect, kita dapat memecah bias pengambilan keputusan dan kesalahan menjadi setidaknya empat poin.
Baca juga: Hemat Uang Belanja Demi Menabung, Begini 9 Cara Mudahnya
Konsep penipuan diri adalah batas cara kita belajar.
Ketika kita secara keliru berpikir bahwa kita tahu lebih banyak daripada yang sebenarnya kita lakukan, kita cenderung kehilangan informasi yang kita butuhkan untuk membuat keputusan.
Kita juga bisa mengeluarkan poin yang sering disebut penyederhanaan heuristik. Penyederhanaan heuristik mengacu pada kesalahan pemrosesan informasi.
Poin lain tentang behavioral finance terkait dengan emosi.
Pada dasarnya, emosi dalam behavioral finance mengacu pada pengambilan keputusan berdasarkan keadaan emosi kita saat ini. Suasana hati kita saat ini mungkin membuat keputusan kita keluar jalur dari pemikiran rasional.
Apa yang dimaksud dengan pengaruh sosial adalah bagaimana pengambilan keputusan kita dipengaruhi oleh orang lain. Pengambilan keputusan kita terpengaruh social circle atau lingkaran sosial kita. Ini adalah sebuah bias.
Ada cara untuk mengatasi kecenderungan negatif behavioral finance dalam kaitannya dengan investasi. Cara itu terdiri dari dua hal yaitu fokus pada proses, dan menyiapkan merencanakan dan berkomitmen pada perencanaan tersebut.
Mengandalkan pengambilan keputusan yang reflektif membuat kita lebih rentan terhadap bias yang menipu dan pengaruh emosional dan sosial.
Menetapkan proses pengambilan keputusan yang logis dapat membantu melindungi kamu dari kesalahan tersebut.
Fokuskan diri kamu pada proses dan bukan pada hasilnya. Berfokus pada proses akan menghasilkan keputusan yang lebih baik karena proses tersebut membantu kamu terlibat dalam pengambilan keputusan yang reflektif.
Dengan mempelajari behavioral finance, ini akan mengajarkan kita untuk berinvestasi dengan menyiapkan, dengan perencanaan, dan dengan memastikan kita melakukan pra-komitmen.
Sebagaimana investor termahsyur Warren Buffett katakan. “Investasi yang sukses tidak berkorelasi dengan IQ setelah kamu berada di atas skor 125. Setelah kamu memiliki kecerdasan biasa, maka yang kamu butuhkan adalah temperamen untuk mengendalikan dorongan yang membuat orang lain mendapat masalah.”
Jadi, tunggu apa lagi? Kamu harus mulai untuk belajar behavioral finance saat sedang berinvestasi.
Ini agar kamu terhindar dari jebakan batman ramadhan effect, juga menghindarkanmu dari bias-bias pengambilan keputusan yang dapat merugikanmu secara finansial. Yuk, belajar tentang behavioral finance!
Sumber: Corporate Finance Institute
Tujuh Langkah Mencapai Kebebasan Finansial
Niat Jadi Kolektor Lukisan Pemula? Ketahui Dulu Risiko Investasinya di Sini!
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Bagikan artikel ini