Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Rangkuman Kabar: RI Pangkas Pajak Mobil, Data Ritel AS Bikin ‘Surprise’
shareIcon

Rangkuman Kabar: RI Pangkas Pajak Mobil, Data Ritel AS Bikin ‘Surprise’

17 Sep 2021, 10:49 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Rangkuman Kabar: RI Pangkas Pajak Mobil, Data Ritel AS Bikin ‘Surprise’

Rangkuman kabar di akhir pekan, Jumat (17/9) mengulas sejumlah berita dari dalam negeri maupun manca negara. Ada kabar mengenai keberlanjutan nasib diskon pajak barang mewah hingga 200 smart contract yang sudah siap meluncur di blockchain Cardano.

Yuk, simak selengkapnya di rangkuman kabar.

Rangkuman Kabar Dalam Negeri

1. Insentif Pajak Mobil Gratis Lanjut Sampai Desember

Pemerintah resmi melanjutkan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) hingga Desember 2021. Semula, insentif ini hanya berlaku pada periode Maret hingga Agustus lalu.

Berlanjutnya relaksasi pajak merupakan hasil evaluasi pemerintah terkait efektifnya kebijakan tersebut dalam mengungkit penjualan ritel mobil hingga 36,5% secara tahunan.

Baca juga: Rangkuman Kabar: Industri Nasional Bergeliat, Kripto Dilirik Baby Boomers

Apa Implikasinya?

Pengurangan diskon pajak penjualan kendaraan yang tergolong barang mewah tentu akan mengurangi penerimaan perpajakan pemerintah. Berkurangnya penerimaan pajak tentu akan bikin seret kantong pemerintah yang memang butuh uang untuk membiayai anggaran negara yang memiliki postur defisit.

Namun, pengurangan pajak adalah kebijakan countercyclical pemerintah untuk mengungkit ekonomi. Pengurangan pajak bisa menjadi insentif masyarakat untuk menambah konsumsi dan menjadi motivasi industri untuk menambah produksi. Hal tersebut tentu bisa mengerek pertumbuhan ekonomi.

Buktinya, produksi mobil secara kumulatif berhasil tumbuh 49,4% secara tahunan pada kuartal II. Produk Domestik Bruto (PDB) industri dan perdagangan alat angkut pun tumbuh 25,7% dan 37,9% pada periode yang sama.

2. Survei BI Prediksi Inflasi September Hanya 0,01%

Bank Indonesia melakukan surveI pemantauan harga minggu III September 2021. Hasilnya, inflasi September diperkirakan hanya mencapai 0,01%.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi September secara tahun kalender sebesar 0,85% dan 1,65% secara tahunan.

Baca juga: Rangkuman Kabar: Surplus Dagang RI Tertinggi Sepanjang Masa!

Apa Implikasinya?

Inflasi merupakan cerminan konsumsi masyarakat. Sehingga, jika inflasi belum terkerek, artinya daya beli masyarakat belum pulih. Terlebih, inflasi secara tahunan masih belum setengah dari target inflasi BI yakni 3% di 2021.

Hal ini akan membuat BI kemungkinan besar mempertahankan suku bunga acuan rendah, yang saat ini dipatok 3,5%.

Rangkuman Kabar Manca Negara 

1. 200 Smart Contracts Baru Siap Diluncurkan di Blockchain Cardano

Dalam tiga hari sejak upgrade Alonzo diluncurkan, kini telah ada 200 smart contracts baru yang siap meluncur di blockchain Cardano. Bahkan, aplikasi vercel menyebutkan bahwa saat ini jumlah smart contracts yang akan diluncurkan lewat aplikasinya mencapai 2.271.

Menurut pendirinya, Charles Hoskinson, Cardano akan jadi gelombang kedua dalam dunia decentralized finance. Yakni, alternatif dari blockchain Ethereum yang memungkinkan operasi dan transaksi dengan ongkos yang lebih rendah.

Baca juga: Rangkuman Kabar: RI Mau Buyback Utang, El Salvador Lepas Pajak BTC

Apa Implikasinya?

Meski harga Cardano minggu ini terus mengalami koreksi, banyak pakar menyarankan investor untuk membeli ADA lantaran prospeknya di masa depan yang dapat menyaingi Ethereum.

Jika operasional smart contracts di jaringan ini terbukti berjalan baik dan efisien dari segi biaya, aset kripto yang satu ini mungkin akan mengalami lonjakan harga yang fantastis sebagaimana Bitcoin dan Ethereum.

2. World Bank Hentikan Publikasi ‘World Banks’s Doing Business’ Akibat Skandal

World Bank memutuskan untuk menghentikan publikasi Doing Business. Yakni, sebuah presentasi kuantitatif terkait regulasi bisnis pada 190 negara seluruh dunia.

Penghentian tersebut terkait skandal yang menimpa kepala International Monetary Funds (IMF) Kristalina Georgieva saat masih menjabat direktur World Bank. Sebuah laporan audit mengungkap Georgieva terbukti menekan stafnya untuk menaikkan peringkat China.

World Bank beralasan, penghentian sementara tersebut bermaksud untuk memulai rangkaian dan tinjauan audit atas laporan dan metodologinya. Selain China, ada 4 negara lain yang terpengaruh dalam skandal tersebut. Yakni, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Azerbaijan.

Apa Implikasinya?

Skandal tersebut dapat memengaruhi sentimen dunia usaha juga kepercayaan publik terhadap dua lembaga bretton woods tersebut.

Indeks doing business selama ini kerap jadi acuan pemerintah Indonesia saat akan membuat kebijakan terkait dunia usaha dan investasi. Skandal ini bisa memengaruhi perspektif para pengambil keputusan dalam melihat peringkat kemudahan berusaha yang selama ini jadi acuan.

3. Data Ritel AS Muncul Mengejutkan!

Data penjualan ritel AS naik 0,7% secara bulanan pada Agustus. Menariknya, angka ini mematahkan ramalan analis yang yakin bahwa penjualan ritel negara adidaya tersebut luntur 0,8%.

Apa Implikasinya

Kenaikan penjualan ritel AS yang mengejutkan adalah pertanda bahwa ekonomi AS ternyata masih mampu bertumbuh meski diterjang badai COVID-19 Delta. Data ini bisa bikin The Fed mempercepat pengetatan kebijakan moneternya dalam bentuk pengurangan pembelian instrumen berharga, alias tapering.

Sumber: Coin Telegraph, Hindustan Times, Tempo, Bisnis Indonesia

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Fathia Nurul Haq

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
weekly news
Pasar Sepekan: Rusia Tabuh Genderang 'Perang', Market Ikut Bergelombang
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1