Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Rangkuman Kabar: Omicron Bikin Waswas, Rapat The Fed Bikin Cemas
shareIcon

Rangkuman Kabar: Omicron Bikin Waswas, Rapat The Fed Bikin Cemas

29 Nov 2021, 11:37 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Rangkuman Kabar: Omicron Bikin Waswas, Rapat The Fed Bikin Cemas

Mengawali pekan ini, Rangkuman Kabar Senin (29/11) mengulas hebohnya dunia terkait kemunculan varian baru COVID-19! Yuk, simak selengkapnya di rangkuman kabar berikut.

Rangkuman Kabar Domestik

1. Pemerintah Atur Strategi Tangkal Omicron

Pemerintah akan menelurkan berbagai aturan baru demi menangkal masuknya varian COVID-19 Omicron di Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, misalnya, akan memperbarui daftar negara yang boleh masuk ke Indonesia pasca munculnya varian virus yang diduga lebih menular ketimbang varian Delta.

Selangkah lebih maju, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM telah mengeluarkan beleid anyar terkait larangan masuk pelancong dari Afrika Selatan, Bostwana, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho dan Hongkong dalam kurun 14 hari sebelum kedatangan ke Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhur Binsar Pandjaitan memutuskan untuk menaikkan durasi karantina bagi warga negara Indonesia (WNI) yang baru datang dari luar negeri dari tiga hari menjadi tujuh hari. Langkah-langkah tersebut diambil untuk mencegah penyebaran varian asal Afrika Selatan yang disebut-sebut lebih menular dan berbahaya.

Apa Implikasinya?

Hadirnya varian Omicron di Indonesia akan membuat pemerintah memberlakukan kembali pembatasan sosial. Jika itu terjadi, maka roda perekonomian akan terhenti dan berimbas ke penurunan konsumsi dan pendapatan masyarakat. Selain itu, merebaknya kembali varian COVID-19 baru di dalam negeri akan membengkakkan anggaran penanganan COVID-19 pemerintah.

Dengan antisipasi cepat pemerintah, maka kegiatan ekonomi Indonesia diharapkan bisa tetap berjalan lancar. Sehingga, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan menjadi korbannya.

2. BI: Transaksi QRIS Naik 163%

Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi elektronik menggunakan sistem kode QR terintegrasi (QRIS) tercatat Rp2,3 triliun per 1 November 2021, atau tumbuh 163% sejak awal tahun. Kemudian, BI juga mencatat 11,7 juta merchant yang telah menggunakan QRIS di periode yang sama, atau melebihi target yang ditetapkan BI.

Apa Implikasinya?

Kenaikan nilai transaksi menggunakan QR merupakan implikasi bahwa penggunaan transaksi elektronik di Indonesia tengah berkembang pesat. Nah, besarnya ukuran transaksi tersebut bisa menjadi daya tarik bagi investor asing yang ingin menggarap sektor ekonomi digital di Indonesia.

Rangkuman Kabar Mancanegara

1. The Fed Tunggu Perkembangan Omicron

Bank sentral AS The Fed dijadwalkan akan kembali menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) medio Desember nanti. Para pelaku pasar dan ekonom meyakini pertemuan tersebut akan membahas percepatan tapering berdasarkan rilis risalah rapat FOMC awal bulan ini yang mengindikasikan kebijakan ke arah hawkish guna menjegal laju inflasi.

Namun, pelaku pasar meyakini sikap The Fed tersebut dapat berubah mengingat perkembangan masif dari varian baru COVID 19, Omicron.

Akhir minggu lalu, Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan Omicron dapat berdampak serius pada perlambatan ekonomi dan meningkatkan ketidakpastian. Sehingga, kemunculannya menambah panjang daftar pertimbangan bagi Federal Reserve untuk mengambil langkah normalisasi kebijakan.

Apa Implikasinya?

Kenaikan suku bunga acuan The Fed di tengah ketidakpastian ekonomi tentu akan memukul pertumbuhan ekonomi ke depan. Sehingga, pelaku pasar harus mengantisipasi segala kemungkinan hasil keputusan moneter The Fed dengan menyusun ulang portofolio investasinya.

2. Vitalik Buterin Ajukan Strategi Baru Tekan Gas Fee

Salah satu pendiri Blockchain Ethereum Vitalik Buterin mengunggah ajuan strategi teranyarnya guna menekan harga gas fee, yakni dengan membuat limit transaksi. Menurutnya, gas fee dalam blockchain Ethereum layer pertama terlalu tinggi.

Strategi Butterin diproyeksikan dapat menekan gas fee dari rata-rata 16 per byte data menjadi 3. Komunitas Ethereum merespon ide ini dengan melontarkan kritis terhadap biaya gas di layer kedua yang menurut mereka tak kalah mahalnya.

Solusi menekan gas fee pada blockchain Ethereum telah berlangsung lama dan melibatkan sejumlah pembaruan. Kali ini pun, Buterin memperhitungkan update terbaru agar idenya dapat terealisasi.

Apa Implikasinya?

Menekan gas fee akan meningkatkan utilitas Ethereum sebagai blockchain inisiator token yang belakangan ini makin populer. Kendala mahalnya biaya gas sulit terpecahkan, namun jika berhasil, dampaknya akan positif kepada perkembangan industri token dan non fungible token (NFT) yang kini tengah berkembang pesat.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Coin Telegraph, Bisnis Indonesia, Antara, Bloomberg, Investing, CNN Indonesia

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Fathia Nurul Haq

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
weekly news
Pasar Sepekan: Rusia Tabuh Genderang 'Perang', Market Ikut Bergelombang
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1