Menutup pekan ini, rangkuman kabar di jagat pemberitaan tanah air menyoroti soal kepastian pemindahan ibu kota negara yang baru. Meski sulit, pembangunannya akan dikebut mulai tahun depan lho, Sobat Cuan! Selain itu, China dan Amerika Serikat kali ini kompak alami perlambatan ekonomi.
Yuk, simak selengkapnya!
Pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) akan dikebut tahun ini. Sehingga, tahun depan IKN baru mulai dibangun.
Pembangunan IKN baru tahun depan belum dianggarkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. Kabarnya, pembangunan akan dimulai oleh swasta dengan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha alias KPBU.
Beberapa poin dalam draf RUU tersebut pun sudah tersebar ke publik, diantaranya TNI-Polri akan pindah duluan ke ibu kota baru. Selain itu, RUU juga mengatur jabatan Gubernur Kalimantan Timur yang kelak akan jadi IKN baru tidak melalui pemilihan kep[ala daerah (Pilkada), melainkan penunjukan langsung oleh presiden.
Pemindahan IKN saat keuangan negara sedang tidak baik seperti saat ini akan membuat rasio utang negara meningkat. Efeknya, Indonesia akan semakin rentan terkena imbas tapering dan dinamika lanjutan dari arah kebijakan moneter Federal Reserve di tahun-tahun mendatang.
Tapi, di sisi lain, dampak perubahan iklim yang diramalkan akan menenggelamkan Jakarta dalam beberapa tahun mendatang memang perlu respons cepat seperti pemindahan IKN. Karenanya, skema pembiayaan pembangunan IKN multi tahun ini perlu dicermati dengan seksama.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Indonesia Mau Jajah Pasar UEA, China Bantu UMKM
Keluarnya dana investor asing alias capital outflow sudah mulai terjadi sejak Kamis kemarin. Ini ditandai dengan kenaikan tajam yield surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun yang jadi acuan negara yang naik hingga 7,1 bps di level 6,127% dalam dua hari saja.
Selain itu, outflow juga terjadi di pasar saham. Dalam dua hari, total dana asing yang meninggalkan pasar modal mencapai Rp 150 miliar.
Mengutip RTI, tren keluarnya dana asing ternyata sudah berlangsung selama satu bulan dengan total Rp487,9 miliar.
Capital outflow di negara berkembang kerap terjadi saat prospek perekonomian dipandang kurang menguntungkan. Tahun 2013 saat terjadi taper tantrum, outflow sempat membuat Indonesia masuk ke jurang krisis.
Capital outflow akan menguras cadangan Dolar AS di dalam negeri. Hal itu akan bikin nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menjadi tidak stabil. Alhasil, Bank Indonesia perlu mengintervensi pasar valas menggunakan devisa negara demi menstabilkan nilai tukar Rupiah.
Namun, kali ini tampaknya outflow yang terjadi lebih terukur. Terbukti, indeks harga saham gabungan (IHSG) tetap ditutup hijau. Beberapa hari belakangan, lelang surat utang pun masih ramai peminat. Hal ini disebabkan oleh tumbuhnya kesadaran untuk berinvestasi dari sektor domestik.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Indonesia Siap Pensiun dari Negara Konsumtif
IHS Markit mencatat bahwa indeks produksi barang dan jasa China (Purchasing Managers Index/PMI) Agustus di angka 56,7, menurun tajam dibanding 54,9 di Juli.
Survei menunjukkan bahwa sektor jasa di China lebih lamban pulih ketimbang sektor manufaktur. Namun, peningkatan daya beli beberapa waktu belakangan cukup membantu sektor jasa untuk pulih.
Indeks PMI merupakan indikasi produktivitas barang dan jasa di sebuah negara. Jika indeks PMI turun, maka artinya negara tersebut mengalami penurunan produktivitas. Jika produktivitas menurun, maka artinya pertumbuhan ekonomi terancam tidak bertumbuh atau stagnan.
Khusus China, perlambatan ekonomi di negara tirai bambu tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global mengingat 8% ekonomi dunia disumbang China.
Biro Statistik Amerika Serikat mencatat penambahan jumlah tenaga kerja non-pertanian (Nonfarm Payrolls/NFP) bulan Agustus sebesar 235.000 lapangan kerja baru. Angka ini anjlok ketimbang Juli yakni 943.000 tenaga kerja baru.
Meski melambat, angka pengangguran tetap susut 0,2% secara bulanan jadi 5,2%.
Sebagaimana diketahui, dalam dua bulan yakni Juni dan Juli, perekonomian AS berhasil menciptakan lapangan kerja sebanyak 1.881 juta. Perlambatan ini disinyalir akibat menurunnya kebutuhan untuk melakukan perjalanan udara, akomodasi hotel dan makan di restoran. Penyerapan tenaga kerja pabrik juga mengalami kontraksi.
Namun, data tersebut menunjukkan peningkatan pekerja di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Baca juga: Kabar Sepekan: Spekulasi Tapering Kuat, RI Tebar Insentif Pasar Modal
Laporan NFP edisi Agustus ini sangat krusial dan telah menimbulkan spekulasi sejak awal minggu karena akan menentukan keputusan The Fed dalam mengeksekusi tapering.
Perlambatan NFP tentu merupakan kabar baik bagi negara berkembang seperti Indonesia yang diprediksi akan menghadapi dampak yang cukup serius jika tapering diberlakukan. Data ini mungkin akan membuat The Fed menunda tapering untuk sementara waktu hingga perekonomian lebih stabil.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: CNBC Indonesia, Reuters, BLS
Bagikan artikel ini