Rangkuman kabar Selasa (16/11) mengurai perkembangan perekonomian domestik dan mancanegara yang perlu kamu simak supaya tidak ketinggalan berita terhangat!
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp548,9 triliun atau setara 3,29% produk domestik bruto (PDB) per Oktober 2021. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu 4,67%.
Pemerintah berhasil menekan defisit APBN setelah mengoleksi pertumbuhan penerimaan yang lebih tinggi ketimbang belanjanya. Penerimaan pemerintah tercatat sebesar Rp1.510 triliun pada Januari-Oktober, atau bertumbuh 18,2% dibanding tahun lalu. Sementara itu, realisasi belanja tercatat Rp2.058,9 triliun atau naik tipis 0,8% di periode yang sama.
Salah satu kontributor penerimaan terbesar negara adalah penerimaan perpajakan. Nah, kenaikan penerimaan perpajakan biasanya mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi suatu negara sedang bergeliat. Sebab, pajak dikutip dari kegiatan konsumsi, laba usaha, hingga penghasilan masyarakat.
Kontribusi penerimaan yang besar akan mengurangi kebutuhan penerbitan surat utang untuk membiayai defisit. Sehingga, pemerintah tak perlu menambah beban cicilan utang hingga bunga untuk APBN tahun berikutnya.
Pemerintah menerbitkan aturan baru pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) terhadap produk pakaian dan aksesoris impor. Aturan tersebut berlaku efektif per 12 November hingga tiga tahun ke depan.
Terdapat 134 pos tarif produk pakaian dan aksesori pakaian impor dengan kisaran bea masuk Rp19.260 hingga Rp63.000 per item. Tarif tersebut berlaku untuk pakaian impor dari semua negara pada tahun pertama dan akan berangsur turun di tahun kedua dan ketiga.
Jenis produk yang dikenakan terdiri atas segmen atasan kasual, atasa formal, bawahan, setelan, ensemble gaun, outwear, pakaian dan aksesori pakaian bayi hingga headwear dan neckwear.
Landasan berlakunya BMTP ialah fenomena banjirnya produk impor pakaian yang menyebabkan terjadinya kerugian serius terhadap industri dalam negeri.
Pengenaan bea masuk sebagai barrier akan melindungi industri pakaian dalam negeri yang tertekan akibat persaingan yang ketat dengan pakaian impor murah. Sehingga, output industri manufaktur Indonesia bisa berkembang ke depan. Kenaikan produksi manufaktur tentu akan berimbas ke pertumbuhan ekonomi Indonesia nantinya.
Selain itu, jika industri pakaian berkembang, maka efek berganda pada industri tekstil, konveksi dan industri pendukung lainnya juga akan subur. Sehingga, industri pakaian dalam negeri dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden resmi menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendanaan Infrastruktur senilai US$1 triliun atau setara Rp14.224 triliun. Kini, RUU tersebut resmi menjadi UU yang menyediakan pendanaan perbaikan infrastruktur dalam lima hingga delapan tahun ke depan.
Secara rata-rata, UU Infrastruktur membuka jalan bagi pemerintah AS untuk menggelontorkan US$70 miliar per tahun demi pembangunan berbagai proyek infrastruktur hingga mitigasi perubahan iklim. Terdapat pula anggaran untuk pengembangan transportasi publik rendah emisi, sistem pengairan hingga peningkatan kapasitas broadband.
Beleid tersebut juga menyebut berbagai sumber pendanaan infrastruktur, di antaranya sisa dana penanggungan COVID-19 hingga pelebaran defisit yang ditargetkan dapat membiayai US$350 miliar dari total US$1 triliun.
UU Infrastruktur memfasilitasi gelontoran dana lewat berbagai proyek infrastruktur yang tentu saja dapat berdampak pada perekonomian Indonesia. Dalam proyek mobil listrik, misalnya, Indonesia tentu akan kecipratan berkah mengingat posisinya sebagai negara eksportir nikel terbesar.
Tapi, di sisi lain sumber pendanaan yang banyak mengambil porsi defisit anggaran akan membuat pemerintah AS menerbitkan lebih banyak surat utang. Di tengah ancang-ancang The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuannya, aksi tersebut bisa memicu investor untuk berbondong-bondong ke pasar obligasi pemerintah AS. Akibatnya, arus modal asing di Indonesia bisa jadi “pulang kampung”.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Pemimpin China Xi Jinping mengadakan pertemuan resmi virual selama tiga jam. Pertemuan itu membahas berbagai isu yang sempat membuat hubungan kedua negara memanas, mulai dari isu ekonomi hingga geopolitik.
Keduanya sempat saling sindir terkait situasi Taiwan yang memanas dan berbagai isu HAM yang menyerang China. Namun, baik Biden maupun Xi pada akhirnya bersepakat untuk meminimalisir konflik baik disengaja maupun tidak disengaja mengingat keduanya merupakan raksasa berkekuatan besar dalam peta geopolitik dunia.
Pertemuan ini mengindikasikan upaya kedua belah pihak untuk meredakan ketegangan geopolitik yang telah memanas selama beberapa waktu.
Seperti diketahui, tensi geopolitik adalah bentuk ketidakpastian dalam kegiatan ekonomi. Sehingga, jika kedua negara sepakat meminimalisasi tensi tersebut, maka iklim investasi bisa kondusif dan semakin banyak investor menyerbu aset berisiko.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Antara, CNBC Indonesia, Reuters, CNN, Bisnis Indonesia
Bagikan artikel ini