Selamat siang, Sobat Cuan! Baidu siapkan "senjata" AI hingga Meta ultimatum pegawainya, berikut hal yang perlu dipantau hari ini!
Persaingan teknologi kecerdasan buatan sepertinya bakal semakin ketat. Pasalnya, setelah Google mengumumkan akan melempar produk teknologi AI Bard ke pasar, kini giliran raja teknologi China Baidu yang menyebut akan merilis teknologi serupa pada Maret.
Melalui sebuah pernyataan resmi, Selasa (7/2), Baidu menyebut bahwa produk kecerdasan buatan itu akan bernama Wenxin Yiyan atau Ernie Bot dalam bahasa Inggris. Saat ini, produk tersebut masih memasuki tahap uji coba internal yang dijadwalkan rampung bulan depan.
Produk ini akan menjadi salah satu gebrakan bisnis baru perusahaan setelah menggelontorkan miliaran Dolar AS hanya demi pengembangan teknologi kecerdasan buatan. Sekedar informasi, Baidu saat ini memang tengah dalam proses transformasi dari sekadar perusahaan pemasaran daring menjadi perusahaan deep technology.
Kabar tersebut sukses menjadi katalis positif bagi pergerakan nilai saham Baidu. Kemarin, nilai saham Baidu sukses meroket 12,18% dan mengantarnya menyentuh level tertingginya sejak Maret 2022.
Transaksi Saham Baidu di Sini!
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut, bank sentral AS kemungkinan besar akan terus mengerek suku bunga acuan setelah melihat kuatnya penyerapan tenaga kerja AS pada Januari lalu.
Dalam forum Economic Club of Washington, Selasa (7/2), Powell berujar bahwa data ketenagakerjaan AS yang membara pada bulan lalu hanya akan kembali menyulut inflasi.
Akibatnya, The Fed akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi demi meredam inflasi hingga menuju targetnya, yakni 2%. “Sehingga, jika data tenaga kerja tetap di posisi yang kuat, maka artinya kami harus berbuat lebih [dalam menaikkan suku bunga acuan],” tuturnya.
Untuk diketahui, AS sukses menyerap 517.000 tenaga kerja sepanjang Januari atau hampir dua kali lipat lebih banyak dibanding 260.000 sebulan sebelumnya.
Baca Juga: Pluang Snapshot: Google Siap Unjuk Taring, Chevron Cari Kesempatan Baru
Konglomerasi media sosial Meta Platforms dikabarkan tengah meminta jajaran manajer dan direkturnya untuk bekerja secara independen tanpa bantuan anggota tim sama sekali. Jika pegawai tersebut enggan setuju dengan kesepakatan itu, maka Meta Platforms akan memaksa mereka angkat kaki dari perusahaan.
Menurut seorang sumber kepada Bloomberg, proses reorganisasi yang disebut “flattening” ini ditujukan untuk merampingkan struktur perusahaan. Dalam skema baru tersebut, jajaran manajer diharapkan hanya fokus mengerjakan tugasnya sehari-hari alih-alih melakukan supervisi terhadap bawahannya.
Nilai token RNDR, yang merupakan token utilitas milik jaringan jasa rendering terdesentralisasi Render Network, melesat 80% dalam sepekan setelah komunitas jaringan menyetujui proposal terkait model tokenomics terbaru pada Selasa pekan lalu (31/1).
Model tokenomics terbaru tersebut diketahui menggunakan model pengurangan suplai koin yang inovatif bernama Burn-and-Mint Equilibrium Model (BEM). Model anyar tersebut memungkingkan seniman untuk “membakar” sejumlah RNDR demi mendapatkan pengakuan atas karya seninya secara non-fungible, yang nantinya akan didistribusikan kepada operator node jaringan.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta ratusan aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marco Antonius
Marco Antonius
Bagikan artikel ini