Selamat siang, Sobat Cuan! AS cetak pelemahan pertumbuhan ekonomi hingga Nike sesumbar bakal cemerlang tahun ini, semua terangkum di Pluang Snapshot berikut!
Tim manajemen produsen pakaian olahraga Nike percaya diri bahwa permintaan produknya di jangka pendek akan "lebih kuat dari sebelumnya". Pernyataan itu disampaikan Direktur Keuangan Nike Matt Friend, President of Consumer & Marketplace Nike Heidi O’Neill, dan Vice President IR & Strategic Finance Nike Paul Trussell dalam sebuah pertemuan dengan tim analis JP Morgan baru-baru ini.
Mereka kemudian mengungkap serangkaian elemen yang menjadi faktor pendorong optimisme tersebut. Salah satunya adalah rencana perusahaan untuk meluncurkan serangkaian produk sepatu kategori basket, lari, dan wanita terbaru di tahun ini.
Di samping itu, perusahaan pun yakin pangsa pasarnya di China akan meningkat setelah negara tersebut mulai melonggarkan kebijakan penanganan pandeminya. Nike pun berjanji akan meresponsnya dengan memperbaiki persediaannya (inventory) di China, yang sempat turun 2% secara tahunan pada September-November tahun lalu.
Baca Juga: Pluang Snapshot: Tesla Cetak Prestasi Keuangan, BTC Didapuk Jadi Aset Unggulan
AS membukukan pertumbuhan ekonomi 2,9% secara tahunan pada kuartal IV 2022 atau melambat dari 3,2% di triwulan sebelumnya. Kendati demikian, angka tersebut sukses melampaui ekspektasi ekonom yakni 2,8%.
Dalam data yang dirilis Departemen Perniagaan AS, Kamis (26/1), pelemahan pertumbuhan konsumsi masyarakat, yang mengambil porsi 68% dari produk domestik bruto (PDB) AS, menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan ekonomi AS. Sekadar informasi, pertumbuhan konsumsi AS hanya tumbuh 2,1% di kuartal lalu atau lebih rendah dari 2,3% di kuartal III 2022.
Selain itu, penurunan investasi residensial sebesar 26,7% secara tahunan ikut menjegal laju pertumbuhan ekonomi AS.
Hanya saja, ekonom menganggap data-data tersebut sebagai bukti bahwa The Fed ternyata mampu melancarkan kebijakan moneter ketat tanpa harus mencederai pertumbuhan ekonomi. Peristiwa ini diharapkan dapat memupus kekhawatiran masyarakat terhadap ancaman resesi ekonomi AS di tahun ini.
Dua penguasa jasa pembayaran, Visa Inc. dan Mastercard Inc, mencatat nilai transaksi yang gagal menyamai ekspektasi analis di kuartal lalu.
Visa diketahui mencatat transaksi US$3,01 triliun alias lebih rendah dari ramalan analis yang dihimpun Bloomberg sebesar US$3,16 triliun. Sementara itu, Mastercard juga disebut tak mampu mencapai ekspektasi analis setelah membukukan nilai transaksi penggunanya sebesar US$1,73 triliun.
Kedua perusahaan beralasan, hal tersebut bukan terjadi akibat lesunya daya beli masyarakat sebagai imbas inflasi tinggi. Mereka berdalih, pengguna justru lebih memilih menggunakan kartu kredit atau debitnya untuk membeli produk-produk murah ketimbang berbelanja produk mewah sepanjang triwulan lalu.
Transaksi Saham Mastercard di Sini!
Platform keuangan terdesentralisasi Aave akan merilis Aave versi terbarunya, atau disebut Aave v3, di jaringan Ethereum. Hal ini terjadi setelah komunitas Aave menyetujui proposal atas rencana tersebut dalam sebuah pemungutan suara.
Dalam versi terbarunya, Aave akan mengaktivasi satu fitur eMode, yakni fitur yang memungkinkan nilai penjaminan aset dan pinjaman yang disalurkan melalui protokol tersebut dapat berkorelasi kuat dengan harga-harga aset kripto yang sebenarnya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta ratusan aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini