Selamat pagi, Sobat Cuan! Penasaran bagaimana kinerja pasar pada Selasa (21/12) pagi ini? Yuk, simak Rangkuman Pasar berikut!
Trio indeks saham AS kompak terjungkal pada sesi perdagangan Senin (20/12) waktu setempat. Nilai indeks S&P 500, Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan Nasdaq sama-sama melorot 1,2% di waktu yang sama.
Ketiga indeks saham Wall Street melorot setelah pelaku pasar melakukan panic selling akibat meningkatnya kekhawatiran akibat maraknya penyebaran COVID-19 varian Omicron. Ya, pelaku pasar takut bahwa varian tersebut bikin pertumbuhan ekonomi global menjadi tak pasti. Apalagi, varian Omicron sendiri telah menyerang 43 dari 50 negara bagian AS.
Alhasil, saham-saham perusahaan yang kinerjanya dipengaruhi siklus ekonomi (cyclical stocks) langsung memble, utamanya saham sektor finansial.
Performa saham sektor finansial makin terpukul setelah anggota Senat AS Joe Manchin mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung Rancangan Undang-Undang (RUU) investasi domestik senilai US$1,75 triliun.
Baca juga: Pluang Pagi: Varian Baru COVID Merebak, Pasar Kripto Kembali Merangkak
Langit mendung nampak masih menggantung di atas pasar kripto pada Selasa pagi. Melansir Coinmarketcap pukul 08.16 WIB, tujuh dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar tersungkur di zona merah dalam sehari terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH), dua punggawa aset kripto, masing-masing terjun 0,49% dan 0,94% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, nilai trio "Ethereum killer" Cardano (ADA), Solana (SOL), dan Polkadot (DOT) masing-masing lunglai 1,51%, 4,29%, dan 4,28% di waktu yang sama.
Secara umum, pelaku pasar tengah enggan masuk ke pasar kripto lantaran sedang tidak nafsu masuk pasar kelas aset berisiko. Hal ini terjadi setelah AS, dan negara lainnya, sedang diliputi kekhawatiran terkait penyebaran COVID-19 varian Omicron. Makanya, pelaku pasar tak tergugah untuk membeli aset kripto ketika harganya mumpung murah (buy the dip).
Selain itu, pelaku pasar juga khawatir dengan rencana beberapa negara yang kian mengetatkan regulasi atas aset kripto. Salah satunya adalah India yang menurut laporan terakhir, berencana untuk melarang secara penuh aktivitas berbau aset kripto. Hal ini diketahui dari seorang sumber yang mengikuti rapat tingkat pemangku kebijakan bank sentral AS pada Jumat (17/12).
Meski pasar kripto terpantau masih oleng, namun harga Yearn Finance (YFI) masih terlihat nyelonong 10,72% dalam sehari terakhir. Nilai YFI masih mendapat sentimen positif setelah pengembangnya mengumumkan pembelian kembali (buy back) token YFI secara agresif.
Harga emas spot melorot 0,58% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$1.790,05 per ons. Nilai sang logam mulia melorot setelah pelaku pasar mengantisipasi kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun setelah bank sentral AS The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan Fed Rate sebanyak tiga kali tahun depan.
Sekadar informasi, kenaikan yield obligasi AS akan membuat opportunity cost dalam menggenggam emas meningkat. Sebab, emas bukanlah aset yang menghasilkan imbal hasil periodik layaknya obligasi.
Baca juga: Pluang Pagi: Inflasi Masih Jadi Sorotan, Aset Kripto ‘Pingsan’
Nilai Dolar AS bertengger di 96,52 pukul 07.30 WIB, luruh 0,137% dibanding sehari sebelumnya. Nilai sang aset greenback melorot mengikuti penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Galih Gumelar
Galih Gumelar
Bagikan artikel ini