Mengawali Kamis (14/10) pagi, Sobat Cuan bisa menyimak rangkuman pasar dalam Pluang Pagi berikut!
Tiga sekawan indeks saham Amerika Serikat terlihat tidak satu suara pada perdagangan Rabu (14/10) waktu AS. Di satu sisi, nilai S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melompat 0,3% dan 0,73%. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average malah ditutup stagnan.
Penguatan nilai indeks S&P 500 dan Nasdaq ditopang oleh aksi investor yang memborong saham raksasa teknologi seperti Amazon.com Inc, Alphabet, dan Microsoft Corp yang dikenal sebagai growth stocks. Mereka melancarkan aksi ini mumpung kinerja saham-saham growth stocks belum lunglai gara-gara pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS The Fed.
Ya, investor meyakini bahwa The Fed akan mengetatkan kebijakan moneter setelah data inflasi AS September terlihat mencengangkan.
Biro Statistik dan Ketenagakerjaan AS merilis bahwa indeks harga konsumen AS September naik 0,4% secara bulanan, melebihi capaian Agustus dan estimasi analis di angka 0,3%. Alhasil, tingkat inflasi AS tahunan September bertengger di posisi 5,4%, naik 0,1 persen poin dibanding 5,3% di Agustus. Nah, inflasi yang kian merongrong akan menjadi dasar pertimbangan utama The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya.
Jika inflasi tinggi terus berlanjut, maka kinerja pasar saham diperkirakan makin ambyar lantaran pelaku pasar akan segera berpaling ke pasar obligasi.
Harga Bitcoin terlihat ngaso di kisaran US$57.500 per keping, atau naik 2,44% dalam sehari terakhir. Sementara itu, koin native Ethereum, Ether (ETH), ikut melonjak 3,36% ke kisaran US$3.600 di waktu yang sama.
Dua punggawa utama kancah kripto ini memang terlihat kejar-kejaran seJak awal Oktober. Sejauh ini, Bitcoin bisa dibilang jadi juaranya dengan pertumbuhan nilai 35% sejak awal bulan.
Ada kemungkinan, pelaku pasar masih ragu dengan kemampuan Ethereum dalam bermigrasi dari sistem algoritma konsensus Proof-of-Work ke Proof-of-Stake. Sementara itu, investor nampaknya makin mengakui BTC sebagai aset investasi yang sahih. Data Coinshare menunjukkan investor institusi telah menyuntik lebih dari US$226 juta ke produk-produk Bitcoin sepanjang pekan lalu.
Ketika BTC dan ETH sibuk kejar-kejaran, Binance Coin (BNB) justru sedang on fire. Dalam 24 jam terakhir, nilainya melesat 15% dan kini nongkrong di posisi US$470,1 per keping. Harga BNB ngebut setelah Binance mengumumkan proyeknya ke-22 di Binance Launchpad, yakni Lazio Fan Token (LAZIO).
Harga emas spot terlihat di level US$1.791,87 per ons pada pukul 07.30. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk kontrak Desember terlihat di level US$1.792,5 per ons.
Harga emas mendekati level psikologis US$1.800 pada Kamis (14/10) pagi gara-gara inlasi AS September yang meradang. Di samping itu, kenaikan harga minyak bumi dan komoditas lain juga ikut mendongkrak nilai sang logam mulia tersebut.
Kenaikan harga emas memang tak mengherankan. Sebab, investor tentu akan memburu emas sebagai aset aman (safe haven) ketika mereka keringat dingin gara-gara melonjaknya inflasi.
Nilai indeks Dolar AS terlihat loyo 0,4% ke level 94,03 pada pukul 07.35 WIB. Hal ini, lagi-lagi, terjadi setelah Biro Statistik dan Ketenagakerjaan AS merilis inflasi tahunan September di 5,4%.
Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di 6.536,9 poin pada penutupan perdagangan Rabu (14/10). Peristiwa ini menandai kembalinya IHSG ke atas level psikologis 6.500 dalam 16 bulan terakhir.
Hanya saja, pergerakan IHSG diramal akan cukup volatil pada hari ini seiring reaksi investor atas tingkat inflasi AS September yang bikin heboh.
Kendati demikian, emiten sektor perkebunan, seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), mungkin bisa mengakhiri sesi perdagangan Kamis dengan senyum lebar. Pasalnya, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) kini sudah menyentuh 5.000 Ringgit Malaysia per ton.
Di samping itu, laju emiten perkebunan hari ini juga akan didorong sentimen anyar dari India. Negara Bollywood tersebut akan memangkas bea dan pajak impor CPO dari 24,75% ke 8,25% mulai hari ini, Kamis (14/10), hingga Maret 2022 mendatang. Selain itu, India juga memangkas bea impor dan pajak bagi minyak kelapa sawit yang telah dimurnikan (refined palm oil) dari 35,7% ke 19,25%.
Selain emiten perkebunan, investor juga disarankan memantau saham emiten-emiten sektor old economy, seperti PT Astra International Tbk (ASII); PT Bank Central Asia Tbk (BBCA; dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, yang belakangan ini tengah digandrungi investor.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini